Sepulang dari AbercioFest Sera yang tadinya sudah tertidur diantar Xavier kembali barus membuka matanya lebar-lebar.
Pasalnya saat sampai di Mansion ia mereka dikejutkan oleh keluarga inti yang sudah berkumpul.
Sera datang dengan di gendong oleh Xavier. Mengenakan baju lumayan sexy. Sedikit tidak enak.
Sedangkan Xavier terkesan tidak peduli. Bahkan saat ia mendudukan diri di tengah-tengah rapat besar itu. Ia tetap dalam posisi menggendong Sera.
"Jadi kalian sudah yakin akan bertunangan secara resmi?" Abielino. Kakek dari Sera membuka perbincangan. "Kalian tidak bisa munjur jika perjanjian sudah di buat." Lanjutnya.
"Apa bisa pembicaraan ini dilakukan besok pagi. Sera kayanya ngantuk banget. Tadi juga agak demam." Ucap Xavier tanpa menjawab pertanyaan.
"Besok pagi saya dan istri harus kembali ke Spanyol. Begitupun dengan kakek dan nenek mu Vier." Jawab Abielino.
Acara ini memang sudah tertunda cukup lama karena kondisi kesehatan Sera, dan kasus "penculikan" yang dilakukan Xavier.
"Seperti kata Lino, Kakek rasa harus tetap diadakan hari ini Vier." Timpal Kafinio. Opa dari Xavier.
"Sera sayang minum obatnya dulu yah." Neiva memberikan obat kepada Xavier dengan segelas air putih.
Xavier membantu Sera minum obat. Gadis itu masih tetap duduk di atas pangkuan Xavier.
Tadi saat sampai, dia sudah ingin turun dari gendongan Xavier. Namun, pemuda itu dengan tidak tahu malu tetap memeluknya erat.
Saat ditanya oleh daddy Ziko tadi dia hanya menjawab.
"Salah siapa yang ngadain acara tanpa bilang-bilang." Sangat kurang ajar bukan??
Keluarga yang datang sebenarnya juga tidak mempermasalahkan hal itu.
"Mommy Nei, boleh minta selimut buat Sera?" Neiva mengangguk kemudian meminta seorang maid untuk mengambilkannya.
Sementara Xavier terus mengelus puncak kepala Sera.
"Dimulai aja. Nanti Sera gabung setelah pembahasan tentang aku dan Sera." Ucap Xavier sembari menutupi tubuh Sera dengan Selimut.
Dapat Xavier rasakan dahi Sera yang menyandar pada lehernya masih terasa panas.
"Ya sudah kita mulai saja ya Fano." Ucap Abielino mewakili.
"Pertanyaan saya pertama untuk Fano dan Ziko. Apa kalian yakin bisa menjaga dan menyayangi Sera kami. Bahkan mengorbankan nyawa baginya?"
Sera mengus sedikit kasar. Mendengar pertanyaan pertama yang sudah membawa-bawa kematian.
"Saat Sera menjadi Alexander maka dia juga akan menjadi putri dan juga cucu kami. Akan kami korbankan nyawa jika itu bisa melindunginya." Jawab Kifanio.
"Begitu juga dengan Xavier" Lanjut Ziko lagi.
"Tidak. Satu-satunya orang yang tidak boleh mengorbankan nyawanya adalah Xavier." Potong Joan.
"Benar kata joan. Pasangan hanya boleh mati jika pewaris Ruiz juga mati. Sera kami harus punya tempat bergantung seperti halnya dengan Neiva dulu." Lanjut Abielino.
"Baik. Kalau begitu, Xavier gimana? Bisa berjanji" Tanya Viviane.
"Vivi, bukan janji. Vier apa bisa bersumpah? Kamu harus menjaga Sera kami dengan baik, tetap aman dan tetap bahagia. Tapi tidak boleh mengorbankan nyawa?" Lanjut Neiva.
"Lalu siapa yang akan melakukan itu untuk Sera?" Tanya Xavier.
"Kami. Kami ber delapan yang akan mengambil peran itu." Jawab Kifanio.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERA - HEIRS
HumorSiswa tersebut sudah terkapar dengan darah di seluruh tubuh akibat pukulan yang diterimanya. Namun, ia masih sadar untuk bisa mendengar perkataan dari lawannya. "Kalo lo masih ga tau alasannya bakal gue kasih tau. Buka telinga lo. Cewe kaya sera ga...