12. Tenebris Navitas

35 11 8
                                    

"Maaf, ya, aku malah buat yang lainnya ga nyaman," ucap Gyuri penuh sesal.

Jiho tersenyum menanggapi. "Itu cuma hal biasa, kok. Jadi ga usah terlalu dipikirin. Lagian, yang lain juga biasa aja. Mereka malah lebih khawatir sama kamu," balas Jiho. "Kamu ... baik-baik aja, 'kan?"

Gyuri mendongak. Memperhatikan Jiho yang menatapnya dengan raut wajah yang menunjukkan rasa khawatir yang mendalam. Ia kemudian mengangguk. "Aku baik-baik aja," jawabnya. "Besok ... aku masih boleh kerja di sini?"

Jiho mengerutkan dahi menatap Gyuri. "Kamu kok— maksudku, kamu jelas boleh kerja di sini. Yang rekrut kamu 'kan Eunwoo. Kalau besok kamu tiba-tiba ga datang, bisa kelar hidup aku," ucap Jiho, ia kemudian tertawa.

Begitupun dengan Gyuri.

Tatkala sebuah bis berhenti di halte, Gyuri langsung berdiri dari duduknya.

"Aku pulang duluan ya, Jiho," pamitnya.

Jiho mengangguk. Seulas senyuman masih saja terpatri di bibirnya.

"Kamu harus tahu, Jiho. Tenebris navitas yang ada padamu saat ini sudah melampaui batas," celetuk Minghao.

Jiho melirik ke arah Minghao sebentar, lalu melanjutkan kembali langkah yang sengaja ditunda.

"Di antara kami, tidak ada yang bisa menyerap tenebris navitas itu. Kamu jelas tahu bahwa hanya aqua mediocris yang mampu menyerap tenebris navitas," ucap Minghao. "Eunwoo mendengar dari awal percakapan antara Jaehyun dan Gyuri. Kamu tahu? Gyuri bahkan sempat-sempatnya menampar Jaehyun."

Refleks, langkah Jiho terhenti. Ia menoleh menatap Minghao.

"Ya. Seperti yang kamu duga, mereka bertengkar. Aku rasa, pacar Jaehyun itu bukan orang yang baik," ungkap Minghao. "Sebenarnya, ada satu hal yang tidak pernah kami beritahukan kepadamu. Jung Chaeyeon, perempuan itu dipenuhi dengan tenebris navitas. Parahnya lagi, tenebris navitas yang ada padanya terus berusaha merasuki Jung Jaehyun."

Minghao mengalihkan atensi ke sekeliling. Terlalu banyak orang yang berlalu-lalang di sana. Akhirnya, Minghao menarik tubuh Jiho ke pelukannya lalu menjentikkan jari.

Hanya dalam sepersekian detik, keduanya tiba di rumah. Dan Minghao pun langsung mengubah pakaian yang dikenakan menjadi pakaian biasa.

"Tentu saja tenebris navitas yang ada padamu dan padanya berbeda," ujar Minghao. "Kamu hanya sedang sedih, meratapi nasibmu sendiri, dan berpikir negatif tentang dirimu sendiri. Sedangkan dia, Jung Chaeyeon ... tenebris navitas yang ada padanya benar-benar berbahaya. Omong-omong, kamu tidak lihat cara Chaeyeon menatap Gyuri tadi?"

Jiho menggeleng.

Minghao menghela napasnya. "Ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu."

"Apa?"

"Kamu rela membiarkan Jaehyun bersama dengan seseorang yang seperti itu?"

Tepat setelah mengajukan pertanyaan tersebut, Minghao langsung menghilang dari sana.

Jiho melempar tasnya ke sofa. Ia berdecak. Hanya dengan satu pertanyaan itu saja, tekad Jiho untuk merelakan Jaehyun langsung goyah.

Dibandingkan hal itu, Jiho lebih tidak menyukai akan fakta bahwa ia tidak mampu lagi melihat tenebris navitas--termasuk aura yang dikeluarkan oleh para manusia lainnya.

Jiho terduduk kala ia kembali merasakan sakit di sekujur tubuh. Kepalanya seolah mau pecah. Sementara pundaknya bagai dihantam palu.

Sebenarnya, apa lagi yang dilakukan oleh Jaehyun selarut ini?

Scintilla Amoris II (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang