~21 Dia, Siapa?

4 2 1
                                    

Maaf jika ada kesamaan alur cerita, latar cerita, dan nama tokoh. Kisah ini murni tidak menjiplak

'Gue gak mengenalnya tapi mengapa gue merasakan kehangatan, kenyamanan, dan kasih sayang. Siapa dia sebenarnya?'

Selamat membaca

*

*

*

Mata cokelat nya melihat ke sekeliling, pemandangan nya begitu indah

Tiba-tiba muncul seorang anak laki-laki berpakaian serba putih yang sedang berlari ke arahnya

"Abang, temenin Rafka main" ucap bocah itu menarik narik tangannya

"E-eh?" ia kebingungan, siapa anak kecil ini?

Dirinya masih bingung dengan kedatangan anak ini "Eumm, baiklah abang temenin Rafka main hm"

Kini mereka bermain bersama, ia menemani anak laki-laki itu bermain ayunan, perosotan, dan berbagai macam permainan seru lainnya

Dirinya jarang tersenyum bahkan tertawa, namun anak ini membuat dirinya menjadi pria dewasa lembut dan penyayang

Brukh!

Rafka, bocah itu tersandung

Ia terlihat panik "adik gak papah?"

Bocah itu tersenyum "Rafka gak papah"

Entah mengapa hatinya merasa sakit ketika melihat anak laki-laki ini terluka "siapa dia sebenarnya?"

Rafka mengelus pipinya dengan lembut lalu mencium pipi kanan nya "Abang gak boleh sedih sedih gini, nanti ganteng nya hilang"

Ia terkekeh, tapi tiba-tiba terlintas di pikiran nya "adik, siapa kamu sebenarnya?"

Anak itu melihat ke langit lalu menatap nya dengan wajah senang dan sedih, bercampur aduk "Rafka sangat ingin bertemu dengan abang dan sekarang allah mengizinkannya. Abang berjanjilah untuk tidak boleh sedih"

Ia mengangguk pelan "hm, abang janji gak bakal sedih lagi"

"Abang juga harus berjanji sama Rafka, apapun yang terjadi jangan pernah menyakiti tubuh abang"

"Maaf, abang gak janji"

"Kenapa?"

"Masa lalu yang suram itu selalu menghantui ku" air matanya mengalir mengingat kejadian di mana dirinya tidak bisa melindungi keluarga nya

Rafka menghapus air matanya "itu bukan salah abang, allah hanya menguji abang. Rafka, kak Zafa, kak Fara, Abah, dan Bunda akan selalu menemani abang meski tidak berada di sisi abang. Kami selalu melihat mu dari kejauhan, jangan bersedih lagi ya"

Ia merasa bingung dengan perkataan bocah itu "kami?" tunggu, kenapa keluarganya juga di sebutkan?

"InsyaAllah jika Allah mengizinkan, kita semua akan bertemu lagi"

Ia merasa hangat dan tersenyum lalu mencium pipi anak itu dengan penuh rasa kasih sayang

Byur!

ZatirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang