BAB 16 // Keep secret

947 79 3
                                    

The Plaza Hotel, Manhattan, New York-USA

Mobil Range Rover yang dinaiki Nesha dan Axel tidak perlu waktu lama untuk sampai di pelataran hotel mewah yang ada dipusat kota New York City tersebut.
Nesha tidak bisa menahan keterkejutannya begitu Axel menyuruhnya untuk segera turun dari mobil. Hotel bintang lima dengan bangunan 21 lantai bergaya château yang terinspirasi Renaisans Prancis itu terlihat megah ditengah padatnya kota New York.

"Yuk masuk, diluar udaranya makin dingin." Axel kembali menggandeng tangan Nesha tanpa disadari perempuan itu.

Mereka segera masuk kedalam lobi dan mengambil akses masuk dari meja resepsionis. Menginap di hotel yang terlihat di film home alone itu adalah salah satu dream list Nesha—maka dari itu perempuan itu sangat excited.

Begitu selesai urusan check-in dan lain sebagainya, mereka masuk kedalam lift diantar seorang pelayan bersarung tangan putih. Nesha sedari tadi sibuk memperhatikan segala ornamen khas yang bersejarah dari bangunan itu.

"Kita tinggal dilantai berapa?" tanya Nesha berbisik agar pelayan dibelakangnya tidak dengar.

"Enam belas."

Begitu lift berdenting mereka segera keluar dan berjalan menyusuri lorong-lorong kamar yang didesain dengan unik. Axel menolehkan kepalanya kearah perempuan yang digenggamnya dan langsung mendapati wajah bersinar milik Nesha yang bahagia.

"Apaan si lo? Sakit tahu."

Tiba-tiba saja genggaman tangan hangat yang melingkupinya mengencang membuat Nesha seketika memicingkan matanya menatap Axel.

"Lo kayak orang gila, senyum-senyum sendiri," gumam Axel tanpa dosa.

"Mana ada orang gila secantik gue," ucap Nesha kesal. Tanpa diduga perempuan itu balas dendam dengan menginjak kaki Axel dengan sepatu boot miliknya. Spontan genggaman tangan mereka terlepas. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Nesha samasekali tidak berdampak pada Axel, laki-laki itu hanya terkejut.

Nesha tersenyum mengejek dan mengibaskan rambut panjangnya bangga. Perlu kalian ingat bahwa Nesha bukanlah gadis lemah.

Begitu sampai didepan pintu kamarnya Nesha lebih dahulu masuk kedalam, sementara Axel masih berbicara dengan pelayan untuk menyuruhnya mengantarkan Vio dan Christian jika mereka telah tiba.

Axel sudah membooking sebuah multi-room suites yang didalamnya ada tiga kamar. Sengaja, karena Axel tidak mau repot-repot menunggu jika ada hal yang harus dibahas bersama kedua asistennya.

 Sengaja, karena Axel tidak mau repot-repot menunggu jika ada hal yang harus dibahas bersama kedua asistennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beautiful room," pujian seorang langsung terdengar begitu Axel menyusul ke dalam kamar.

Sebenarnya Axel sudah beberapa kali menginjakkan kaki di hotel ini dan memang setiap kamarnya didesain memiliki pemandangan yang berbeda-beda, tapi semuanya mewah dan berkelas. Kamar kali ini memiliki
pemandangan menakjubkan yang menghadap ke Fifth Ave dan Air Mancur Pulitzer.

Hourglass Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang