10. Mediocris Jewelry

48 11 13
                                    

Jiho berusaha keras menahan rasa nyeri yang dirasakan di pundaknya. Dalam hati, Jiho terus-menerus memaki Jaehyun yang tidak henti-hentinya melakukan kontak fisik dengan sang pacar.

"Jaehyun bermesraan dengan pacarnya lagi?"

Spontan, Jiho menoleh menatap Yoobin yang tengah sibuk merapikan susunan perhiasan di etalase. "Tidak, kok."

"Apanya yang tidak? Jelas sekali bahwa saat ini kamu sedang menahan rasa sakit," celetuk Eunwoo, lalu melenggang pergi meninggalkan Jiho dan juga Yoobin.

Melihat tampang Eunwoo yang sama sekali tidak menunjukkan penyesalan, Jiho berdecak. Ia menatap Eunwoo dengan rasa jengkel yang menyelimuti diri.

"Tapi, sepertinya belakangan ini Jaehyun jarang melakukan kontak fisik dengan perempuan itu," ujar Yoobin.

Jiho menautkan alis menatap Yoobin.

"Maksudku, kamu lebih sering merasa sakit sebelumnya," jelas Yoobin.

"Sudah jam segini. Sudah waktunya buka, bukan?"

Jiho dan Yoobin mengalihkan atensi melihat ke arah pintu. Yang mana di sana, Minghao baru saja mengganti tanda close menjadi open.

Tatkala ia hendak menarik tirai dinding, Eunwoo tiba-tiba saja mengeluarkan vi dan membuat tirai dinding tersebut langsung terangkat.

Minghao menggeram di tempatnya. Rasa-rasanya, Minghao ingin melempar Eunwoo ke tempat pengasingan.

"Permisi, Pak ... Bu."

Secara kompak, mereka berempat melihat ke arah ambang pintu.

Terkecuali Eunwoo, ketiganya tampak begitu terkejut.

"Ini, surat lamaran--"

"Untuk sementara hal yang seperti ini tidak dibutuhkan di Mediocris Jewelry," sela Eunwoo sembari mengambil alih map yang baru saja dipegang oleh Jiho.

Kendati demikian, Eunwoo tetap membaca beberapa bagian yang tertulis di sana.

"Jang Gyuri ...," Eunwoo kembali menoleh menatap sosok tersebut.

Perempuan itu, Gyuri tersenyum canggung pada Eunwoo. "Usia saya melebihi batas maksimal, ya?"

"Eh? Sama sekali enggak, kok. Kamu bisa langsung--" Jiho menghentikan ucapannya. Ia merasa amat canggung karena harus berhadapan dengan seseorang yang pernah dikenal olehnya. Well, meski kenyataannya Gyuri sama sekali tidak dapat mengingatnya.

Sementara Yoobin, sosok yang lebih lama menjalin hubungan pertemanan dengan Gyuri, berdeham beberapa kali lalu menyembunyikan diri di balik tubuh Minghao.

Minghao berdecak pelan. Menurutnya, Eunwoo itu memang pusat masalah. Jika ingin merekrut seseorang yang mereka kenal, setidaknya Eunwoo dapat membicarakannya dulu. Dengan begitu, respons mereka tidak akan secanggung ini.

Terlebih lagi, Jiho dan Yoobin menjalin hubungan pertemanan disaat keduanya sedang menjalankan hukuman dari Kaisar. Otomatis, Gyuri tidak dapat mengingat satu hal pun tentang Jiho dan juga Yoobin.

"Jangan merasa canggung. Tujuan kami adalah membuka lapak kerja yang bersifat kekeluargaan. Jadi santai saja," ucap Minghao. Lelaki itu berinisiatif membawa Gyuri menjauh dari Jiho dan Yoobin. "Hal yang jangan pernah kamu lupakan hanyalah jam masuk dan jam pulang," timpalnya kemudian. "Ayo. Setidaknya aku harus melakukan wawancara singkat. Jangan khawatir, ini hanya untuk formalitas saja."

Minghao mengajak Gyuri masuk ke dalam ruangan pribadi Jiho. Ralat. Sebenarnya, itu merupakan ruangan pribadi mereka berempat.

"Eunwoo, kenapa tidak memberitahukan pada kami terlebih dahulu? Kamu jelas tahu bahwa kami sempat berhubungan dengan Gyuri," omel Yoobin.

Scintilla Amoris II (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang