11. Cara Menyadarkan Jaehyun (?)

24 11 21
                                    

"Sayang, liat, deh. Ini cincinnya bagus banget."

Jaehyun melihat ke arah yang ditunjuk oleh Chaeyeon. Ia tersenyum lalu merespons, "Kamu suka?"

Chaeyeon mengangguk antusias.

"Kalau gitu kita pilih yang itu aja."

"Jangan dulu," ucap Chaeyeon. "Kita liat cincin yang lain juga, ya? Aku liat di etalase sebelah sana ... kayaknya bagus-bagus. Tapi karena di sana lagi rame, kita liat yang ada di etalase ini dulu."

Jaehyun mengangguk setuju.

Namun, alih-alih menemani Chaeyeon melihat berbagai cincin yang ada di toko Mediocris Jewelry, Jaehyun lebih fokus memperhatikan desain interior toko yang entah mengapa terkesan unik baginya.

Ketika pertama kali masuk tadi, Jaehyun benar-benar terperangah. Toko perhiasan itu seolah membawanya ke dunia fantasi. Tokonya memang tidak terlalu luas, tapi sebagai seseorang yang telah menggeluti dunia bisnis selama bertahun-tahun, Jaehyun yakin, hanya dalam beberapa tahun ke depan ... penjualan di toko itu pasti akan meningkat pesat.

"Sayang, sini!"

Jaehyun menoleh. Mendapati Chaeyeon yang sedang mengobrol dengan salah satu pekerja yang ada di toko.

Lelaki itu pun bergegas menghampiri pacarnya.

"Coba ke siniin tangan kamu," ucap Chaeyeon.

Jaehyun mengulurkan tangannya pada Chaeyeon. Segera setelahnya, Chaeyeon memasangkan cincin di jari manis sebelah kiri Jaehyun.

"Cocok 'kan pas dipake sama pacar saya?" Chaeyeon menoleh menatap perempuan yang saat ini sedang melayaninya.

Kim Jiho, seseorang yang dengan berat hati harus melayani mereka hanya tersenyum menanggapi.

"Jadi pilih yang ini?" tanya Jaehyun sembari melepaskan cincin tersebut.

Chaeyeon mengangguk.

Jaehyun menoleh menatap si pekerja, Kim Jiho. Entah hanya sekadar perasaannya saja atau bukan, ia merasa bahwa perempuan yang ada di hadapannya tampak menghindari tatapannya.

Anehnya, Jaehyun merasa tidak senang akan respons yang didapat dari perempuan tersebut.

"Sayang, habis ini kita makan dulu, ya," celetuk Chaeyeon, berhasil membuyarkan lamunan Jaehyun. Perempuan itu menggandeng lengan Jaehyun, lalu bersandar pada sang pacar. "Aku laper banget."

Pergerakan Jiho mendadak terhenti. Niatnya yang hendak memasukkan pesanan Jaehyun dan Chaeyeon ke dalam paper bag malah urung. Padahal kontak fisik yang dilakukan oleh pasangan sejoli itu tidak tergolong intim. Tapi entah mengapa Jiho merasakan sakit yang luar biasa. Bahkan pundak sebelah kanannya pun tiba-tiba terasa amat nyeri.

"Jiho, kalung yang ada di etalase--"

"Gyul?"

Gyuri menoleh. Melihat ke arah seseorang yang baru saja menyebut namanya.

Melihat gelagat aneh dari Gyuri, Jiho pun berujar, "Iya, Gyuri? Ada yang mau kamu tanya?"

Gyuri membuang muka dari Jaehyun. Perempuan itu berdeham, "Itu ... tadi kata Eunwoo--" Gyuri menjeda kalimatnya. Dengan nada suara yang cukup pelan, ia kembali berujar, "Nanti, deh, aku omongin lagi. Kamu lanjut aja."

Gyuri berniat beranjak dari sana. Tetapi, tiba-tiba saja Jaehyun menahan pergelangan Gyuri.

"Chae, sebentar, ya. Aku mau ngomong sama Gyul dulu," ucap Jaehyun pada Chaeyeon. Tanpa persetujuan dari Chaeyeon ataupun Gyuri, lelaki dengan setelan jas berwarna hitam itu langsung menarik membawa Gyuri keluar dari toko tersebut.

Scintilla Amoris II (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang