PASSWORDNYA?

65 8 0
                                    

Sudah empat hari Xavier berangkat sekolah sendiri. Gadisnya itu- Sera mendapat diagnosis PTSD setelah menjalani serangkaian pemeriksaan.

Karena hal itu, orang tua Sera memutuskan agar gadis itu rehat sejenak dari aktivitas sekolahnya.

Sebenarnya Sera tidak setrauma itu, physical touch? dia sering melakukannya saat dikehidupan dulu. Bukan sesuatu yang sulit dan aneh. Namun, karena saat ini dia berada di tubuh Sera. Bukankah ia juga harus memainkan akting yang mendukung keadaanya sekarang? Just doing it.

Dan akhirnya hari ini Sera di perbolehkan untuk sekolah lagi. Jujur saja Sera sendiri cukup antusias. Karena bertepatan dengan Opening AbercioFest.

Sera tidak memberikan kabar jika hari ini dia akan mulai bersekolah pada Xavier.

Little surprise for unofficial fiance. Sound good. Pikirnya, maka hari ini ia akan di jemput oleh ketiga temannya.

Sedikit keributan tadi pagi, karena mobil yang di pakai Bianca dan Aurel hanya untuk 2 seat. Sedangkan, Sera menginginkan mereka satu mobil. Maka, Sera akhirnya membajak mobil CR-V milik paman Arthur-sekretaris daddy Joan.

"Gue bawain ice vanilla. Caffe gue baru buka." Aurel membuka suara.

Sera yang masih sibuk dengan cermin di tanganya, mengalihkan pandangannya ke arah Aurel. "Thanks." Sera menyunggingkan senyumnya sambil meminum ice yang dibawa oleh Aurel. Dapat Sera lihat ketiga temannya itu sudah mendapat minuman dengan logo yang sama. are'S Caffe. Ia mengdengus menyadari hal itu.

"Kayanya lo harus ngasih gue royalty rel." Sarkas Sera. Sementara Aurel hanya menampilkan cengiran bodohnya.

Sementara Nania sedikit bingung dengan kalimat yang diucapkan Sera. Temanya yang satu ini memang sedikit lemot.

"Balik Nan!" Ujar Bianca sambil tetap memfokuskan diri pada kegiatan menyetirnya.

"HAH"

"Ck, dibalik stupid!" Bianca mengelus dadanya untuk mensabarkan diri.

"HAH! Apanya yang dibalik Bi?" Nania membalik minuman ice stroberry miliknya. Jari telunjuknya di letakan pada lubang bekas tusukan sedotan agar tidak tumpah.

"Hahaha pintar banget temen gue." Aurel yang duduk disamping Nania tertawa keras. Ia menepuk-nepuk pundak Nania.

Sementara Sera menggelengkan kepalanya menatap tingkah Nania.

"Tulisanya Goblok!" Tegas Bianca yang sudah tidak bisa menahan emosinya.

"Apasih Bi teriak-teriak segala." Nania menjawab sambil mengerucutkan bibir tipisnya.

"Lo juga sih Nan. Udah tau Kesabaran Bianca setipis kulit bawang masih aja lemot. Haha." Ejek Aurel.

Sebenarnya Nania masih belum paham. Tulisan apa yang sebenarnya harus dia balik. Namun, tentu ia tidak berani lagi untuk membuka suaranya. Bibirnya semakin mengerucut, bahunya turun tanda ia masih penasaran tapi nyalinya sudah tidak ada.

Sera yang melihat hal itu tersenyum tipis. "Gapapa Nan. Jadiin PR aja yah, udah dikasih clue sama Bianca kan?" Ia memberikan semangat agar temannya itu tidak kepikiran lagi. Mendengar itu Nania mengangguk lemah sambil kembali meminum minumannya.

"Pfttt-" Aurel kembali ingin menertawakan Nania. Namun, urung karena mendapat delikan dari Sera. Ia menaikan jari telunjuk dan tengahnya ke arah Sera.

"Btw Ser laki lo banyak banget dikerubungi semut selama lo izin." Aurel melanjutkan obrolan mereka.

SERA - HEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang