"Drean" lirih sera. Netra nya menatap tajam pada sosok lelaki yang sedang tertawa sambil memegang handphone di telinganya.
Kepala sera terasa sangat sakit dan pusing. Tubuhnya gemetar parah. Kilatan demi kilatan akan sosok drean menghantam otak sera secara cepat. Memaksa masuk dalam memorinya.
Drean, sosok yang dilupakan sera.
"Sera, gue mau ngomong sama lo. Gue suka sama lo. Mau kan jadi pacar gue?"tanya seorang pemuda tersenyum manis
"Yaa mauu dreann" gadis itu ikut tersenyum bahagia
"Lo tau kan gue cinta banget sama lo, ser"
"Lo harus percaya sama gue. Cuma gue satu satunya orang yang peduli sama lo"
(Kejadian saat sera bertengkar dengan siswi lain tapi drean malah membantu siswi itu dari pada sera yang notabene pacarnya)
"Sahabat lo ga sepenting itu buat ngabisin waktu kumpul ga jelas"
"Ga usah bareng sahabat lo lagi" lelaki itu membentaknya
"Ngapain pergi? lo mau ngejalang sama mereka. Pulang gue bilang"
(Gadis itu sera, menunduk sambil menahan tangisnya)
"Cuma gue yang bisa nolong lo. Bahkan keluarga lo sendiri juga ga bisa nolong lo"
"Lo ga seberharga itu buat keluarga lo"
"Lo cuma alat buat bantu bisnis keluarga lo"
"Cuma gue yang tulus sayang sama lo"
(Sera mulai menjauhi keluarganya. Ia mulai mengurung diri)
Kilatan sebuah telpon masuk. Dan diangkat oleh gadis itu. Terdengar suara di seberang
"Kita putus aja ser. Gue udah ga butuh lo."
"Tapi kenapa?"tanya gadis itu sedih
"Lo udah ga menarik" telpon dimatikan secara sepihak
Gadis itu berjalan dengan mengunci pintu kamar. Menulis pada kertas yang di selipkan di bawah pintu.
"Jangan ada yang masuk sebelum ada izin. Makanan hanya boleh dibawa setiap jam 12 siang".
Sera menangis duduk menyandar pada kasurnya. Badannya bergetar hebat. Kepala nya mulai berisikan kata dari drean bahwa dia sudah ga punya siapapun setelah drean pergi. Sera menghapus kasar air matanya. mengambil kanvas dan mulai melukis. Semakin dalam isi kepalanya semakin toxic. Semakin lama melukis sera semakin masuk dalam lukisan itu. Perlahan ia mengiris nadinya sendiri dan mulai melukis kembali dengan cat yang bercampur darahnya. Matanya sendu dan kosong. Mungkin dengan tubuhnya yang sakit jiwanya bisa sedikit tenang. Perlahan penglihatannya mulai kabur dan jatuh tak sadarkan diri.
Memori sera. Memori tentang Drean Smith. Mantan pacar. Yah, sudah dipastikan dia mantan pacar sera.
"Cowo sialan" gumam sera sambil terus menahan tangisnya mengingat seberapa toxic perlakuan cowo itu pada sera. Seberapa kuat cowo itu menghancur harga diri dan kepercayaan diri seorang Sera Ruiz. Kaki nya lemas tak lagi kuat menopang tubuhnya yang akan jatuh.
Namun ada tangan kekar yang memegang lengannya saat itu. Lelaki itu berkata
"Look at me. Jangan jatuhin air mata lo. Tangisan lo terlalu berharga untuk cowo kaya dia."Ia menarik tangan sera hingga sera menghadap ke arahnya. Lalu memeluknya. Sera yang sudah sedikit tenang. Mendongak ke atas untuk melihat wajah lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERA - HEIRS
HumorSiswa tersebut sudah terkapar dengan darah di seluruh tubuh akibat pukulan yang diterimanya. Namun, ia masih sadar untuk bisa mendengar perkataan dari lawannya. "Kalo lo masih ga tau alasannya bakal gue kasih tau. Buka telinga lo. Cewe kaya sera ga...