Part 30. Choose

2.9K 309 33
                                    








"Namooyyaaaa"

"Kau merindukanku?? Ogu ogu" Jaemin merendahkan tubuhnya berjongkok menyambut anjing putih yang berlari keluar dari kursi belakang mobil.

Perhatiannya teralih saat mobil itu tiba tiba melenggang pergi begitu saja setelah mengantar samoyed kecilnya ke mansion. Mata Jaemin memicing untuk menatap raut muka L yang tampak dingin tak seperti biasanya. Meskipun L jarang tersenyum namun kali ini L bahkan tidak menyapa Jaemin seperti biasanya.

"Apa L ada masalah?" Tanya Jaemin. Jeno mengangkat kepalanya, terkejut senang saat Jaeminnya menggendong samoyed kecilnya yang baru saja tiba.

"Berat sayang, jangan digendong lain kali" Jeno mengambil alih Namo mengusak usak wajahnya pada leher berbulu putih itu.

"Namoyaa... aku merindukanmu" suara Jeno menyambut Namo.

"Apa ini ada kaitannya dengan Renjun dan Guanlin?"

"Perasaanku tidak enak" imbuh Jaemin yang masih mengajak Jeno bicara tapi laki laki itu fokus bermain dengan Namo.

"Dia bahkan tidak menyapaku tadi didepan"

"Hand please" Namo menaikkan satu kaki depannya ketelapak tangan Jeno.

"Pintaar"

"Two hand pleaseee"

Kali ini bukan dua kaki depan Namo namun salah satu tangan Jeno yang berisikan kepalan tangan Jaemin yang menirukan perilaku Namo sebelumnya.

Jeno yang terkejut heran sekaligus gemas karena istrinya sedang merajuk sekarang, dilihat dari ekspresinya yang datar dengan bibir menggerutu dan alis yang sedikit lagi menyatu.

"Aigoo, tanganmu yang satu kenapa besar sekali Namoyya" goda Jeno sambil mengusap punggung tangan Jaemin dan Namo bersamaan.

Jaemin yang kesal menghempaskan tangannya dan berjalan keluar dari ruang kerja Jeno. Laki laki itupun tertawa gemas dengan tingkah lucu istrinya.

"Sepertinya Mamamu marah Moyya"

"BIBUUU!!!!" Jeno tersentak teriakan Jaemin yang memekik telinga tak terima dipanggil Mama.

Jaeminpun memilih keluar kamar dan mencari udara segar. Namun sepertinya ia menyesali tindakannya sebab ia justru bertemu Jaehyun dan Haechan tengah bicara disalah satu ruang terbuka dekat sayap kiri rumah.

Jaemin bergerak kikuk ingin memutar tubuhnya tapi terlambat Jaehyun sudah terlanjur kontak mata dengan dirinya, begitupun Haechan.

"Jaem?" Itu Haechan.

"Ada apa?" Tanyanya.

"T-tidak ada. Aku sebaiknya kembal-"

"Kemarilah, Daddy ingin bicara denganmu"

Jaemin semakin dibuat canggung, detak jantungnya kini berpacu dua kali lebih cepat. Entah kenapa ingatannya ditarik kembali saat dirinya dengan mudah menuliskan nama laki laki itu dipendaftaran pernikahannya dengan Jeno. Sedikit menyesali tapi mau bagaimana lagi, sudah terlanjur.

"Bagus kau ada disini, aku tidak akan panjang menjelaskan ulang. Kau dan Haechan pergilah temui Nyonya Han. Bantu suamimu. Kau dokter kan? Aku tidak yakin ini akan membantu tapi setidaknya berusahalah" Ucap Jaehyun kemudian melenggang pergi.

"Fyuhhhh" Haechan mengela nafas setelah punggung mertuanya itu tak terlihat lagi.

Buggg

"Kau jangan lupa bernafas" Tepuk Haechan pada punggung Jaemin karena laki laki itu mematung tak beda jauh darinya.

Lottare Married | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang