"Kenapa harus sera?" Kalimat pertama yang di lontarkan oleh tuan abielino-kakek dari sera. Mereka sedang berada di salah satu ruang vvip hotel Amilis yang telah di pesan sebelumnya.
Hanya berdua. Sedang sera dan neneknya beristirahat di kamar. Menunggu pembicaraan antara dua lelaki itu selesai.
Xavier tau cepat atau lambat dia memang pasti akan bertemu kakek dari tunangannya tersebut. Bahkan saat perbincangan sebelumnya dengan daddy joan ia sudah diberi tau. Abilieno Ruiz sangat mencintai cucunya-Sera.
"Bagi xavier sendiri ga ada alasan buat bukan sera. Dulu sampe dengan sekarang selalu sera." Ucap xavier tegas.
"Dulu? Seingat saya sera tidak pernah menceritakan tentang kamu" Tanyanya kembali.
"Sera memang mungkin tidak ingat saya. Tapi saya ingat jelas kami bertemu 10 tahun yang lalu. Dia gadis kecil yang membantu saya". Jawab xavier.
"Jika memang suka dengan sera, kenapa membiarkan cucu tersayang kami terluka. Dimana kamu saat mantan pacarnya itu menyakitinya huh?" Dapat xavier lihat sorot mata lelaki tua itu menajam.
Xavier menghirup nafas panjang. Mencoba menenangkan kegugupan dirinya sendiri.
"Jujur itu kesalahan saya, saya bertemu sera saat berumur 7 tahun dia membantu tangan saya yang terluka. Dengan memberikan sebuah pita berwarna putih. Ingatan saya hanya sampai di situ, sera pergi dengan ditemani banyak bodyguardnya. Dan masalah terbesarnya kami bertemu di spanyol bukan di indonesia" jawab xavier berusaha menjelaskan hal yang bahkan belum di ceritakannya pada orang tua sera ataupun xavier sendiri.
"Saya tidak pernah kembali ke indonesia karna ingin mencari gadis itu. 10 tahun saya dan alexander berusaha mencari tau. Hingga akhirnya 1 tahun yang lalu saya bisa bertemu sera". Lanjutnya lagi "Tuan abielino benar saya kurang kompeten dan hasil kerja alexander juga mengecewakan. Akibatnya saya harus melihat gadis saya terluka". Xavier merasa tercekat dengan fakta yang keluar sendiri dari mulutnya itu.
Sementara pria tua di depannya cukup baik mendengarkan setiap penuturan dari xavier.
"Saat saya kembali ke indonesia, saya hanya bisa bertemu denganya selama 1 minggu sebelum akhirnya ia kembali pergi. Saya hampir gila mencari kabar tentang dia. Tapi nihil, dan saya yakin seratus persen tuan adalah orang dibalik itu semua". Xavier kembali melanjutkan ceritanya.
"Sa.. saya baru bisa mendekati sera saat dia kembali lagi ke indonesia. Sera, dia berubah. Akhirnya dia bisa melihat ke arah saya bukan pada drean- mantan pacarnya dulu. Maafkan saya tuan abielino, kedepannya saya berani yakin jika sera tidak akan bersedih lagi". Janji xavier tegas.
"Sejujurnya saya khawatir begitu mendengar berita pertunangan sera. Saya bahkan belum mendapat laporan dari Joan. Saya takut jika anak itu kembali pada mantan pacarnya" Abilieno kembali membuka suaranya. "Namun, saat tahu siapa calonnya dan memastikan lagi dengan sera, kami ikut senang sera menjalin hubungan dengan kamu. Saya mengenal keluarga mu sudah dari lama mungkin itu juga yang membuat saya lebih yakin di bandingkan dengan orang dari keluarga smith itu." Gurat wajah pria tua di depannya itu tampak lebih melunak.
"Sera, satu-satunya yang kami punya. Putri satu-satunya bagi joan dan neiva, cucu satu-satunya bagi saya dan nenek sera, dan pewaris satu-satunya bagi Ruiz Grup. Kami semua tidak sanggup jika harus kelihangan sera". Ucapnya lagi, xavier dapat melihat kesedihan di akhir kata yang diucapkanya.
"Xavier janji akan selalu menjaga sera, bahagiain dia, dan ga bakal bikin dia sakit".
Tuan abielino menganggukan kepalanya paham akan maksud pemuda di depanya itu.
Hening
Tak ada lagi yang memulai pembicaraan. Hingga akhirnya terlontar tiga kata yang seakan meruntuhkan dunia zavier.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERA - HEIRS
HumorSiswa tersebut sudah terkapar dengan darah di seluruh tubuh akibat pukulan yang diterimanya. Namun, ia masih sadar untuk bisa mendengar perkataan dari lawannya. "Kalo lo masih ga tau alasannya bakal gue kasih tau. Buka telinga lo. Cewe kaya sera ga...