Part 13. Worried

2.6K 305 7
                                    






"Kau memperbaikinya?"

"Aku tidak ingin mati kedinginan"

"Kau membawa yang kuminta kan?"

"Ya Tuanku, sudah kuletakkan dikamarnya"

"Bagus"

"Lagipula kenapa pilih disini sih? Bahkan vila kita ada seberang, dengan penghangat elektrik yang bahkan tidak membutuhkan kayu seperti ini" protes L dengan menepuk nepuk tangannya beres membersihkan tungku penghangat.

"Jaemin yang meminta, katanya ini vila murah yang dia rekomendasikan"

"Ada apa?" L menangkap gelagat canggung Jeno yang tak seperti biasanya.

"Tidak"

"Katakan"

"Malam ini aku tidak ingin diganggu"

"Tidak ada yang menganggumu"

"Baiklah"

L kau tak curiga sama sekali?



💰💰💰



Selepas makan malam mereka berempat memasuki kamar masing masing, Jeno dan Jaemin dilantai atas, Renjun dilantai bawah dan L yang memilih merebahkan diri disofa ruang tengah mendekati tungku penghangat karena malam ini cukup dingin dikarenakan kondisi vila yang semi terbuka.

Jaemin menggigit kukunya, mondar mandir disekitar penghangat ruangan dikamarnya. Pikirannya masih seputar kejadian siang tadi, dirinya tidak bisa tidur. Jaemin mengintip keluar melihat pintu kamar Jeno yang tertutup. Dari sudut pintu Jaemin juga bisa melihat kelantai bawah, terlihat L menonton televisi dan menyesap rokoknya.

Ceklekkk

Jaemin terkejut saat pintu kamar Jeno yang tiba tiba terbuka, menampakkan laki laki yang bergelung selimut menutupi hingga kepalanya bak kepompong.
Keduanya sama sama terkejut.

"Ada apa? Kau butuh sesuatu?" Tanya Jeno.

"Ekhmm tidak, aku aku hanya haus ya aku haus, aku akan mengambil minum kebawah"

Jaemin ingin melangkahkan kakinya kebawah namun Jeno menahan lengannya.

"Dikamarku ada"

Jeno berbalik memasuki kamarnya, Jaemin yang didepannya pun sedikit mengikuti walaupun hanya berdiri dimulut pintu. Jaemin merasakan hawa dingin dikamar Jeno.

"Kau? Tidak punya penghangat? Kamarmu dingin sekali"

"Ah tidak masalah, aku sudah menggunakan selimut. Lagipula ini tidak terlalu dingin" Jeno mengangkat selimutnya.

"Ini minumlah" Jeno menyerahkan gelas air itu untuk Jaemin minum.

Jaemin meneguk minumnya habis, dirinya permisi kembali dan menutup pintu Kamar Jeno. Lima detik kemudian handle pintu itu bergerak, mendapati Jaemin yang mengintip dari balik pintu.

"Hanya aku tidak masalah jika berbagi—"

💰💰💰


Jantungnya mulai berdetak tak beraturan, hanya satu kamar dengan Jeno membuat Jaemin panas diseluruh wajahnya. Penghangat ruangan itu ada diujung ruang namun panasnya seperti sampai disekujur tubuhnya. Keduanya kini sama sama berbaring diatas tempat tidur ukuran queen size yang membuat tubuh mereka cukup berdekatan.

"Breath Na"

"Fyuhhhh"

"Kau gugup?"

"A-apa? Tidak"

Lottare Married | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang