Part 1. Guy with bicycle

14.6K 628 13
                                    







"Pindahkan dia ke vila tiga, aku akan mengubah nama pewaris"

Braak

Buku dengan tebal 967 halaman itu terlepas dari genggaman saat mendengar sang suami diujung sana berbicara dengan sekretarisnya.

"Siapa yang kau pindahkan?"

"Kau bisa keluar" si sekretaris membungkukkan badannya dan beranjak pergi, tak lupa memberi anggukan saat melewati laki laki cantik yang memasang wajah penuh tanya.

Decakan sepatu yang lebih intens terdengar dari arah tangga, Taeyong berjalan cepat mengejar suaminya yang hendak meninggalkan rumah entah apa urusannya.

"Jae, sampai kapanpun anak anak ku akan tetap disini bersamaku. Jaehyun, dengarkan aku!" Taeyong menggapai lengan kokoh itu, memaksanya berhenti.

"Aku tidak bisa membiarkan orang cacat memegang perusahaan. Minta Mark untuk menemuiku sekarang"

"JAEHYUN!!"

"Dad? Mam? Ada apa?" Suara itu menginterupsi suasana rumah yang tiba tiba riuh.

"Dimana suamimu?"

"Mark... ada dikamar dad" Haechan menjawab namun matanya menatap sorot netra kedua mertuanya yang kurang mengenakkan.

"Minta dia datang ke kantor pusat. Katakan aku menunggunya" ucap Jaehyun singkat.

"B-baik" ucap Haechan menunduk.

Haechan masih menatap dengan raut kebingungan melihat adegan kejar kejaran kedua mertuanya. Kakinya segera diputar berbalik arah berjalan lebih cepat melesat memasuki area sayap kanan mansion besar itu.

Dagg

"Bear...i said don't slame the door"

"Salahkan pintunya kenapa sulit sekali dibuka. Hei bukan itu masalahnya. Dengarkan aku baik baik. Kau. Harus. Ke. Kantor. Sekarang." Haechan mencengkeram kedua bahu Mark dan mengatakan dengan sedikit terengah setelah berlari dari rumah utama.

Mark menatap heran istrinya itu, masih pagi tapi sudah bertingkah menggemaskan, haha ya semua perilaku Haechan bagi Mark itu lucu.

"Breathe sweety" Haechan mengerutkan keningnya.

"Kau sudah tau?"

"Tau apa? Aku sudah tau tentu saja. Siang ini memang aku harus kekantor"

"Mark...daddy memintamu untuk datang ke kantor"

"Yaa"

"Kantor pusat"

"WHATTTT???"

"YAAA!! Kau mengagetkanku" Haechan memukul lengan suaminya yang tengah membungkam mulutnya sendiri.

"Kenapa kau baru bilang sekarang Haechaniee" Mark beranjak dari sisian tempat tidur, melempar kacamata dan melepas bajunya.

"Ya ini aku bilang, aku pikir kau sudah tau hissh" Haechan mondar mandir didepan walking closet mereka, membuka lemari pakaian dan menyiapkan kemeja.

"Aku tidak tau, daddy memang memintaku menengok kantor cabang siang ini. Dia tidak mengatakan apapun. Kenapa harus ke kantor pusat? Aku bahkan sudah 3 tahun tidak menginjakkan kaki disana. Bukankah ini aneh?"

"Aku mandi lagi atau tidak?"

"Lama Mark, kita sudah mandi tadi malam. Cuci muka saja"

"Apa ini tentang adikku?"

"Entahlah. Aku hanya melihat mammy dan daddy bertengkar pagi ini. Sepertinya ada yang tidak beres" Haechan mengusap wajah Mark yang masih sedikit basah bekas cuci muka. Memakaian kemeja yang disambut suaminya.

Lottare Married | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang