7. Rencana Yeojin

27 11 20
                                    

Yeojin menutup kembali laman aplikasi kalender yang ada di ponselnya.

Sejauh yang ia tahu, akhir bulan nanti Jaehyun akan menikah dengan perempuan yang bernama Jung Chaeyeon.

Yeojin sudah beberapa kali bertemu dengan pacar—perempuan itu.

Namun, posisi Kim Jiho sebagai calon kakak ipar kesayangannya tidak dapat diganggu gugat oleh perempuan mana pun.

Omong-omong, setelah bangun dari komanya yang berlangsung selama empat tahun, ingatan Yeojin tentang keberadaan Jiho masih tercetak jelas dalam pikirannya. Bahkan segala hal yang dialami selama koma, tak atu pun terhapus dari ingatan Yeojin.

Satu-satunya hal yang membuat Yeojin kecewa hanyalah Jiho yang tidak pernah sekali pun datang berkunjung. Setelah kembali ke Mediocris Villa, baik sebelum atau setelah ia sadar, Jiho sama sekali tidak menampakkan diri. Ah, soal itu, sebenarnya Yeojin tidak yakin bahwa dirinya masih bisa melihat keberadaan Jiho.

Kendati demikian, Yeojin sedikit pun tidak pantang menyerah. Yeojin yakin, suatu saat nanti ... Jiho pasti akan datang lagi ke Bumi.

"Akhir bulan nanti Kak Jaehyun bakalan nikah sama perempuan lain. Kalau Kak Jiho ga muncul juga, Yeojin bingung harus ngelakuin apalagi supaya Kak Jaehyun batalin acaranya." Yeojin menghela napas. Deringan ponsel membuat fokusnya teralihkan. Itu merupakan panggilan masuk dari Jaehyun, dan Yeojin sama sekali tidak berniat untuk menjawab panggilan masuk tersebut. Usai deringan ponsel tersebut berakhir, satu notifikasi pesan yang muncul di layar ponselnya membuat Yeojin kembali melihat ke layar ponsel.

Mama
|Kamu marahan sama kakakmu?

|Cuma masalah biasa, kok.
|Mama jangan khawatir. Yeojin lagi di rumah temen. Tapi tolong jangan kasih tau Kakak, ya, Ma.

Mama
|Rahasia kamu aman sama Mama.
|Kalau mau pulang, telpon Mama atau Papa, ya, Nak.


Yeojin tersenyum. "Mama memang yang paling baik, deh," gumamnya.

Namun, tiba-tiba saja suatu ide terbesit dalam pikiran Yeojin.

|Ma, Yeojin malam ini nginap di rumah temen boleh, ya?

Beberapa menit telah berlalu. Akan tetapi Yeojin tidak mendapat balasan apapun dari Mama. Pesan tersebut hanya berakhir dengan dua centang biru di bagian bawah pesan yang dikirim oleh Yeojin.

Raut wajah Yeojin berubah drastis. Jika diingat-ingat kembali, Yeojin tidak pernah meminta hal yang aneh-aneh—seperti ini pada Mama.

"It's okay, Yeojin! Mama mungkin aja ketiduran," ucapnya, memberi sugesti pada diri sendiri. Perempuan itu berdiri dari duduknya lalu merapikan pakaian yang sedikit berantakan. Ia menoleh ke arah kanan dan kiri. Barangkali, ia dapat menemukan kendaraan yang dapat ditumpangi.

Di rumah teman ... itu merupakan satu-satunya kebohongan yang telah dilakukan oleh Yeojin sejak lama. Karena terlalu lama terbaring di Rumah Sakit, Yeojin terpaksa harus melanjutkan pendidikannya yang tertunda tanpa berusaha untuk menjalin hubungan pertemanan dengan siapapun. Lagi pula, selama ia koma tidak ada satu orang pun yang datang menjenguk, selain keluarganya sendiri.

Atensi Yeojin kembali tercuri kala suara notifikasi ponsel kembali berbunyi.

Mama
|Boleh.
|Tapi besok langsung pulang, ya.
|Kalau ada apa-apa harus langsung kasih tahu Mama.

Scintilla Amoris II (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang