~13 Ustadz Muda

8 5 0
                                    

Maaf jika ada kesamaan alur cerita, latar cerita, dan nama tokoh. Kisah ini murni tidak menjiplak

'Seorang badboy nakal berandalan itu ternyata juga adalah seorang ustadz'

Selamat membaca

*

*

*

Arga yang mendengar pertanyaan dari Sasya lantas menjawab "Lo gak tau ya?"

Sasya menoleh ke arah Zatir "Gak tau apa?"

"Zatir itu orang nya baik dan berhati besar tapi di sisi lain dia kejam. Dia selalu berusaha meluangkan waktu untuk orang orang seperti keluarga nya, teman temannya, pekerjaannya, sekolahnya, bahkan juga murid-murid nya. Dan masakan nya begitu lezat, nanti lo rasain aja masakan nya baru lo bisa bilang kalau dia adalah pria yang sangat sempurna tapi dia mempunyai penyakit yang membuat dirinya terlihat lemah, eitss jangan melihat dirinya yang berpenyakitan karena kekuatan nya itu selalu ingin membuat gue mati" jelas Arga

"Eh tunggu! Zatir itu siapa? Yusuf? Dan satu lagi. Murid-murid? Apa profesi nya?" tanya Sasya

"Zatir, iya bener dia adalah Yusuf Syahreza Putra. Anak bungsu dari Tuan Besar Fatir Alva Putra dan Nyonya Besar Zahra Sifabella. Zatir adalah gabungan nama antara Zahra dan Fatir. Murid-murid yahh.. Dia berprofesi sebagai ustadz muda di kota ini dan juga selalu mengajari murid-murid nya mengaji dan selalu bercerita tentang kisah kisah Islami"

"Ada pertanyaan lagi nih"

"Apa?"

"Katamu dia anak bungsu. Sedang kan yang gue ketahui dari orang-orang kalau dia hanyalah anak angkat di keluarga ini. Jadi bisa jelaskan kenapa kalian mengangkatnya sebagai adik angkat kalian"

"Dia anak ketiga dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya adalah kakak kembar perempuan, Zafa dan Fara. Kami mengangkat nya sebagai keluarga karena Ayah dulu adalah mantan pengawal di keluarga Putra dan membalas budi mereka yaitu merawat, menjaga, dan membahagiakan Zatir"

"Oooohhh"

"Oh lo kepanjangan"

"Biarin, mulut mulut gue bukan mulut lo"

"Nyet lo"

"Lo yang monyet"

"Gue bilang nyet bukan monyet wuuu"

Ekhem~

Suara deheman keras yang berasal dari dapur membuat mereka semua melirik ke arahnya

"Lebih baik diam dan makanlah. Setelah itu kita akan sholat dzuhur" perintah Zatir sambil menyiapkan beberapa makanan

Zatir terusik oleh salah satu orang yang dari tadi hanya diam enggan untuk duduk

"Kak Sam? Kenapa terus berdiri? Ayo duduklah bersama kami dan makan bersama" ajak Zatir menarik tangan Sam sambil tersenyum

Sam merasa hangat di perlakukan seperti ini bahkan senyuman manis yang terukir di wajah Tuan kecilnya itu terlihat sangat tampan bahkan berkali-kali lipat ketampanan nya, akhirnya ia mematuhi perintah Zatir dan langsung duduk bersama mereka

Kedua mata Sasya berbinar melihat begitu banyak makanan yang di masak oleh Zatir kemudian ia melirik ke arah nya

Zatir yang tidak sengaja menatap mata Sasya kemudian memalingkan wajahnya. Bukan karena malu tapi ia benar-benar merasa bersalah dan menyesal karena melirik ke gadis itu

ZatirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang