BAB 13 // Lost Control

1.1K 85 6
                                    

Fyi, Akhir-akhir ini aku lagi banyak tugas praktek, jadinya nggak sempat untuk nulis buat nambah draft SN!
Aku juga nggak mau cerita ini gantung diakhir, jadi antara part yang di publish dan di draft aku usahakan selalu balance. Jadi kalian harap bersabar yaa...
See you next chapter ✨

Punya pesan apa untuk couple SN! Nanti aku sampaikan hehe

Axel

Nesha


Heppy Reading

*
*
*
*

Pintu kamar diketuk berulang kali oleh Axel, tapi tidak ada tanda Nesha membukanya. Tidak mungkin Nesha sudah tidur, karena penjaga gerbang bilang perempuan itu pulang tidak lama sebelumnya. Sementara di dalam, Nesha justru sedang menonton drama Korea yang direkomendasikan oleh Wenny dengan asik. Sampai-sampai ketukan pintu tidak dihiraukannya.


Karena tidak kunjung terbuka pintunya, Axel bergegas menuju ke kamarnya dan mengambil smart card untuk membuka pintu tersebut. Memang semua kamar dan ruangan penting di rumah Axel sudah menggunakan kunci canggih tersebut.

Nesha tersadar ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya begitu pintu terbuka, namun perempuan itu masih tetap menatap layar tv dihadapannya. Samasekali tidak menghiraukan laki-laki yang berjalan menuju kearahnya dengan tangan dimasukkan kedalam celana dan tatapan tajam siap berperang.

"Ada yang mau gue omongin," ucap Axel dingin dan tegas. Laki-laki itu mengambil duduk disalah satu sofa yang ada didalam kamar tersebut.

"Ya tinggal ngomong aja, gue bakal dengerin dari sini," ujar Nesha santai.

Cukup. Axel sudah kehabisan kesabaran dengan tingkah menyebalkan Nesha. Karena pada dasarnya laki-laki itu hanya memiliki kesabaran seperti tisu yang sudah terkena air, rapuh. Berakhir Axel membanting vas bunga yang ada diatas meja.

Nesha terlonjak kaget, perempuan itu memejamkan mata sebentar.

"Jangan sekali-kali untuk coba mancing emosi gue atau lo sendiri yang kena imbasnya, faham?" Axel menggeram memperingati dengan tatapan yang sangat dingin.

Nesha menarik nafas dalam-dalam, lalu mengangkat kepalanya untuk menatap Axel sama tajamnya. Nesha berkesimpulan bahwa sepertinya saat ini Axel sedang dilanda masalah kantor, sampai-sampai pulang ke rumah dalam keadaan seperti ini. Akhirnya Nesha mengalah, tidak mau ambil resiko. Nesha melangkah mendekati Axel untuk duduk dihadapan laki-laki itu dengan langkah yang harus hati-hati, takut kakinya menginjak potongan vas.

"You're such a jerk!" ucap Nesha berapi-api. Nesha membenci emosi laki-laki ini. "Lo kalau emosi nggak usah masuk kesini." Nesha menggeram. Mengingat selama hidupnya dia tidak pernah diperlakukan sejahat Axel memperlakukannya.

"Lo yang mulai duluan," ucap Axel datar-seakan tidak terpengaruh dengan ucapan Nesha barusan.

"Cepetan lo mau ngomong apa?" Nesha mendesak agar Axel segera bicara dan secepatnya laki-laki itu keluar dari kamarnya.

"Besok siang gue harus ke New York. Ada pekerjaan yang harus gue selesaikan disana," ujar Axel terus terang.

"Lalu? Apa urusannya sama gue?" tanya Nesha malas.

"Lo besok ikut Gue kesana. Kita flight jam sepuluh pagi."

"Are you insane?! Gue bukan pengangguran, X." Nesha memprotes dengan menatap mata Axel tajam.

Hourglass Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang