Part 21. Engagement Dinner

2.5K 307 20
                                    









Jaehyun melirik dengan ekor matanya, tangannya yang masih fokus membubuhi tanda tangan diatas berkas berkas teralihkan saat menatap secarik kertas cek yang Mark letakkan. Laki laki itu tak menerima tawaran, batinnya.

"Aku rasa istrimu menginginkan teman" ucap Jaehyun dingin.

"Maaf Dad, Haechan juga meminta maaf. Ini tidak akan terjadi lagi" Tunduk Mark.

"Lebih baik kau fokus menjaga istrimu"

"Maksud daddy?"




Sesampainya dirumah, Mark membanting pintu kamar, mengusak meja nakas dan meja rias Haechan hingga barang barangnya berserakan. Mark marah, rencana menjatuhkan dengan membongkar rahasia Jeno justru membuat dirinya merasa dibuang sekarang. Bagaimana bisa dengan entengnya Jaehyun menggelar rapat darurat direksi tanpanya, mengatakan investor menginginkan Jeno kembali menjadi garis waris setelah rumor Jeno terbantah malam itu.

"Nanti malam bersiaplah, adikmu akan melakukan pertemuan dengan keluarga Choi. Pastikan Haechan juga ada dirumah" ingat Mark akan pesan Jaehyun sesaat sebelum meninggalkan ruangan.

Mark menekan ponselnya, menanti dering telfon itu tersambung.

"Bear, where are you?" Ucap Mark manis.

(Mark? Ini kau? Kau sudah tidak marah?)

"Apa maksudmu? Aku tidak marah sama sekali bear"

(Apa yang kau inginkan?) jawab Haechan yang mengerti baiknya Mark memiliki alasan.

"Hahaha, ini kenapa aku menyukaimu. Haechanaa, bukankah kita harus menyapa adik ipar? Aku tau kau punya alamat rumahnya" senyum Mark.

(Mark)

Jika membawa Jaemin kemari justru membuat Jeno merebut kembali keinginannya, Mark akan membuat Jeno kehilangan miliknya.




💰💰💰




"Nana?"

"Yaa paman?" Laki laki dengan poni dijepit itu menoleh. Tangannya mematikan kran air wastafel, menghentikan kegiatan cuci piringnya sementara.

"Paman sudah bilang kau tidak perlu melakukannya, biar bibi dapur yang akan menyelesaikan"

"Tidak apa, lagi pula tidak banyak. Paman kenapa memanggil?"

"Ah ini, bisakah kau meminta tanda tangan pembeli toko ini sebelumnya? Meskipun sertifikat toko ini sudah di kita tapi kantor pajak menginginkan surat pemindahan pemilik. Kau akan kembali ke Swiss lusa kan?"

"Baik paman, Nana akan mencari-" kalimatnya terhenti saat dirinya tak mengetahui siapa nama pembeli toko sebelumnya.

"Paman sudah hubungi tapi tidak aktif. Kau kan pernah bertemu dengannya jadi mungkin kau bisa menemuinya lagi"

"Ahjussi, ada pesanan baru dari meja dua!" Teriak pelayan restoran.

"Yaa, sebentar"

"Na, paman tinggal disini" ucap Kun yang meletakkan dokumen pajak dan secarik kertas note kecil yang terjepit diatasnya.

Jaemin mengangguk, melirik sekilas dan melanjutkan cuci piringnya. Matanya menatap busa busa piring, tangannya tiba tiba berhenti, dia menyadari dirinya tidak pernah bertemu pembeli toko sekaligus restoran pamannya. Jeno lah yang melakukannya waktu itu.

Bicara tentang Jeno, sejak Jaemin usir pagi itu ia masih mengabaikan panggilan panggilan dilayar ponselnya. Dirinya lebih baik tidak membaca puluhan pesan yang Jeno kirimkan.

Lottare Married | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang