Maaf jika ada kesamaan alur cerita, latar cerita, dan nama tokoh. Kisah ini murni tidak menjiplak.
'Gue memang memiliki sebuah Geng, tapi geng bukan hanya untuk bersenang-senang tapi bisa juga menjadi sebuah pasukan penolong'
Selamat membaca
*
*
*
Tidak terasa 11 tahun sudah berlalu kini Zatir menginjak usia yang ke 14 tahun. Zatir yang tengah bersiap siap pergi ke sekolah dengan seragam serba putih biru tak lupa dengan dasi juga topi SMP nya
Setelah selesai bersiap siap akhirnya dia turun dan pergi ke ruang makan untuk sarapan
"Ayah, kakak dan abang di mana?" tanya remaja itu yang terlihat sangat tampan dengan wajah yang merupakan keturunan Jepang dari Abahnya, Fatir
"Mungkin masih tertidur" jawab pria tinggi yang berada di depan nya tengah sibuk membaca koran
Rumah megah dan besar ini bukan lah hasil kerja keras Akram melainkan menggunakan harta kekayaan Zatir. Sebenarnya Akram tidak ingin menggunakan harta dari Tuan Muda nya melainkan ini kemauan Zatir sendiri
"Biasa nya kakak bangun pagi kalau abang memang dari dulu selalu bangun kesiangan" gumamnya
"Ayah, aku naik ke atas ya mengecek mereka" kata Zatir beranjak dari kursi nya kemudian berlari menaiki tangga
"Jangan berlari di tangga! Nanti jatuh, berjalan saja itu lebih baik" peringat Akram tak ingin Tuan nya terjatuh dan terluka
"Iya, Ayah" patuh Zatir
Tok! Tok!
"Assalamu'alaikum kak? Kakak?" panggil Zatir mengetuk pintu
"Loh kok gak nyaut ya? Apa aku harus mengecek?" gumamnya
"Hm, pintu nya tidak terkunci?"
Ceklek!
"Aahh!!" jerit Arni tiba-tiba
"Astagfirullahalazim, kak!" seru Zatir. Dia terkejut mendengar teriakan Arni yang membuat kuping nya sakit
"Ya Allah, dek! Masuk gak bilang bilang, kirain siapa" balas Arni yang sedang menutupi tubuh nya dengan selimut
"Kak? Kakak gak papah? Kok kakak malah menyelimuti tubuh kakak? Kakak sakit ya?" begitu banyak pertanyaan yang keluar dari bibir si pria dingin, ia sangat mencemaskan saudara angkat nya ini
Di saat Zatir mulai mendekati Arni dengan berniat hanya ingin mengecek suhu tubuh Arni, tiba-tiba dia terkejut karena teriakan Arni
"ARGA!!" teriak Arni memanggil adiknya, sampai sampai membuat Arga terbangun dan lari tompang tamping menuju ke kamar kakaknya
Brak!
"KENAPA KAK?!" pekik Arga yang baru saja bangun dari tidurnya. Kancing baju piyama nya terbuka dan terlihat perut sixpack Arga
"Aih? Ada apa dengan mereka berdua? Kuping gue sakit banget dengar teriakan mereka" gumam Zatir melihat tingkah kakak beradik ini
"Astagfirullah, Arga!" jerit Arni menutupi kedua matanya yang tidak sengaja melihat perut adiknya
"Astaga kak.. Gue lagi asik asik nya tidur malah harus berlari tompang tamping ke sini" protes Arga
"Mimpi indah ya, bang?" ledek Zatir menatap Arga
KAMU SEDANG MEMBACA
Zatir
Non-FictionWAJIB MEMBACA DULU BARU BERKOMENTAR!! Zatir, lelaki bercap cowok berandalan, mafia, gus, dan ustadz Memiliki nama asli Yusuf Syahreza Putra. Mengapa Zatir? Karena Zatir adalah nama kesukaan yang keluarga nya memanggilnya dengan sebutan Zatir Zatir...