*Alexa POV*
"Alexa? Kau menangis?" aku lihat Calum entah darimana datangnya menyapaku. Aku segera memeluknya, dan menangis sejadi-jadinya didadanya. "Hei, hei. Kau kenapa Al?" tanyanya. Aku masih belum bisa menceritakan semuanya. Dadaku masih terasa sesak "Baiklah, tenangkan dirimu dulu, kalau sudah tenang kau bisa ceritakan semuanya padaku" ucapnya lembut.
Calum mengusap rambut dan punggungku. Damai. Itulah yang aku rasakan sekarang. Usapan Calum dipunggung dan balakang kepalaku membuatku merasa lebih tenang. Sedikit demi sedikit sesak yang dibuat Ashton tadi mulai mereda, berganti ketenangan. Kulepaskan pelukanku tadi dari Calum. Kaus hitamnya sudah basah karna air mataku.
"Kau sudah tenang? Ayo ikut aku" Ucapnya. Calum menggandeng tanganku lembut
"Kemana? Kita akan kemana? Aku tak mau kejadian tahun lalu terjadi lagi Cal" ucapku
"Tidak akan. Aku tidak lagi perduli dengan mereka. sekarang ayo ikut aku" ucapnya. Sambil terus menarikku lembut
"Kedai bubur?" Yap. Sekarang aku dan Calum tengah berada di kedai bubur dekat apartementku. Kedai bubur favoritku
"Aku tau, pasti kau sangat lapar kan? Menangis itu menguras tenaga Al. Sebelum kau ceritakan semuanya, sebaiknya kau makan dulu. Oke?" Calum ada benarnya juga. Aku memang sangat lapar karna menahan nangis tadi.
"Hehehe. Kau tau saja Cal" Calum memesan 2 mangkuk bubur pada pelayan "Oiya, sedang apa kau didepan apartementku Cal" aku sampai lupa menanyakannya
"Huh? Hmm. Sebenarnya aku ingin mengajakmu sarapan. Lalu aku melihatmu didepan apartement sedang menangis. Oiya, kemana Anna? Kau tidak bersamanya?" Entah kenapa sekarang aku sedikit sensitif dengan nama itu. Tidak, aku tidak membencinya. Hanya saja, entahlah. "Hei Al? Apa yang terjadi padamu sih? Sepertinya kau benar-benar kacau hari ini." Aku hanya menjawab dengan seulas senyum tipis untuknya. Sebegitu kacaunyakah aku?
"Sekarang kau makan dulu ya buburnya. Lalu ceritakan semuanya. Aku akan dengarkan semuanya" Ucapnya. Aku hanya mengangguk setuju.
***
"Jadi? Kau sudah siap untuk menceritakan semuanya?" kini kami -Aku dan Cal- sedang berada ditepi danau yang berada ditaman tidak jauh dari sini
"Entahlah Cal, aku akan mulai menceritakannya darimana" ucapku lesu
"Ceritakan dari awal sampai akhir. Haha" Kekehnya
"Cal, apa kau pernah menyukai seseorang. Tapi ternyata orang yang kau sukai, menyukai sahabatmu?" tanyaku padanya
"Untuk saat ini belum. Dan aku harap jangan sampai terjadi"
"Kalau itu terjadi padamu? Apa yang akan kau lakukan? Merelakan dia untuk sahabatmu atau kau akan memperjuangkannya?" tanyaku padanya. Aku tidak yakin dengan pertanyaanku.
"Entahlah, aku akan dilanda dilema yang parah kalau sampai itu terjadi" ucapnya
"Hmm" aku hanya mengangguk-anggukan kepalaku saja
"Kau sedang mengalami itu? Itu yang membuatmu menangis?" tanyanya padaku
"Entahlah, tapi aku rasa iya" ucapku ragu
"Orang yang kau suka menyukai Anna?"
"Hmm" dan lagi, aku hanya mengangguk-anggukan kepalaku.
"Oh, Alexa. Aku mohon, jangan menangis lagi" Menangis? Aku menangis? Ku usap pipiku, dan ternyata benar. Aku menangis, aku benar-benar tak sadar kalau aku menangis lagi. Calum mendekapku lagi. Dan lagi-lagi aku rasakan kedamaian itu datang lagi. Entahlah, aku menyukai pelukan Calum. Pelukannya sangat hangat. Beruntung sekali wanita yang bisa memilikimu Cal. Kau memiliki pelukan yang dapat menenangkan hati.
"Aku tau ini berat untukmu. Aku tau kau tidak bisa memilih satu diantara mereka berdua. Aku tau seberapa dekatnya kau dengan Anna. Dan aku tau seberapa sakitnya kau Al" ucapnya
"Tidak. Kau tidak tahu Cal. Kau tidak pernah merasakannya! Hiks.. hiks.. orang yang aku suka menyukai sahabatku sendiri cal. Sahabatku!!" Suaraku meninggi, aku tidak bisa menguasai diriku "Hiks.. hikss Ash menyukai Anna. Hiks.. hiks.." suaraku melemah
"Ash? Kau menyukai Ashton?" tanyanya
"Aku mencintainya Cal. Aku men-cin-ta-i-nya hiks..."*Calum POV*
"Tidak. Kau tidak tahu Cal. Kau tidak pernah merasakannya! Hiks.. hiks.. orang yang ku suka menyukai sahabatku sendiri cal. Sahabatku!! Hiks.. hikss Ash menyukai Anna. Hiks.. hiks.." Ash? Alexa menyukai Ashton?
"Ash? Kau menyukai Ashton?"
"Aku mencintainya Cal. Aku men-cin-ta-i-nya hiks..." Sekarang aku tau sakitnya menjadi dirimu Al. Aku tahu rasanya. Aku tahu betapa sakitnya.
"Kini aku tau betapa sakitnya dirimu Al. Aku tau perasaanmu sekarang. Tenangkanlah dirimu, aku akan tetap disini sampai kau baikan" ucapku.
"Maafkan aku selalu merepotkanmu Cal" aku senang kau repotkan Al. Itu berarti aku masih kau butuhkan
"Tidak. Kau sama sekali tak merepotkanku Al" ucapku. Masih kuusap lembut rambut Alexa.
"Menurutmu Ashton akan menyatakan cintanya pada Anna?" tanyanya tiba-tiba
"Huh? Entahlah"
"Aku takut kalau mereka berpacaran. Betapa sakitnya aku. Tapi aku harus belajar merelakannya. Iya kan Cal?" merelakannya? Aku harus merelakan Alexa menyukai Ashton? Kenapa aku tidak bisa rela ya? "Cal? Kau kenapa?"
"Tidak Al. Aku tak apa"
*Alexa POV*
Drrttt... drrttt..
Aku rasakan ponselku bergetar. Aku lihat dilayar handphoneku. Anna menelfonku. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Mengangkatnya atau tidak. Aku putuskan untuk mematikannya. Moodku sedang tidak baik dengannya. Dia masih terus menelfonku. Mungkin dia khawatir karna aku tidak mengabarinya sejak aku pergi tadi
" Al? Telfon dari siapa? Kenapa tidak kau angkat?" tanya Cal padaku.From: Anna Olivia Hemmings
Kau dimana Al? Apa kau baik-baik saja? aku mohon angkat telfonku. Aku membutuhkanmu Al
Anna membutuhkanku?
"Dari Anna? Kenapa kau tak mengangkatnya Al? Dimasalah ini Anna tidak bersalah Al. Bahkan dia tidak tahu kan kalau Ashton menyukainya?" Calum ada benarnya juga. Anna tidak tahu dengan semua masalah ini. Aku memang tidak seharusnya menyalahkannya.
Ddrrtttt.... ddrrtt..
Anna menelfonku lagi. Aku segera menggeser warna hijau dilayar handphoneku
"Halo Al?"
"Al? Kau disana? Hikss.. hikss.." Anna menangis?
"Al? Kau dimana? Pulanglah. Aku ingin menceritakan sesuatu denganmu. Hiks.. hiks.." Isakannya semakin terdengar
"Anna? Kau kenapa? Apa yang terjadi padamu?" aku mulai khawatir dengannya. Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia sampai terisak seperti itu
"Pulanglah. Akan aku ceritakan semuanya. Hiks.. hiks..."
"Heyy. Jangan menangis lagi An. aku akan segera pulang. Aku mohon jangan menangis lagi" Segera aku tutup telfon darinya.
"Ada apa Al?" Tanya Calum padaku
"Aku tidak tahu. Tiba-tiba Anna menangis. Tolong antarkan aku pulang Cal" Aku dan Cal segera menuju parkiran dan melesat cepat menuju apartementku.
Tak lama, aku dan Cal pun sampai didepan apartementku
"Ingin mampir?" tawarku padanya
"Tidak. Aku yakin kalian butuh waktu berdua. Aku mohon jangan luapkan emosimu padanya. Karna Anna benar-benar tidak bersalah. Aku yakin kau sahabat yang baik untuknya. Aku percaya padamu. Sekarang datanglah pada Anna. Tanyakan apa yang terjadi padanya" ucap Cal bijak. Calum memang pria yang baik. Aku tak menyangka dia bisa sedewasa itu. aku hanya menganggukan kepalaku mantap, lalu meninggalkannya.
Setelah sampai di ruang apartementku. Aku mencari Anna. Aku mendengar isakan tangis dari dalam kamar kami. Aku melihat ia meringkuk didepan jendela yang terletak dikamar kami. Wajahnya benar-benar kacau. Matanya yang sembap. Rambutnya yang berantakan. Makeup nya yang terkena air matanya membuat wajahnya tambah terlihat kacau
"Anna. Kau kenapa? Apa yang terjadi padamu An?" ucapku memeluknya
"Luke Al. Luke" Tangisnya semakin pecah. Ia memelukku erat
"Luke kenapa? Ada apa dengan Luke?" tanyaku
"Luke mencintai wanita lain Al. Dia menyukai wanita lain. Aku terlalu bodoh untuk mengharapkannya Al. Aku memang tidak pantas untuknya. Aku hanya seorang fans! Dia memang hanya idola untukku. Dan akan terus begitu. Aku bukan apa-apa untuknya. Bodohnya aku menganggapnya sebagai pria biasa. Aku bodoh Al mengaharapkan lebih darinya. Aku bodoh!" ucap Anna. Isakannya semakin kencang.
Aku tidak tega mendengarnya menangis seperti itu. Ia selalu menghibur dan selalu ada saat aku menangis. Tapi sekarang? Aku malah menghilang begitu saja saat dia membutuhkanku. Bahkan aku mereject telfon darinya. Aku memang teman yang jahat. Aku tak pantas untuknya.
"Ck. Bagaimana aku bisa mengharapkan lebih darinya ya Al? Kalau nyatanya banyak wanita yang lebih baik dariku. Apa yang aku fikirkan sih selama ini. Sudah bisa menjadi sahabatnya saja harusnya aku sudah bersyukur. Haha, aku malah berharap lebih. Bodohnya kau Ann" Ucapnya dengan diselingi tawa miris. Anna memang ada benarnya. Aku hanya seorang fans. Aku tidak pantas untuknya. Banyak wanita yang lebih pantas untuk Ashton. Dan itu kau An. kau pantas untuk Ashton. Sangat pantas
"Al? Kau mendengarkanku?" Anna meregangkan pelukannya
"Aku mendengarkanmu Ann" aku hanya bisa memberikan seulas senyum. Aku tidak tau harus berkata apa padanya. Waktunya benar-benar tidak tepat. Aku juga mengalami hal yang sama denganmu Ann. dan aku tidak bisa menceritakannya padamu
"Aku tau apa yang kau rasakan Ann. Mungkin Luke memang bukan untukmu. Mungkin Calum, atau Michael yang akan menjadi milikmu. Atau Ashton?" ucapku menghibur Anna. Aku terkekeh miris untuknya.
"Tidak mungkin Ashton. Ashton kan milikmu Al" ucapnya menggodaku
"Haha. Aku harap Ann. Aku harap" ucapku dengan tawa miris
"Tadi kau kemana Al? Sampai tidak menjawab telfonku. Haha" ucapnya. Begitulah Anna. Benar-benar wanita yang tegar. Seberat apapun masalahnya, selalu ia rasakan sendiri. Ia benar-benar tak ingin melihat orang lain sedih atau khawatir dengannya. "Abis jalan dengan Ashton yaaa?" tanyanya menggodaku
"Tidak. Tadi aku pergi dengan Calum" ucapku.
"Benarkah? Aku pikir kau dengan Ashton. Tadi Michael mengirimiku pesan, dan dia bilang Ashton pergi pagi-pagi sekali. Dia pikir Ashton kesini. Aku pikir dia pergi denganmu" ucapnya. Aku memang pergi dengannya Ann. Tapi aku malas untuk membahas hal itu sekarang
"Tidak. Tadi aku dengan Calum Ann" ucapku dengan memasang senyum palsu padanya.*to be continued*
Howwww? Buruk banget yaa? Wqwq iya aku tau kok. Makasih yang udah setia vomment selama ini. Makasih juga para silent readers yang masih setia baca cerita abal ini. Makasih banyaaak :)
10 Mei 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone or Fanszone? • 5SOS (HIATUS)
FanficBaca aja daripada penasaran. Ini cerita slowupdate bgt betewe, efek authornya korban tugas dosen (jgn ambigu yeaaa xP) But, kalo yg comment byk dan bikin semangat authornya, pasti cepet dilanjut kokkk. Vomments makanya jgn lupa xP © 2015 by Lashto...