Maaf jika ada kesamaan alur cerita, latar cerita, dan nama tokoh. Kisah ini murni tidak menjiplak
'Semua orang juga akan menemui perpisahan tapi bukan untuk hari ini'
Selamat membaca
*
*
*
"Sudah aku katakan berkali kali kak. Aku tidak ingin keluar dan bergaul dengan mereka" ujar Zatir
"Ayolah, Zatir. Kamu pasti akan menyukai mereka dan berteman bersama mereka" bujuk Arni
"Zat, jangan keras kepala deh lo. Ayo kita keluar, lo mau ke sungai gak?" tanya Arga
"Gak" jawab Zatir singkat
"Dih, susah banget ngajakin lo keluar. Cuma keluar rumah doang ini lohh, malah kita yang jadi ngemis ngemis mohon ke lo buat lo bisa keluar" balas Arga panjang lebar. Dia sangat kesal kenapa harus susah susah nyuruh Zatir keluar rumah, kan tinggal biarkan saja maunya sendiri
"Arga!! Kamu kalau ngomong mikir dulu dong. Jangan tinggal main ngomong aja, gak mikir apa perasaan nya orang" bentak Arni marah
"Iya iya" jawab Arga membuang wajahnya
'Tch, udah gue bilang gak ya gak. Kalian ini udah budeg ya?' umpat Zatir di dalam hati nya, kesal
"Kalau kamu gak mau yaudah. Kakak mau ke sungai bareng Arga" pasrah Arni
"Anak anak di larang ke sungai tanpa pengawasan orang dewasa" peringat Zatir
"Tau, itu sebabnya Ayah dan Mama ikut. Lo mau sendirian aja di rumah?" tanya Arga
"Ya" jawab Zatir berbalik kemudian pergi ke kamar
"Tch, nih bocah! Semalam minta maaf sekarang menghindar"
"Sudaahh"
Setelah kepergian mereka, Zatir hanya berbaring di atas kasur menatap langit langit. Dia tidak ingin keluar, bergaul, dan pergi ke acara pesta apapun itu. Satu kata sendiri. Yang dia inginkan hanya sendiri, tidak ingin berteman maupun ke acara yang sangat ramai. Dia tidak menyukai keramaian melainkan kesepian
Karena kesepian lah yang bisa membuat nya tenang. Di dalam pikiran nya, kenapa susah susah berteman malah endingnya di bikin kecewa dan sakit hati, lebih baik sendiri tidak ada yang bisa membuat diri sendiri kecewa
"Assalamu'alaikum" teriak seorang anak kecil di luar rumah
"Tch, siapa lagi ini? Gue mau sendiri" grutuhnya, seakan sadar dari perkataan nya Zatir segera beristighfar. Dia tidak boleh mengumpat dan harusnya menjawab salam
Ia menuruni anak tangga satu persatu dan kemudian membuka pintu
Ceklek!
"Wa'alaikumussalam. Siapa?" tanya Zatir dingin
"Bi Nur ada?" tanya anak itu
"Gak" jawab Zatir
"Oh, Bibi ada di mana? Soalnya aku di suruh Emak ngambil baju yang sudah di jahit kan oleh Bibi"
"Ke sungai"
"Kapan Bibi pulang?"
"Gak tau"
"Kalau kakak Arni dan abang Arga di mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zatir
NonfiksiWAJIB MEMBACA DULU BARU BERKOMENTAR!! Zatir, lelaki bercap cowok berandalan, mafia, gus, dan ustadz Memiliki nama asli Yusuf Syahreza Putra. Mengapa Zatir? Karena Zatir adalah nama kesukaan yang keluarga nya memanggilnya dengan sebutan Zatir Zatir...