Part 4. Klinik

3.6K 388 16
                                    





"Channiee... bukankah ini lucu?"

"Ah iya mam, warna cokelat ini lebih lucu seperti beruang hehe"

"Sudah kuduga selera mammy tidak salah"

"Mammy membelinya? Mammy mau kado anak temen mammy?"

"Bukan, mammy membelinya untukmu. Untuk cucu mammy" ucap Taeyong sambil memperhatikan baju bayi itu. Keduanya tengah berbelanja disalah satu Mall terdekat karena merasa bosan berada dirumah besar dengan suami mereka yang super sibuk.

"Mam..."

"Hei tidakpapa, mammy tidak bermaksud menyinggungmu. Kau bisa menyimpannya untuk nanti" mertuanya itu bergegas menenangkan menantunya yang berubah sendu.

"Tapi daddy memintaku melakukan program"

"Benarkah? Lalu... apa kau keberatan sayang?"

"Tidak, aku juga menginginkannya mam, tapi ini tidak akan berhasil karena kak Mark terlalu sibuk"

"Haechannie, maafkan daddy dan anak mammy yaa, maaf sudah menempatkanmu disituasi sulit"

"Tidak apa mamm, haruskah kita membeli dua?" Ucap Haechan mengubah nada suaranya untuk mengembalikan suasana.

"Eoh? Dua?"

"Aku akan berikan dua cucu untuk mammy" Haechan berkedip.



💰💰💰


"Bagaimana ini? Dia tidak berhenti menangis"

"Kau bisa bahasa Jerman?"

"Tidak Jen"

"Cup cup cup. Tenanglah, ibumu akan kembali setelah mandi. Kumohon jangan menangis"

"L aku punya ide" dan...

"Haruskah aku melakukan ini?"

"Hahahah kau tidak cocok sama sekali menggunakannya" Jeno tertawa saat melihat sekretarisnya itu menggunakan rambut palsu mainan. Wajahnya terlalu manly. Namun siapa sangka balita itu justru menyukainya. Tangisannya reda dan sedikit terkekeh saat L memainkan rambutnya.

"Eoh? Yaa sudah kubilang ini akan berhasil. Dia mungkin mengira kau ibunya kkk"

Ketiganya bercanda ria dihalaman rumah pemilik peternakan. Jeno dan L dititipi balita karena ibunya ingin mandi sebentar. Dan lihatlah apa yang dilakukan keduanya, Jeno yang menggoda balita itu terdiam saat mendengar suara orang muntah. Suaranya cukup dekat dari halaman namun dirinya tak melihat siapa siapa disana.

"L kau mendengarnya?"

Jeno penasaran, dirinya menyerahkan balita itu kepada L dan beranjak membuka pagar rumah.
Kepalanya menoleh kekanan tak menemukan siapapun disana, jalanan cukup sepi karena sudah menjelang petang. Kepalanya menoleh kekiri, dan begitu terkejutnya Jeno melihat seorang laki laki tengah bersimpuh dibalik pohon mengeluarkan isi perutnya. Jaemin muntah lagi.

"Jangan" Jaemin memberikan isyarat tangan untuk Jeno supaya tidak mendekat. Jaemin tahu dirinya kepergok mendatangi tempat ini. Setelah melihat Jeno bersama perempuan lain Jaemin bergegas ingin kembali saja ke kota. Namun perutnya kembali bergejolak dan meminta untuk dikeluarkan.

"Kau baik baik saja?" Jeno tidak menggubris larangannya. Jeno mendekat dan sedikit menepuk punggung karyawan cafe itu.

"Tidak jangan sekarang" ucap Jaemin dalam hati.

Bruggg. Jaemin pingsan.

Jaemin direbahkan disebuah sofa dalam rumah. Pemilik peternakan memintanya untuk memberi minyak aroma supaya lekas sadar, dan mengoleskannya pada perut namun Jeno tak mungkin melakukan itu. Akhirnya istri pemilik peternakan yang melakukannya.

Lottare Married | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang