Seorang wanita tengah berdiri di depan kaca. Wajahnya kacau. Kiss mark memenuhi seluruh leher dan dadanya. Bahkan untuk mengangkat tubuh saja rasanya sudah tidak sanggup. Ia mandi dan mengenakan pakaiannya kembali. Kemudian keluar, melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 4 pagi. Lalu kembali berjalan dan melihat seorang lelaki tengah tidur dengan nyenyak. Gadis itu menghela napas dengan kasar.
"Kalau bukan karna tujuan utama gue. Gue ga bakal mau jadi jalang lo. Tapi gue sadar, ada harga untuk setiap keinginan. Apalagi gadis miskin kaya gue. Untuk orang kaya mungkin lebih gampang, karna harga dari keinginannya akan dicukupkan oleh orang tua. Mau kaya ataupun miskin. Ga ada yang gratis di dunia ini" batin seorang gadis yang tak lain adalah cassandra. Ia menatap drean dengan nanar. Air mata nya dengan mudah lolos begitu saja. Ia menghapus air matanya dengan kasar kemudian berjalan untuk keluar dari apartement itu.
****
Di tempat lain, sera yang tidur di sore hari terbangun pada tengah malam. Mommy dan maid nya tidak ada yang membangunkannya. Ia bangun dan mengganti seragamnya dulu. Lalu cuci muka. Bersiap untuk kembali tidur. Namun, sepertinya akan sulit. Sera sudah membalikan diri ke kiri dan ke kanan. Tidak bisa juga. Kemudian dia mengambil ponselnya sekedar untuk melihat sosial medianya. Tak ada yang spesial, hanya likes yang bertambah dan komentar dari orang-orang yang tidak dikenalinya.
Sera merasa bosan. Ia menatap room chatt dengan banyak pesan dari si pemilik nomor.
"Apa udah tidur yah?. Ya kan pasti udah tidur udah jam segini juga. Lagian ngapain sih gue mikirin dia" Batin sera merasa gamang dengan yang ingin dilakukanya. Namun, tak urung dia mengetikan sesuatu.
My King❤
Xa
Setelah mengetikan itu. Sera menunggu selama lima menit namun tak kunjung ada balasan. Ia meletakan ponselnya di kasur, kemudiam mengambil alat lukisnya. Sejak menjadi sera, sebenarnya ia sangat ingin mencoba melukis. Apakah bakat itu menular padanya. Jelas-jelas tubuh sera masih disini. Dan jiwanya juga memiliki seni. Memang sih beda. Tapi kan siapa tahu.
Sera mulai melukis. Dan perlahan tenggelam dalam lukisan itu. Tubuh ini ingat semuanya.
***
Di mansion keluarga alexander. Xavier tengah berada di dalam lift sambil membawa kopi yang tadi dibuatnya. Sebenarnya ia bisa menelpon saja dari kamarnya. Nanti akan ada maid yang mengantar. Namun, xavier merasa sungkan. Ini sudah tengah malam. Dan semua orang juga wajib beristirahat bukan.
Xavier membuka pintu kamarnya dan duduk di menyadar pada kepala ranjang. Ia menyesap kopi yang dibuatnya. Terasa sangat menenangkan. Saat mengambil ponselnya, xavier melihat notifikasi yang tak wajar. Tidak mungkin. Xavier pasti salah lihat. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. Tidak mungkin gadis itu, tidak. Gadisnya itu. Sera menghubunginya di tengah malam, 15 menit yang lalu. Hanya dua huruf namun mampu membuat pewaris alexander itu ingin menyerahkan dunia pada sera. Porak-poranda sudah hati xavier malam ini.
My Queen❤
Xa
Iya sayang
Kenapa?
Kamu butuh aku?
Butuh sesuatu?
My queen
Sera sayang
Sera nya xavier
Ser
Sera
Sayang
Calon istri
Ehm bukan
Istriku
Sayangku
Aku ke sana yah?Xavier kembali membaca pesan terakhir yang dikirimnya. Kemudian melihat jam dinding yang menujukan pukul 1 malam. Huhh. Tidak mungkin lagi untuk kesana. Yahh mungkin gadisnya itu sudah tidur. Ia harus cepat tidur juga agar besok pagi bisa langsung bertemu sera.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERA - HEIRS
HumorSiswa tersebut sudah terkapar dengan darah di seluruh tubuh akibat pukulan yang diterimanya. Namun, ia masih sadar untuk bisa mendengar perkataan dari lawannya. "Kalo lo masih ga tau alasannya bakal gue kasih tau. Buka telinga lo. Cewe kaya sera ga...