BAB 43 // Trending topic

613 74 7
                                    

Maaf ya, kalau kalian nungguin lama karena aku masih sibuk urus pendaftaran kuliah.
Info update dan spoiler follow Ig: tranquilenigma_byzee


Heppy Reading guys

*
*
*
*

Entah ide dari siapa, namun saat ini Axel, Nesha dan Liam, tanpa terkecuali Sean memutuskan untuk pergi memancing ikan ditengah laut dan akan memasaknya untuk dinner nanti malam. Di atas yacth Nesha tampil cantik mengenakan scarf top bercorak bunga dan celana jeans. Sedari tadi dia hanya diam duduk di sofa sambil menikmati salad buah yang dia bawa dari villa. Matanya sibuk mengamati Axel dan Liam yang ia rasakan berubah menjadi perang dingin. Tak hanya Liam, karena Axel juga sedari pagi mendiami Nesha. Pria itu selalu menghindar jika didekati Nesha.

Well... Sebenarnya Nesha semalam ingat kalau dia tidak membuat Axel marah ataupun semakin membenci Liam. Saat masuk kedalam kamar, Axel segera memberikan air putih dan susu murni dan menyuruh Nesha meminumnya, yang berakhir membuat Nesha muntah hebat semalaman. Bahkan rasa pusing di kepalanya masih bisa Nesha rasakan sampai sekarang.

"Apakah ikannya berkumpul disana?" Liam berdecak sebal dengan tangan membawa alat pancingnya-mendekati Axel dan kembali melempar umpannya tidak jauh dari pria itu tadi mendapat ikan besar.

Axel memberikan tatapan mencemooh pada Liam dengan satu sudut bibirnya terangkat. "Bahkan ikan pun enggan memakan umpan dari pria bajingan sepertimu," ucap Axel setelah membereskan pancingannya.

"C'mon, lo juga sama bajingan seperti gue. Lagipula apa salahnya jika gue masih menginginkan Nesha saat suaminya sendiri tidak begitu bisa mencintai dan menyayanginya."

Ucapan Liam sebenarnya membuat Axel begitu mendidih, tidak terima. Namun ia masih sadar untuk tidak berkelahi ditengah laut yang bisa membuatnya menenggelamkan sahabat istrinya itu. Axel mengepalkan tangannya. Dengan wajah datar dia menjauh dan menghampiri Sean untuk memberikan hasil tangkapannya dan dibersihkan.

Ditempatnya Nesha menatap Axel tidak habis pikir. Oh God, dia benar-benar menawarkan pesona yang membuat Nesha melepaskan kacamata hitamnya. Axel tampil manly menggunakan kemeja hitam dengan lengan terlinting sampai siku, celana jeans berwarna senada dan jangan lupakan kaca mata hitamnya yang bertengger tampan di hidung mancungnya. Nesha menelan ludah. Tidak bisa dipungkiri bahwa rupa tampan itu adalah yang pertama kali membuatnya tertarik. Axel meraih botol air mineral, lalu menenggaknya, sisanya dia gunakan untuk mencuci tangan. Setelah itu, Axel berjalan mendekati tempat Nesha.

"Apakah kamu minum alkohol lagi?" bisik Axel tepat disamping telinga Nesha.

"T-tidak. Aku samasekali tidak menyentuhnya." Sungguh, dada Nesha berdebar hanya dengan perhatian kecil yang Axel berikan.

Axel lalu duduk di sofa depannya, sedikit menjauh dari Nesha membuat perempuan itu mendengus sebal. "Kenapa kamu terus saja menghindar? Kamu juga mendiamiku, kan?" Nesha berdiri dari duduknya, menyugar rambutnya yang tergerai-berdiri dihadapan Axel.

Axel hanya merespon dengan menaikkan satu sudut alisnya, lalu membuang wajahnya kesamping. Dia meraih piring berisi cookies. Lagipula pria mana yang tidak marah ketika dengan sengaja wanitanya mempermainkannya?

"CK! Jangan ambil cookies milikku sebelum kamu memaafkanku," pekik Nesha sebelum meraih piring cookies miliknya. "Kamu marah padaku, jadi jangan memakan makanan yang aku buat."

Axel menghembuskan nafas berat, sebelum menarik lengan Nesha tiba-tiba, membuat perempuan itu jatuh duduk diatas pangkuannya. "Harusnya kamu membujukku dan meminta maaf, bukan malah mengancam ku." Axel langsung memeluk pinggang Nesha disaat perempuan itu berusaha melepaskan diri.

Hourglass Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang