BAB 33 // father-in-law

933 67 10
                                    

Selamat malam guyys...
Finally i'm back, ada yang nungguin nggak nih?!!

Satu Minggu ini aku sibuk banget in real life jadi nggak sempat nulis 😭😭 mana baru sembuh juga dari sakit tiga hari kemarin karena cuaca yang gak nentu.
Kalian semua pokoknya harus jaga kesehatan terus, jangan telat makan yaaa!!!

Heppy Reading guys

*
*
*

Nesha dan Axel berdiri di dalam lift, menunggu dengan sabar ketika jendela besi mulai terbuka dan menampakkan lantai yang lebih rendah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nesha dan Axel berdiri di dalam lift, menunggu dengan sabar ketika jendela besi mulai terbuka dan menampakkan lantai yang lebih rendah. Mereka berdua terpaksa bangun kesiangan karena ulah Axel yang baru memenuhi keinginan Nesha untuk bercinta pagi tadi. Untuk kesekian kalinya Nesha memberikan tatapan tajam kepada Axel. Nesha keluar lift lebih dulu dan melangkah menuju ruang makan yang terletak tidak jauh dari sana.

Awas saja jika mertuanya marah, Nesha berjanji akan menghukum Axel.

Namun, ketika Nesha mencapai pintu ruang makan, dia tampak terkejut. Di dalam ruang makan yang hangat dan penuh cahaya, Nesha melihat mami dan kakaknya, duduk di meja makan. Keduanya tersenyum kecil penuh arti saat melihat kedatangannya.

"Selamat pagi, sayang!" sapa Diana kepada putrinya. "Apakah Axel selalu membiarkanmu tidur lebih lama?" tanya Diana dengan menggerlingkan matanya.

"Mereka mengakhiri pesta natal paling awal, tapi bagaimana bisa paginya mereka kesiangan bangun tidur? Apa yang kalian lakukan?" Dengan senyum licik Mesha ikut menggoda adiknya yang bahkan wajahnya sudah memerah menahan malu.

"Makannya kamu cepatlah menyusul mereka berdua. Agar kamu tahu apa yang mereka lakukan, Mesha." Tiba-tiba David yang duduk di ujung meja dengan gaya penuh martabat seperti biasanya menyahuti obrolan mereka.

Sontak di antara guratan wajah cantiknya, ekspresi Nesha berubah tegang. Pikirannya merayap ke pesan yang dia terima semalam dari ayah mertuanya yang menyuruhnya untuk menemuinya untuk memberikan hadiah natal. Nesha memikirkan pesan itu sambil menatap piringnya yang masih belum tersentuh. Kado dari David pasti memiliki arti.

"Nesha, setelah sarapan temui saya di taman belakang. Sekarang mari kita mulai sarapan pagi ini." David tersenyum tipis, lalu membiarkan pelayan menaruh beberapa makanan lezat diatas piringnya.

Mereka mulai menikmati hidangan yang disajikan dengan apik oleh para pelayan. Percakapan pun hanya diisi dua pria itu dengan tenang, membahas masalah-masalah bisnis. Mereka berbagi pandangan mereka tentang masa depan perusahaan, strategi baru, dan juga tantangan yang mungkin mereka hadapi.

"Aku hampir lupa. Semalam Mr. Sean datang dan mencarimu."

Uhukk... uhuk...

"Mami, are you okay?" Nesha segera memberikan cangkir yang sudah terisi dengan air putih kepada maminya yang tiba-tiba tersedak.

Hourglass Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang