Khannaya meraih botol minum yang diulurkan Jeje. Teman-temannya menahan napas. Lewat ekor matanya, Freya bisa melihat wajah Khannaya kaku. Menyiratkan rasa kesal, bukan lagi rasa takut dan terkejut seperti ketika teror pertama dan kedua. Freya mengernyit jijik saat botol transparan itu berada di genggaman tangan Khannaya. Bulu kuduknya meremang. Peneror itu benar-benar gila.
Peneror memasukkan dua belalang ke dalam botol minum Khannaya. Itu belum seberapa. Ia juga memotong kepala belalang dan memisahkan dari badannya. Jadi kepala dan badan belalang mengambang secara terpisah di dalam botol. Freya rasa, peneror ini doyan menonton film thriller dan mempraktekannya ke Khannaya.
Khannaya mencopot kertas yang tertempel di bawah botol. Sama seperti dua kertas teror sebelumnya, kertas itu ditulis dengan tinta yang menyerupai darah. Freya mengintip tulisan di kertas.
surprised enough already? leave this school if you want your life back to normal
Mata Freya menyipit, sesuai dugaan Freya sebelumnya. Teror yang selama ini dialami Khannaya bukan hanya iseng. Orang itu memang tidak menyukai Khannaya. Zerin dan beberapa teman lainnya ikut maju dan membaca surat teror tersebut. Dengan dramatis, Zerin menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan tangan lalu berujar,
"Tuh, kan, bener kata gue. Peneror ini nggak cuma iseng.""Tapi dia niat banget, sih."
"Eh, orang yang udah terlanjur nggak suka sama seseorang itu, pasti bakal ngelakuin apa aja. Supaya orang yang nggak dia suka bisa pergi dari hidup dia."
Freya merasa tergelitik dengan ucapan Zerin.
Khannaya berniat untuk membuang isi dari botol minumnya. Tapi langkahnya terhalang, Nanda berdiri di depannya dan mengulurkan tangan.
"Biar gue aja yang buang," ujarnya. "Kalian jangan ember ke mana-mana ya. Karena kejadian ini di dalem kelas. Cukup anak kelas aja yang tahu. Jangan sampe heboh kayak kejadian pas Hari Sumpah Pemuda kemarin." Nanda memberi perintah kepada semua orang yang ada di kelas.
Nanda berjalan ke jendela, dan membuang air minum beserta belalang ke jendela samping. Air dari jendela samping akan jatuh ke tanah kosong yang ditanami rumput. Setelah itu, mengembalikan botol minum ke pemiliknya.
Khannaya menerima botol minum dan tersenyum tipis saat berterima kasih. Wajahnya nampak terlalu tenang untuk seseorang yang baru saja terkena serangan teror. Khannaya menoleh pada Freya.
"Fe, kamu mau ke kantin, nggak?"
Freya mengangguk.
"Tolong titip air mineral satu botol, ya."
Freya mengangguk lagi.
Freya kemudian meninggalkan Khannaya yang sedang membaca ulang surat teror sambil termenung.
***
Freya terbengong, menatap Nanda dengan tatapan menyelidik.
"Kenapa lo curiganya sama gue?"
"Elia temen elo, kan?" Nanda balik bertanya. .
Freya mengangguk. "Bukan berarti gue yang nyebarin, ya." Freya menjawab defensif.
Ia dan Nanda sedang berada di lorong dekat gudang olahraga lantai satu. Tiba-tiba saja, saat Freya baru keluar dari mushola, Nanda menariknya dan mengintrogasi dirinya.
"Terus siapa? Kan gue udah bilang, hal kayak gini biar kita-kita aja yang tau. Kasihan si Khannaya, tiap dia keluar, ada aja yang gunjingin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Inside [END]
Teen FictionApa yang paling ditakutkan primadona sekolah? Kehilangan atensi. Freya hanya bisa menahan geram, saat semua perhatian yang biasanya tertuju padanya, kini berpindah pada orang lain. Khannaya. Murid baru yang sejak kehadiran pertama kali, berhasil m...