BAB 4 // Rules

1K 146 35
                                    

Sebelum baca jangan lupa follow akun wattpad aku dulu:)
ya kali baca doang 😭😭

Vote juga dong, tinggal pencet bintang kan gak susah👆

Spam 🖤🖤🖤 untuk kelanjutan cerita ini. Fyi draft cerita ini udah sampai part 25.

Heppy Reading....

Vote, komen & share

____________

Axel keluar dari ruang olahraga dilantai dua masih menggunakan baju yang basah karena keringat, sesekali handuk yang melilit lehernya ia gunakan untuk menyeka dahinya dan juga lengan berotot miliknya. Hari minggu selalu diawali dengan olahraga pagi, itu sudah menjadi rutinitas laki-laki itu untuk membuat tubuhnya tetap sehat.

Axel turun menuju dapur untuk mengambil air putih dan berencana untuk segera sarapan. Karena setelah ada seorang perempuan yang sekarang menjabat sebagai istrinya tinggal bersama dirumahnya, selama satu minggu lebih ini selalu ada sarapan saat akan pergi ke kantor. Namun sepertinya hari ini berbeda—melihat meja makannya masih kosong dan bersih.

"Tolong, kalian siapkan sarapan untuk saya dan Nesha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tolong, kalian siapkan sarapan untuk saya dan Nesha."

Pelayan di rumah besar tersebut bahkan sudah berdatangan untuk membereskan pekerjaan rumah—jam memang sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Axel duduk terdiam dengan tangan mengetuk meja makan yang terbuat dari marmer, entah menunggu makanan siap atau dirinya menunggu seseorang datang menghampirinya.

Pelayan disana bekerja dengan cepat menyiapkan sarapan untuk tuannya yang terlihat sedang dalam mood yang buruk. Axel memang bukan tipe bos yang tempramental atau galak, namun aura intimidasi dan arogan yang mendominasinya cukup untuk membuat orang-orang disekitarnya merinding dan seketika menjadi segan.

"Sarapannya sudah siap Tuan. Selamat menikmati dan semoga anda menyukainya." Pelayan itu menata dua piring berisi fried eggs dan roasted potatoes dengan salad selada diatas meja makan.

"Tolong panggilkan Nesha di kamarnya dan suruh dia untuk sarapan," perintah Axel kepada pelayan yang telah selesai menyiapkan sarapan diatas meja.

"Baik Tuan," ucap pelayanan tersebut dengan patuh.

Axel mulai menyendok makanannya setelah kondisi dapur sudah sepenuhnya sudah kosong, dia tidak akan repot-repot untuk menunggu perempuan itu turun.

"Axelion sialan! Kenapa lo bangunin gue? Asal lo tau aja, gue baru tidur lima jam. Gue nggak suka kalau dibangunkan saat hari libur." Teriakan Nesha menggema di ruangan makan.

Nesha langsung berteriak begitu keluar dari lift dengan sorot mata yang penuh dengan kekesalan. Dia pulang dari acara kemarin jam dua pagi dan baru tidur jam empat tadi, lalu seenaknya lelaki itu membangunkan dirinya? Well, Axel sama saja seperti mengibarkan bendera perang.

Hourglass Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang