Romusha 11 IPS 1
Agung send a picture
Nanda: Gung, salah grup goblok!
Agung: Eh, Astaga
Agung delete the picture
Mahira: Ada apaan ya? Lo kirim apa Gung?
Shenna: Apaan nih? Hayo, Agung salah kirim apa?
Agung: Bukan apa-apa kok. Contekan PR Bahasa Indonesia yang dikumpul besok
Jeje: Besok nggak ada pelajaran Bahasa Indonesia, Gung
Shenna: Hayo Agung, kok mencurigakan ya..
Zerin send a picture
Zerin: Telat! Udah gue screenshot HAHA
Mahira: Wah, si Agung gercep,
Jeje: Gila sih lo itu. Sampe nge-stalk Instagramnya. Nggak sopan tahu
Zerin: Mampus nggak lu, kena ceramah bu sekretaris hahay
Shenna: Eh, anaknya belum dimasukin ke grup ya?
Mahira: Masukin dong Ze, kan seru kalo gibah ada orangnya langsung
Agung: Sialan ya lo, Zerin. Nanda, keluarin ni kutu loncat dari grup sih!
Zerin remove Agung from the group
Zerin: Lupa ya dia, gue kan admin juga haha
Zerin add +628828745xxx to the group
Freya membaca chat dari teman-temannya di grup tanpa berniat untuk ikut nimbrung. Pandangannya fokus pada gambar yang dikirim ulang oleh Zerin. Freya mengetuk gambar tersebut, ibu jari dan jari telunjuknya ia bentangkan di atas layar guna memperbesar gambar. Nampak dengan sangat jelas, seorang cewek berambut cokelat terang duduk di kursi dan berpose meletakkan tangan di dagu. Matanya yang berwarna cokelat terang fokus pada arah kamera yang tertuju padanya.
Dibalut baju dengan model turtle neck, lipstik tipis berwarna merah ceri dan kulitnya yang seputih susu, cewek itu terlihat seperti selebgram yang sering berseliweran di beranda Instagram Freya. Tanpa di zoom-in seperti ini pun, orang yang bermata normal pun bisa melihat, cewek di foto tersebut cukup cantik. Freya memperhatikan semua yang terlihat di situ. Sepertinya cewek itu sedang berada di sebuah kafe outdoor namun Freya merasa asing dengan suasana yang menjadi background foto. Bangunan-bangunan di belakang tidak seperti bangunan yang ada di Indonesia. Apalagi di kota mereka.
"Fe, itu ada yang mau bayar. Kok kamu malah main hp," tegur Mbak Mei. Pegawai rumah makan.
Freya kelabakan meletakkan ponsel dan tersenyum begitu bersitatap dengan pelanggan yang hendak membayar. Dengan suara yang ringan dan halus, ia bertanya apa saja yang di pesan dan memberi tahu total harga yang harus dibayar. Begitu menerima selembar seratus ribuan dari tangan pelanggan, dengan cekatan, ia mengambil kembalian di dalam laci kasir dan memberikan kepada pelanggan di depannya dengan senyum ramah.
Selesai dengan pelanggan tadi, Freya kembali sibuk dengan ponsel. Pada kolom pencarian Instagram Freya mengetikkan nama.
Khannaya Kvirkanova
Freya mengetuk profil paling atas. Matanya yang tajam dengan teliti melihat kiriman di akun tersebut. Tidak ada banyak kiriman. Hanya tujuh postingan dan tidak ada sorotan. Freya mengenali salah satu tempat yang ada di foto dan melihatnya.
BRAKK
Ponsel seketika terlepas dari tangan Freya. Ia menyentuh dadanya. Mbak Mei yang sedang membersihkan meja berseru pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Inside [END]
Teen FictionApa yang paling ditakutkan primadona sekolah? Kehilangan atensi. Freya hanya bisa menahan geram, saat semua perhatian yang biasanya tertuju padanya, kini berpindah pada orang lain. Khannaya. Murid baru yang sejak kehadiran pertama kali, berhasil m...