"Yeojin? Kenapa ada di sini?"
"Selamat pagi, Kak." Alih-alih memberi jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh Jaehyun, Yeojin malah menaikkan sudut bibirnya dan menyapa Jaehyun dengan nada suara yang terdengar cukup riang. "Oya, Kak Jaehyun coba telepon Kak Gyul dulu sebentar "
"Gyul?" Alis Jaehyun tampak tertaut. Kendati demikian, ia segera menghubungi nomor kontak Gyuri.
Sementara Yeojin, usai menyiapkan roti dan segelas kopi untuk Jaehyun, ia beranjak menjauhi area dapur.
Jaehyun menarik kursi meja makan lalu duduk di sana.
"Udah bangun, Jae?"
"Udah. Ada apa, Gyul?"
"Kamu ingat kejadian semalam ga?"
Jaehyun mengurungkan niatnya yang hendak melahap roti yang telah disajikan Yeojin untuknya. "Semalam?" Ia bergumam. "Kejadian apa?" tanyanya. Jaehyun dapat mendengar dengan jelas bahwa Gyuri baru saja berdecak.
Dan pada detik berikutnya, Gyuri pun mulai menjelaskan mengenai hal yang terjadi semalam.
Sementara itu, Yeojin yang diam-diam mengamati k Jaehyun tampak tersenyum puas.
Semalam, Yoobin tiba-tiba saja mendatangi Yeojin, dan meminta Yeojin untuk segera datang ke apartemen yang ditempati oleh Jaehyun.
Dan Yoobin menyuruh Yeojin untuk meminta bantuan Gyuri demi mengantarkannya ke sana, dengan dalih bahwa Yeojin ingin menginap di apartemen sang kakak.
Well, Yeojin memang bisa saja pergi ke sana seorang diri. Akan tetapi, jika hanya Yeojin saja—pasti akan terasa sulit untuk menangkap basah seseorang yang seperti Jung Chaeyeon.
Karena itu, Yoobin dengan sengaja membawa Yeojin ke Mediocris Jewelry agar Yeojin dapat meminta bantuan pada Gyuri langsung.
Namun, sewaktu tiba di apartemen, Yeojin malah meminta Gyuri untuk masuk lebih dulu usai membukakan pintu unit apartemen yang ditinggali Jaehyun. Sementara ia malah beralasan ingin membeli beberapa camilan dan pergi dari sana.
"Kamu serius, Gyul?"
"Kenapa? Kamu masih ga percaya kalau pacar kamu itu bisa ngelakuin hal yang kayak gitu? Dia sampe ngasih obat tidur ke kamu."
Raut wajah Jaehyun mulai berubah drastis. Rahangnya terkatup. Tangannya pun terkepal kuat. Hingga urat-urat di tangan lelaki itu tampak tercetak jelas.
Pantas saja kepalanya terasa amat nyeri ketika bangun tadi. Dan pantas saja tempat tidur—kamarnya terlihat begitu berantakan.
Lelaki itu meringis—pada saat ingatannya tentang kejadian semalam—perlahan kembali.
"Kalau kamu masih mau nikah sama dia, aku bakalan kasih tau kejadian semalam ke Tante. Seenggaknya Tante harus tau kelakuan calon menantunya kayak gimana."
Jaehyun terdiam sebentar. "Yeojin ... ada liat juga?"
"Yeojin cuma liat pas Chaeyeon keluar."
"Masalah ini tolong jangan kasih tau Mama, ya, Gyul," pinta Jaehyun. "Nanti aku telepon lagi."
Sambungan telepon itu berakhir.
Jaehyun meletakkan ponselnya ke meja. Fokusnya kemudian tertuju pada roti dan segelas kopi yang telah disajikan Yeojin untuknya.
Mungkin, ini merupakan salah satu alasan mengapa Yeojin sangat tidak senang akan hubungannya dengan Chaeyeon.
Jaehyun beralih meneguk habis kopi hangat tersebut. Setelahnya, ia beranjak sembari membawa sepotong roti itu bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scintilla Amoris II (Completed)
FantasyBegitu kembali ke Mediocris Villa dengan industria yang berhasil diserap, keseharian Kim Jiho sebagai aqua mediocris mulai berubah. Kim Jiho bukan lagi mediocris paling lemah di antara aqua mediocris dalam kasta Palatium. Industria yang diserapnya m...