XANDERS X DEVILS

84 4 0
                                    

"Eunghh" sebuah lenguhan terbit dari bibir mungil sera. Ia mengangkat tangannya, peregangan wajib saat bangun tidur. Matanya masih tertutup sambil kembali memeluk guling yang terasa lebih besar dari kemarin.

DEG

Tidak. Itu bukan guling. Sera langsung melebarkan matanya. Menolah ke kiri ada xavier yang sedang tidur sambil memeluk dirinya. "Ahh ternyata bucin gue masih di sini" batinnya

Sera mengambil ponselnya di samping bantal. Membuka aplikasi sosial medianya karna bosan. Sepertinya tidak ada keinginan xavier untuk bangun. Lelaki itu masih memeluknya dengan erat. Sera menggerakan jarinya untuk menjelajahi dunia tipu-tipu itu. Jempolnya terhenti pada postingan xavier yang berisikan foto dirinya, dilengkapi dengan emoticon hati.

Membalikan badan sera melihat ke arah xavier. Sera tidak berbohong wajah lelaki itu memang sangat tampan, jauh dibandingkan si kadal drean. Bahkan aktor di dunianya dulu masih kalah. Ahh cowo fiksi memang menarik. Sera menelusuri wajah xavier, mulai dari kening, mata, hidung, pipi, sampai tangannya berhenti saat ingin bergerak menyentuh bibir xavier. Sera ingin menarik tangannya. Namun, dihentikan oleh xavier. Lelaki itu menggenggam tangan sera dan meletakannya di wajah persis seperti dulu.

"Lepas" ketus sera yang jengah

"Hm"

"Lepas xa"

"Lo udah taro tangan lo di wajah gue, ga bisa seenaknya lo tarik balik. Harus Tunggu ada izin dari gue" ucap xavier

"Ya kan ngapain kaya orang tolol"

"Hush. Mulutnya"

Xavier membuka matanya, melihat tajam ke arah sera. Tangan sera dilepas oleh xavier. Tangannya bergerak untuk mengelus wajah sera. Terasa sangat lembut. Bahkan xavier takut jika tangannya itu akan melukai wajah sera. Jadi dia usahakan akan selembut dan sepelan mungkin.

"Cantik banget woyyy cewe gue" pekik xavier tiba-tiba mengagetkan sera. Lelaki itu seketika memeluk sera dan meletakan kepalanya di ceruk leher sera.

Sera yang masih berusaha merespon xavier. Termangu melihat xavier yang tiba-tiba berteriak karna salting itu. Senyum terbit di wajah sera.

"Ya iyalah. Gue ga cantik mana mau lo" ujar sera.

"Jadi lo mau jadi cewe gue? Eh bukan tunangan aja yah? Nanti gue ngomong sama daddy?"

"Apasih bukan di situ konteksnya"

"Terus?"

"Iya untuk bagian gue yang cantik, ga buat bagian cewe lo" sera berusaha untuk menegaskan.

"Yah. Bilang aja kalo udah mau. Ntar langsung gue lamar" ucap xavier masih dengan memeluk sera.

"Ga mau gue di lamar lo"

"Kenapa? Kan bagus gen nya ntar. Lo cantik gue ganteng. Lo pinter gue juga pinter. Gue bisa basket lo bisa lukis. Terus lo kaya gue lebih kaya. Gue itu pilihan terbaik buat jadi suami lo" papar xavier panjang lebar. Dia harus berusaha membuka mata sera selebar-lebarnya.

"Well, ya juga sih. Narsis juga lo walaupun fakta" ujar sera membenarkan

"Ya kan. Makanya jangan ngomong ga dulu sayang" ucap xavier merapikan anak rambut milik sera.

SERA - HEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang