Part 14. Drunk

2.7K 359 12
                                    

Slight 🔞





"Nana"

"Nana"

"Kenapa tidak ada, dimana Nanaku" laki laki itu mengorek orek pot bunga didepan rumah dengan meracau menyebut nama Nana.

Jaemin yang baru saja berhasil tertidur setelah seharian menunggu kabar Jeno yang tak kunjung menghubunginya, saat dihubungi lebih dulu panggilannya juga tak terhubung. Jaemin merasakan getaran dimeja nakas, ponselnya tiba tiba berdering.

Dengan kondisi setengah sadar, L menghubungi Jaemin menanyakan apakah Jeno pulang kerumah, tapi Jaemin keluar dari kamar dan tak menemukan siapun. L juga panik karena semalam mereka kembali minum bersama hingga keduanya mabuk dan tertidur. Saat bangun, L tak mendapati Jeno di apartement.

Jaemin memutuskan untuk mencari Jeno keluar dengan mengenakan mantel untuk menutup piyamanya, sedikit ragu karena ini sudah hampir pukul tiga pagi. Saat keluar dari pintu Jaemin terkejut mendapati sosok yang ingin ia cari tengah memeluk pot bunga dan bersandar diujung tangga.

"Jen?"

"Jeno"

Tak menjawab, dirinya mencium aroma wine dan alkohol yang menyengat. Jaemin memapah masuk dengan susah payah karena ukuran tubuh Jeno yang lebih besar.

"Jen berat, sadarlah sebentar kamarnya disana" Jeno masih setia memejamkan mata. Karena kesal Jaemin menepuk keras punggung laki laki itu.

Buggg

"Sadarlah bodoh, kau ini berat"

"Eunghh" Jeno membuka matanya.

"Nana? Dimana Nanakuu" Jeno meraba mantelnya merasakan ada yang hilang, Jeno mencari pot bunganya.

Kepalanya sangat pening, Jeno berusaha bangkit karena merasakan gejolak diperutnya. Laki laki itu lari ke wastafel dapur dan memuntahkan isi perutnya cukup banyak. Astaga wine mahal itu terbuang sia sia.

Jaemin menepuk dan memijat tengkuk suaminya itu. Menyalakan air lalu membersihkan mulut dan sedikit mengusap wajah Jeno sekalian. Jeno merasakan perutnya tak semual tadi, dirinya menatap Jaemin yang diam mengurusnya dengan telaten.

"Masih mau muntah?"

Jeno menggeleng, matanya menatap satu mangkuk dan gelas kotor bekas Jaemin yang belum dicuci. Jeno menggosok mangkuk itu dengan spons setelah menuangkan sabun diatasnya, sosok disebelahnya itu menatap heran tingkah Jeno yang tiba tiba mencuci piring dan membersihkan dapur.

"Jen, apa yang kau lakukan?"

"Ini kotor, harus dibersihkan. Nana duduk sajaa" dengan suara nglanturnya Jeno mendudukkan Jaemin dikursi kemudian lanjut mengelap meja dan sekitaran kompor. Jaemin tiba tiba merasa gemas dengan tingkah suaminya yang justru malah bersih bersih, apa ini efek mabuknya? Kkk

Jeno mencuci lapnya, namun sepertinya sabunnya  terlalu banyak hingga membuat cukup busa.

"Jen, udah yaa. Besok lagi"

Jeno menepis tangan Jaemin membuat busa itu sedikit terciprat hingga kewajahnya. Jaemin yang reflek menutup mata dibuat terpekur saat melihat Jeno yang tengah menatap bibirnya.

"Akan aku bersihkan"

Jeno menahan tangan Jaemin, menggantikan tangan yang ingin mengusap busa didekat pelipis matanya. Usapannya turun kepipi hangat Jaemin. Laki laki dihadapannya itu hanya diam merasakan sentuhan tangan dingin Jeno yang sedikit basah bekas mencuci.

Busanya masih ada, tepat dibawah bibir laki laki itu. Kali ini bukan dengan tangan, Jeno bergerak mendekat melumat bibir bawah Jaemin lama, Jaemin mengepalkan tangannya menahan geli karena Jeno menggunakan lidahnya bak anjing yang tengah mencium pemiliknya.

Lottare Married | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang