"Gyul, itu Lisa 'kan? Istrinya Kak Ten," ujar Jaehyun. Pandangannya memandang tepat ke arah pukul 12. Lalu diliriknya ke arah Gyuri yang juga melihat ke arah yang sempat dipandangnya. "Bener, 'kan? Aku lupa pake kacamata. Jadi ga terlalu jelas."
Gyuri mengangguk. "Iya. Itu Lisa," sahutnya. Ia menoleh membalas tatapan Jaehyun. "Ada Kak Ten juga, tuh," lanjutnya sembari menunjuk ke arah Ten yang berdiri jauh di belakang Lisa. Ia tiba-tiba saja memamerkan senyumnya seraya melambaikan tangan, tatkala Ten dan Lisa menyadari keberadaannya dengan Jaehyun.
Jaehyun dan Gyuri berinisiatif menghampiri Ten dan Lisa yang berada sedikit jauh dari mereka.
Sembari berjalan, Jaehyun dan Gyuri terus saja mengobrol. Seolah-olah, tidak ada yang namanya kehabisan topik bagi mereka.
"Jaehyun, Lisa udah hamil, tuh. Kamu ga ada rencana ngehamilin—"
"Gyul!" Jaehyun menyela. Ia berdecak lalu bergegas lebih dulu meninggalkan Gyuri yang asyik mentertawainya.
Jaehyun tidak heran jika Winwin atau Papa mengusiknya dengan kalimat yang seperti itu. Tapi jika Gyuri orangnya, Jaehyun benar-benar merasa tidak nyaman.
Nahas, Gyuri malah berjalan dengan langkah yang lebih cepat hingga berhasil menyusulnya.
"Bener kata Winwin, pamor kamu langsung jatuh kalau menyangkut soal Jiho. Tau begini, udah dari kemaren-kemaren aku usilin," ucap Gyuri.
Perempuan itu kian mempercepat langkah ketika Jaehyun hendak mengomelinya.
"Kalian, tuh, ya, udah gede. Tapi masih aja main kucing-kucingan kayak gini. Ga malu sama umur?"
Sayangnya, demi menghindari omelan Jaehyun, Gyuri malah mendapat omelan dari Ten.
Gyuri langsung beranjak ke sebelah Lisa dan menggandeng lengan Lisa. Seakan-akan, Lisa merupakan tameng paling ampuh demi menghindari omelan Ten.
"Hati-hati. Nanti istriku kenapa-napa," ucap Ten.
Gyuri mendelik. Perasaan, ia hanya sekadar menggandeng lengan saja. Tidak lari-larian atau melakukan hal berbahaya lainnya di dekat Lisa. Tetapi Ten malah bereaksi berlebihan seperti itu.
"Biasa, Gyul. Orang kalau lagi dimabuk cinta memang suka begitu," celetuk Jaehyun yang seolah tahu isi hati Gyuri.
Gyuri tersenyum mencemooh usai mendengar celetukan Jaehyun. Ia menoleh menatap Lisa, lalu berujar, "Liat, tuh, Lis. Sendirinya ga ngaca."
Lisa tertawa. Memang sudah menjadi rahasia umum bahwa ketiga orang yang tengah bersamanya itu kerap kali bertengkar tiap kali berkumpul.
"Kalian mau ke mana? Kok, barengan?" tanya Lisa.
Gyuri menunjuk ke arah seberang jalan, yang mana di sana merupakan lokasi tempat ia bekerja. "Tadinya mau anterin Hanna sekolah, sekalian habis itu nunggu toko buka buat kerja," sahutnya. "Kalau Jaehyun, dia mau apelin pacar dulu. Iya 'kan, Jae?"
Jaehyun berdecak. Seharusnya, begitu mengetahui bahwa Jiho sedang mengantarkan Hanna ke Sekolah, Jaehyun memilih untuk menyusul saja. Atau setidaknya, ia tetap menunggu di dalam mobil.
"Pacar? Chae—"
"Sst. Jangan sebut nama itu, Kak," sela Gyuri. "Pacarnya Jaehyun itu Kim Jiho. Kalau katanya Winwin, udah fix jadi jodohnya Jaehyun."
"Gyul, kamu ke toserba Winwin buat belanja atau ngegosip, sih?" Jaehyun berdecak. "Lagian, Winwin mulutnya lemes banget," gerutunya.
"Kapan-kapan kenalin ke kita, ya," ujar Lisa.
"Undangannya juga ditunggu secepatnya," timpal Ten.
Kenapa ... kenapa Jaehyun harus berada di antara orang-orang yang seperti itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Scintilla Amoris II (Completed)
ФэнтезиBegitu kembali ke Mediocris Villa dengan industria yang berhasil diserap, keseharian Kim Jiho sebagai aqua mediocris mulai berubah. Kim Jiho bukan lagi mediocris paling lemah di antara aqua mediocris dalam kasta Palatium. Industria yang diserapnya m...