BAB 38 // Don't leave me again

778 66 4
                                    

Part ini adalah healing ku pas ujian, kalau udah mumet belajar aku bakal lanjutin ini wkwk, kalau menurutku part ini agaknya nyebelin banget 🤪🤪

Tapi walaupun nyebelin jangan malas vote dan komen yaww, tanda menghargai aku😉🙏

HEPPY READING GUYS

*
*
*
*
P

aris, Prancis.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Nesha keluar dari store Dior dengan perasaan lega. Hari ini, dia berhasil menyelesaikan pemotretan yang cukup melelahkan.

"Nes, bukannya itu suami lo?" tanya Wenny. Namun sebelum Wenny bertanya Nesha yang melihat Axel menghampirinya sudah menyipitkan matanya, benaknya bertanya-tanya mengapa pria itu bisa ada disini.

"I'm off. Malam ini kalian bisa bersantai," kata Nesha kepada Wenny dan Dinda. Lalu Nesha mengeluarkan satu credit card miliknya dari dalam dompet. "Kalau mau jalan ataupun makan di luar kalian bisa pakai itu."

"Ciee... di jemput suami. Mana suami lo tampan dan keren banget," celetuk Wenny dengan tujuan menggoda Nesha. Disana Wenny dan Dinda hampir-hampir meleleh melihat setelan santai Axel malam ini.

Dalam penampilannya yang sederhana namun elegan, Axel mengenakan celana jeans pendek yang memperlihatkan betisnya yang kuat dan kemeja hitam yang digulung hingga siku. Kancing atas kemejanya terbuka dua biji, menambah kesan seksi dan menggoda pada penampilannya. Axel terlihat begitu jantan dan memancarkan pesona yang sulit diabaikan.

"Terimakasih, Nona Nesha," ucap Dinda sebelum meninggalkan sepasang bosnya.

Nesha merasa hatinya berdebar saat Axel mendekatinya dengan senyuman yang mempesona. Layaknya seorang pria yang tahu persis bagaimana memikat hati wanitanya.

"Kok kamu bisa ada disini?"

Axel menaikkan sebelah alisnya, lalu mengusap ujung hidungnya dengan jari telunjuk. "Want to have dinner with me?"

"What is this? Sejak kita ketemu tadi pagi kenapa kamu berubah, it's kinda weird," tutur Nesha dengan tatapan tipis, sedikit sinis.

Nesha bersedekap dada, menatap Axel yang terlihat ragu-ragu. Bisa dibilang Nesha selama ini terbiasa dengan Axel yang cuek, dan menyebalkan, menurutnya.  Jadi mendapati Axel yang berbeda seperti ini membuatnya sedikit skeptis.

"Kemarin aku kan bilang; I really miss you. Aku nggak bohong soal itu," ucap Axel dengan suara rendah.

Nesha masih belum berekpresi lebih, perempuan itu segera berjalan menuju mobil yang menjadi tempat Axel keluar tadi. Axel mengemudikan mobil Tesla putih tersebut dengan kecepatan sedang, membelah jalanan malam kota Paris yang indah. Nesha duduk di sampingnya, tetapi dia hanya diam saja.

Axel menggenggam setir dengan tangannya yang kuat, sesekali melemparkan pandangannya pada Nesha yang tampak begitu lesu di sampingnya. Dia mencoba mencerna perubahan dalam suasana hati wanita itu yang terlalu mencolok. Sampai suatu titik, Axel akhirnya memutuskan untuk mengulurkan tangannya, menyentuh lembut punggung tangan Nesha dan menggenggamnya.

Tak terelakkan tatapan legam mereka bertemu.

Nesha sedikit terkejut, hampir melepaskan genggaman tangan Axel yang seketika langsung mengerat. Tanpa Axel tahu, bahwa sebenarnya Nesha hanya takut dengan waktu yang telah dia tetapkan semakin menipis. Lalu, sampai saat ini mereka bersama, sekalipun Axel tidak pernah menyinggung tentang perasaannya atau nasib pernikahan mereka yang masih belum jelas mau dibawa kemana.

Hourglass Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang