5. Aqua Mediocris, Kim Jiho

35 11 7
                                    

+ Carcer = penjara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+ Carcer = penjara.

💧💝💧

Tiga bulan kemudian, Mediocris Villa.

"Aku sedang tidak dihukum, Lee Dokyeom. Hal yang kualami sekarang ini merupakan proses untuk menjadi manusia seutuhnya."

Dokyeom mengangguk takpeduli. Aer mediocris yang memiliki tugas untuk menyampaikan pesan juga mengirimkan barang itu, beralih duduk di rerumputan.

Dengan vi yang dimiliki, Dokyeom membuat mahkota bunga milik Jiho terbang ke arahnya.

Sembari memperbaiki mahkota tersebut, Dokyeom berujar, "Jung Jaehyun masih sama. Manusia itu baik-baik saja." Ia menatap raut wajah Jiho yang berubah cerah. Dokyeom benar-benar tidak mengerti. Bukankah seharusnya Jiho mencemaskan dirinya terlebih dahulu?

"Omong-omong, Mama ... bagaimana?"

"Nyonya Shin?" Dokyeom menoleh menatap Jiho. "Nyonya juga baik-baik saja," lanjut Dokyeom. Ia kemudian berdiri dari duduknya, dan menyodorkan mahkota bunga yang telah diperbaiki pada Jiho. "Masih ingat hari pertama saat kamu diharuskan ke Bumi untuk mencari industria?"

Jiho terdiam sebentar lalu mengangguk.

"Hari itu aku memberikan sedikit industria milikku padamu. Dengan begitu, tiap kali tubuhmu basah, kamu bisa langsung mengeringkan diri sendiri," ujar Dokyeom. "Maaf, kali ini aku tidak dapat memberikan apapun untukmu. Aku rasa, aku tidak seberani dirimu untuk menghadapi konsekuensi yang ada."

Jiho tertawa pelan. "Tidak masalah. Aku tahu, mengirimkan barang ini pun termasuk perbuatan yang dilarang. Jika ketahuan, kamu pasti akan—"

"Jangan dilanjutkan. Aku khawatir kalimat yang kamu ungkapkan akan menjadi kenyataan," sela Dokyeom. "Lagi pula, ada Pangeran Mingyu yang dapat menjamin keselamatan hidupku," lanjutnya. "Kalau begitu aku pergi dulu."

Dokyeom menunggangi kembali kudanya. Ia berpamitan sekali lagi pada Jiho, lalu bergegas meninggalkan tempat pengasingan tersebut.

Kala bayangan tubuh Dokyeom kian menjauh dari pandangan, Jiho beralih mengamati benda pemberian Mingyu yang digenggamnya sedari tadi.

Jiho ingat, berdasarkan apa yang dikatakan oleh Mingyu tiga bulan yang lalu, tahap terakhir merupakan tahap yang nyaris merenggut nyawa.

Sejujurnya, Jiho amat menyadari bahwa hal yang dilabeli sebagai proses untuk menjadi manusia oleh Kaisar, merupakan kata pengganti dari hukuman.

Kendati demikian, menjadi manusia merupakan pilihan Jiho sendiri. Jadi, tidak ada alasan bagi Jiho untuk memprotes hal tersebut.

Tiba-tiba saja, lamunan Jiho buyar sewaktu indra pendengarannya mendengar suara gemuruh dari langit.

Buru-buru Jiho memasukkan benda tersebut ke dalam kantong kain yang melingkar di pinggangnya.

Jiho menengadah, memperhatikan langit bergemuruh yang tampak abu-abu pekat.

Scintilla Amoris II (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang