BAB 42 // Can't be friend

676 82 29
                                    

Nesha menemukan kedamaian di tepi pantai, mengenakan summer dress berwarna merah berpotongan pendek yang memperlihatkan keindahan kulitnya yang putih bersih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nesha menemukan kedamaian di tepi pantai, mengenakan summer dress berwarna merah berpotongan pendek yang memperlihatkan keindahan kulitnya yang putih bersih. Ia terbaring santai di kursi pantai dekat dermaga. Matanya yang tersembunyi di balik kaca mata hitam, merenung ke langit yang membentang luas di atasnya. Jika ditanya apakah dia merasa bosan, maka dengan senyum bahagia Nesha akan menjawab; sedikitpun tidak.

"Sungguh kejutan yang menyenangkan bertemu dengan Anda, Mrs. Leonard."

Nesha sedikit tersentak saat mendengar suara seseorang begitu dekat di pendengarannya. Saat menengok ke arah kiri, dia dapati Liam yang berjongkok dengan kaca mata hitam masih bertengger. Dibelakangnya berdiri ayahnya, Sean tampil dengan topi panama khas dari jerami. Secepat kilat, Nesha berdiri, melepaskan kaca mata hitamnya, dan menyunggingkan senyum tipis sebagai sambutan.

"Selamat datang Om Sean. Senang bertemu kembali."

"Om juga senang bisa bertemu dengan Nesha. Maaf bila kedatangan Om dan Liam mengganggu acara honeymoon kamu dan suamimu."

"Tidak menggangu samasekali, Om. Lagipula kami sengaja kesini untuk sekaligus meninjau lokasi ini."

"Bisa-bisanya gue malah di cuekin. How are you babe?" tanya Liam membuat Nesha menatapnya.

Nesha tersenyum lebar, lalu menganggukkan kepalanya. Tanpa sadar, Liam menganggukkan kepalanya setuju, seakan-akan merasakan kebahagiaan yang sama. Spontan Liam menaikkan tangannya saat melihat rambut-rambut halus Nesha berterbangan dan menutup wajah. Merasakan bagaimana Nesha semakin hari semakin cantik saja.

"Wow, apakah ini jenis sambutan baru?"

Mendengar suara geraman Axel, tanpa sadar Nesha menyingkirkan tangan Liam. Axel memandang Nesha dengan mata yang berkilat. Nesha melirik Axel, mencari pertanda atau reaksi dari pria itu.

"Ya, ekslusif hanya untukku. Benarkan babe?"

"Liam-" belum sampai Sean menasehati putranya yang nakal, lebih dulu Axel memotong.

"Jaga batasan anda atau saya tidak akan segan-segan mencari kontraktor lain yang lebih profesional," ucap Axel dengan nada tajam, terdengar tidak main-main. "Tuan Albert dan putra anda yang kurang ajar bisa istirahat sebentar, lalu di sore hari saya akan tunjukkan beberapa bagian dari pulau ini."

"Axel, jangan kasar." Namun sebelum Nesha bisa berkata apa-apa lagi, Axel segera menarik lengan perempuan itu dari sana, masuk kedalam villa.

"Seseorang harus menempatkan dia di tempatnya, dia sedang menggodamu."

"Oh God, kamu harus mengerti bahwa kita sahabat. Liam sudah sering bersikap seperti itu. Jangan bertingkah seolah kamu memilikiku atau semacamnya."

"Yes I do honey and I'm gonna prove it to you." Geram Axel dengan rahang tegang dan mata gelap.

Sebelum Nesha mempertanyakan lebih lanjut ucapannya, Axel lebih dulu mendorong tubuh Nesha pada dinding terdekat. Membuat jantung Nesha berdetak lebih cepat karena terkejut sekaligus hal lain. Tubuhnya terkunci diantara dinding dan Axel didepannya. Lalu, dengan cepat Axel menarik tengkuk Nesha dan menyatukan bibir mereka. Pada awalnya Nesha terkesiap, namun tak lama segera mengimbangi ritme ciuman Axel yang terburu-buru. Nesha meletakkan tangannya di belakang leher Axel dan menariknya lebih dekat. Itu adalah ciuman yang kasar dan penuh gairah.

Hourglass Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang