Baca dulu dua/tiga part sebelumnya ya, biar recall dikit jalan ceritanya heheKejadian Mall beberapa saat lalu membuat Jeno semakin protektif dengan istrinya. Mereka juga diam diam melakukan pemeriksaan kandungan, sekaligus pemeriksaan ulang kesehatan Jeno.
Jeno masih tidak menyangka laporan kesehatannya mengatakan dirinya sepenuhnya sehat termasuk kondisi spermanya yang sangat baik. Jeno bahkan melakukan pemeriksaan dua kali untuk memastikan hasilnya benar benar valid.
Jaemin juga diberi nasehat supaya lebih menjaga kandungannya lagi, memang kejadian kelelahan itu tidak berdampak langsung pada kandungannya, namun kondisi kelelahan juga bisa mempengaruhi stabilitas emosionalnya. Jaemin merasa dirinya menjadi lebih sensitif diawal kehamilan.
"Ini untukku?" Jeno mengedipkan matanya pelan.
"Pasti isinya banyak, ini kartu yang sama yang Baba berikan dulu"
"Andai kau memberikan ini sebelum aku bertemu Nyonya Han" imbuhnya.
"Kau pergi tanpa memberitahuku"
"Pakai ini" Jeno memberikan satu kartu lagi.
"Ini kan" Jaemin memastikan Jeno tidak salah memberi, kartu hitam elegan yang tidak sembarang orang memilikinya.
"Jangan gunakan uangmu untuk menjilat orang lain"
"Ahh Haechan waktu itu juga menggunakan ini untuk membayar tas kulitnya. Apa Kak Mark juga punya?" Jeno mengangguk, mengusap dahi Jaemin yang sedikit berkeringat.
"Tapi Jen"
"Aku tahu, aku tidak akan memintamu membayar hutangmu dengan ini. Aku memberikan ini karna kau istriku, gunakan ini untuk apapun yang kau mau. Makan dan beli apapun yang kau inginkan seperti yang kau lakukan dulu dengan kartu Baba"
"Ini apa lagi?" Jeno kembali memberikan menambahkan satu kartu.
"Jaga jaga, jika kartunya terblokir karena kau boros"
Jaemin mengerutkan dahinya, terdengar seperti dejavu dengan sindiran suaminya.
"Kau?" Jeno tertawa melihat raut muka Jaemin.
"Paman Kun bilang padaku kau pernah boros sampai Baba memblokir kartumu"
"Hisshh, pamaannn. Itu tidak boros, Bunda saja yang berlebihan. Baba membebaskanku menggunakan uangnya, tapi Bunda sudah seperti petugas bank yang mengawasi kartuku"
"Bunda baik Na, dia hanya tidak ingin kau salah menggunakannya"
"Aku merindukan Bunda"
"Kau mau mengunjunginya?"
"Bolehkah?"
"Tentu. Aku juga ingin bertemu dokter yang membantuku waktu kecil" senyum Jeno.
💰💰💰
"Pi, 20% itu terlalu banyakkk"
"aku juga sedang berusaha sesuai kemauan papi"
"Papi tenang saja, lagipula aku satu satunya yang membawa penerus J&J"
Grepp
Tangannya yang ingin memasukkan potongan buah pada mulutnya itu ditahan tiba tiba. Haechan yang terkejut kemudian menjatuhkan garpu buah yang berada ditangan dan mematikan panggilannya cepat.
"Kau memakan nanas"
Haechan sedang bersantai di dapur sembari menikmati buah buahan yang pelayan rumah siapkan sesuai permintaannya. Namun dirinya lupa memberitahu pelayan untuk menghilangkan beberapa daftar buah buahan yang sebaiknya Haechan hindari untuk beberapa bulan kedepan, pelayan yang tidak tahupun tetap menyiapkan terlebih pelayan tahu Haechan biasa memakan buah itu. Haechan juga tidak menyadari selama mengambil potongan potongan buah itu karena fokusnya terbagi kepada panggilan telefon diponselnya. Dirinya bergegas berjalan ke area wastafel dapur dan memuntahkan sisa nanas yang berada dimulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lottare Married | NOMIN
FanfictionTwo billion gone wrong. "Aku sudah mendapatkannya. Ayo bercerai" Read tags before read !! Start: 7/01/22 End: - #1 najaemin #1 haechan