Part 2. Pin Nama

5.8K 445 6
                                    






Kun kembali memasuki rumah setelah mengantarkan keponakannya ke bandara. Langkahnya begitu berat mengingat penjualannya sedikit menurun minggu ini. Ia memikirkan uang dari mana lagi yang bisa dia pinjam untuk sementara.

Tangan Kun bergerak membuka laci meja mengambil beberapa amplop bank untuk menimang bank apa yang sekiranya bisa memberikan keringanan untuk mereka. Namun ada satu amplop yang berisikan kertas bukti pelunasan dengan sepucuk surat.

Paman Kun, maafkan aku.
Biarkan ponakanmu membangkang kali ini, aku ingin ikut andil mengatasi utang baba yang tidak seharusnya paman tanggung. Simpan uang paman untuk hidup paman sendiri. Aku menggunakan uang ujianku. Paman tidak perlu khawatir, aku masih memiliki sisa uang dari asuransi dari rumah sakit bunda. Paman aku berjanji akan menyelesaikan pendidikanku dan menjadi keponakanmu yang paling membanggakannn!!! Masakkan aku nasi goreng dan ramen pangsit saat aku pulang!! Aku menyayangimuu paman *heart*

"Dasar anak nakal" Kun tersenyum haru. Nafasnya kini sedikit lebih ringan.


💰💰💰

—Swiss—

Tinggg

"Selamat datang"

"Oh haii Giselle. Jepit rambutmu cantik sekal— oh yyaa, kau sudah kembali??" Laki laki itu mendatangi cafe dan menyapa Giselle, salah satu pelayan di cafe yang lumayan terkenal disudut kota. Ucapannya terhenti saat melihat sosok sahabatnya yang keluar dari dalam ruangan dengan membawa seloyang kue.

"Yaa, kau ini bahkan tidak menemuiku lebih dulu dan lebih memilih pekerjaanmu? Kau benar benar"

"Aku membutuhkan uang untuk ujianku. Carikan aku pekerjaan partime lagi Jun, mungkin aku bisa mengajar bahasa Jerman"

"Ya! Siapa yang membutuhkan les bahasa Jerman saat sebagian negara ini bahkan menggunakan bahasa Jerman"

"Bahasa Korea bagaimana? Atau bahasa Inggris?"

"Mereka mungkin lebih menyukai belajar dari idola mereka. Lagi pula jaman sekarang siapa yang masih memanggil guru les bahasa. Mereka bisa menggunakan aplikasi ponsel jika butuh"

"Kekasihmu"

"Ahh kau benar. Laki laki bodoh mana yang menyewaku sebagai guru les bahasa china saat dia sendiri berasal dari china"

"Hahaha itu hanya alasannya supaya bisa mendekatimu" Jaemin tersenyum, paginya sedikit terhibur karena cafenya didatangi pelanggan tetap dan satu satunya sahabat dekatnya dinegara ini.

"Kau tidak jaga diklinik?"

"Terkadang aku masih suka dipanggil untuk menggantikan dokter Sam jika dia membutuhkanku. Sebenarnya magang koasku sudah selesai. Hanya menunggu ujian keprofesianku. Tapi ternyata uangku tidak cukup"

"Bagaimana jika kita mencari sugar daddy?"

Happ

Tubuh mungil itu mematung saat telinganya diraup oleh bilah bibir yang sepertinya dia tau siapa pelakunya.

"Ee...aku tidak ikutan. Aku akan mengecek stock dibelakang" Jaemin mengangkat kedua tangannya pasrah dan pergi meninggalkan kedua orang itu.

"Lepaskan!"

"Awu a maw" ucapnya tidak jelas karena mulutnya masih membekap daun telinga kekasihnya.

"Yaaa!! Jorok sekali" Renjun mendorong laki laki itu saat telinganya sengaja dijilat.

"Baobei? Apa aku kurang manis sampai kau mau mencari sugar daddy? Ahhh haruskah aku menjadi ayah dulu?"

"Hisshh aku hanya bercanda. Alin... kau punya kenalan yang membutuhkan jasa? apa saja. Ayo bantu nana" Renjun menggoyangkan lengan kekasihnya.

Lottare Married | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang