Bad Inside: 03

82 9 3
                                    

Freya hampir telat pagi ini. Pintu gerbang hampir menutup sepenuhnya tadi. Baru kali ini Freya ingin mengutuk peraturan sekolah yang mewajibkan gerbang utama ditutup sepuluh menit sebelum jam pertama dimulai dan membuat semua orang harus berangkat lebih pagi. Semua ini notifikasi kemarin sore. Begitu mendapat notifikasi jika Khannaya mengikuti dirinya di Instagram, Freya langsung membuka akun Instagram milik Khannaya.

Matanya membelalak lebar saat menemukan tanda love merah di salah satu postingan.Di postingan yang tadi ia tunjukkan ke Erhan.Jika dipencet lagi, tanda love merah itu memang bisa hilang. Tapi sudah terlambat. Makanya tadi pagi, Freya sudah menciptakan keributan di kamar Erhan.

"Uda, ini Uda yang nge-love kan?" Freya menunjukkan layar ponselnya ke depan wajah Erhan yang baru bangun tidur.

Dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, Erhan melihat layar ponsel Freya dan terlihat berpikir sebentar. "Iya kali, Fe. Uda juga nggak terlalu inget,"ujar Erhan santai. Ia mengabaikan wajah adiknya yang sudah memerah karena menahan kesal.

"Ishh, Uda ngapain pake like segala sih?! Pake akun aku, pula. Kan ini dia jadi tahu kalau aku stalk dia, Da.."

"Ya udah sih, Fe. Nggak masalah kali, kalau kamu sukain foto dia. Temen kamu kan katanya? Wajar aja kalo temen saling like foto di Instagram. Jangan terlalu angkuh lah. Sampe perihal like foto aja jadi masalah besar buat kamu," jawab Erhan menohok.

Pertengkaran tadi pagi dihentikan dengan kehadiran Ayah yang muncul dan mengingatkan Freya untuk segera bersiap ke sekolah.

Angkuh katanya?!

Freya menggenggam tali ranselnya dengan erat. Mengingat kalimat Erhan tadi pagi. Kalau itu postingan tahun ini atau bulan ini, Freya tidak terlalu mempermasalahkan mungkin. Tapi itu postingan bulan Mei tahun 2021 astaga. Tidak mungkin muncul di berandanya begitu saja. Khannaya pasti tahu jika Freya stalking dirinya. Entah apakah Freya masih bisa menyapa jika bertemu Khannaya nanti. Cewek itu pasti diam-diam mengejek dirinya.

Freya mempercepat langkah kakinya. Sembari tetap tersenyum kepada siapa pun yang menyapa dirinya pagi ini. hal seperti ini sudah jadi rutinitas dalam kehidupan SMA Freya setahun terakhir. Meskipun agak melelahkan, Freya menyukai semua perhatian yang ia dapat.

"Freya! Tunggu sebentar." Freya memutar tumit, ketika mendengar seseorang menyerukan namanya dari belakang. Wali kelas-nya melambaikan tangan.

"Iya Bu, ada apa?" tanya Freya begitu sampai di hadapan Bu Rina—wali kelasnya—

"Nanti tolong kamu kasih ke Jemilyn,ya. Minta dia untuk tulis ini di papan tulis. Kisi-kisi ulangan harian minggu depan. Ibu kayaknya agak telat karena harus rapat sebentar." Bu Rina menyerahkan kertas kepadanya Freya.

Freya menerima kertas tersebut sambil melirik isinya. Saat ia hendak berbalik, seseorang keluar dari ruang guru. Mereka bersitatap sejenak, orang itu melempar senyum tipis yang dibalas Freya dengan senyum tipis pula. Ia berusaha sebisa mungkin tidak melemparkan senyum selebar matahari.

Agam Yudhistira. 12 IPS 2. Tinggi, bermata sipit dan berkaca mata. Makanan favoritnya seblak ceker dan soto ayam. Minuman favoritnya es teh tawar. Cowok yang Freya sukai sejak masa MPLS.

Namun senyum manis tersebut hanya bertahan selama beberapa detik, menghilang berbarengan dengan kemunculan seseorang dibalik tubuh Agam.

Aduh.. keluh Freya dalam hati.

Freya berusaha tetap mengembangkan senyum.

"Eh, ada Freya. Ngambil tugas, Fe?"

"Iya, Bu,"jawab Freya sopan.

Bad Inside [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang