Maaf jika ada kesamaan alur cerita, latar cerita, dan nama tokoh. Kisah ini murni tidak menjiplak
'Bunda, putramu ini sangat membutuhkan mu, pelukan mu, dan suara lembut mu'
Selamat membaca
*
*
*
Di tengah malam seorang pria berseragam putih biru yang sudah kotor sedang menangis di pinggir sungai
"Hiks, Bunda.. " tangis pria itu pecah seketika
Tangisannya tidak bisa berhenti, ia benar-benar terjatuh di jurang tidak bisa kembali
"Bunda putramu ini lemah bunda sangat lemah. Zatir gak kuat, Zatir sangat lemah. Zatir pecundang hanya bisa diam" ujarnya
"Dunia ini kejam, Bunda. Zatir capek hidup di dunia ini. Zatir iri dengan orang orang yang memeluk ibunya dan merasakan kebahagiaan, kenyamanan, juga kehangatan. Hiks.. Zatir cengeng"
"Apa salah Zatir? Demi Allah Zatir selalu menjaga jarak dari perempuan yang bukan mahram. Ini yang ke tiga kalinya Zatir di permalukan oleh teman apalagi sahabat Zatir sendiri"
"Aarghh, gue bego banget jadi orang!! Kenapa gue memaafkan mereka yang sudah menghancurkan kehidupan gue?! Kenapa?! Kenapa gue tetap menyayangi mereka meskipun mereka membuat gue hancur, hiks?"
Zatir mulai memejamkan matanya karena lelah, ia mendengar suara lembut berbisik di telinga nya
"Karena Zatir mempunyai hati yang besar. Sekejam apapun dirimu, semarah apapun dirimu, sebenci apapun dirimu, sekecewa apapun dirimu, dan sesakit apa yang kamu rasakan. Kamu tetap akan diam bahkan memaafkan mereka dengan ikhlas. Kamu kuat, sayang. Bunda pasti tidak mungkin bisa memaafkan dengan mudah seperti itu. Karena kesalahan itu sangat lah besar tapi kamu tetap memaafkan mereka. Bunda dan Abah akan selalu menemani Zatir walau Zatir tidak bisa melihat kami. Kami akan sedih jika melihat Zatir bersedih begitu pun juga dengan kedua kakak mu Zafa dan Fara. Tetaplah sabar ya sayang" jelas suara tersebut yang ternyata adalah Zahra. Zahra mengecup kening putra nya ini sambil menjatuhkan air matanya di kening Zatir
"Bundaa... " lirih Zatir
Zatir merasakan air mata Bunda nya yang mengenai kening, entah ini mimpi atau bukan yang pasti Zatir merasa senang karena bisa mendengar suara lembut Zahra walau memang hanya sebuah mimpi
¶¶¶
Kedua mata cokelat terbuka dan melihat keberadaan nya di kamar nya sendiri, bahkan bajunya sudah di ganti
Ia ingin bangun tapi kepala nya berat bahkan tubuh nya panas
Dari kejauhan seorang pria datang membawa baskom yang sudah berisi air dingin, ia duduk di samping Zatir lalu meremas kain hingga airnya kini tersisa sedikit kemudian ia meletakkan nya di dahi Zatir
Zatir mendongak "Abang?"
Arga tersenyum tapi sebenarnya di balik raut wajahnya dia bersedih melihat adiknya yang sudah di hancurkan bahkan dia juga ingin marah tapi menyembunyikan rasa amarahnya
"Ck, lo lemah banget sih jadi orang. Masa lo selalu menghajar gue dan ingin membuat gue mati malah diam aja. Padahal kata lo kalau dia cowok lo bakal hajar tapi lo malah diam sih. Tapi tak apa lah yang penting sekarang lo harus istirahat. Ingat, cepat sembuh ya. Soalnya gue udah laper banget ini bahkan gue rindu masakan lo" ujar Arga tersenyum mencoba menghibur Zatir
KAMU SEDANG MEMBACA
Zatir
Non-FictionWAJIB MEMBACA DULU BARU BERKOMENTAR!! Zatir, lelaki bercap cowok berandalan, mafia, gus, dan ustadz Memiliki nama asli Yusuf Syahreza Putra. Mengapa Zatir? Karena Zatir adalah nama kesukaan yang keluarga nya memanggilnya dengan sebutan Zatir Zatir...