Part 9. Winner

2.5K 345 23
                                    






"Mark, aunty hanya memberimu saran. Jangan terlalu fokus pada perusahaan, kau juga perlu meluangkan waktu untuk istrimu"

Aunty Krys menasehati keponakan sulungnya itu, keduanya kembali bertemu disebuah restoran keluarga tanpa sengaja.

"Tapi aunty, perusahaan sedang membutuhkanku. Daddy memberiku tanggungan yang besar apalagi sekarang Jeno sedang jauh. Tapi aku juga tidak bisa jika terus bertengkar dengan Haechan"

"Aunty tau sayang, begini saja. Bagaimana jika aunty membantu yayasanmu. Kau hanya perlu mengurus kantor utama. Lagipula itu akan menjadi milikmu bukan?"

"Maksud aunty?"

"Lepaskan yayasanmu dan biarkan aunty yang mengurusnya. Itu hanya menambah bebanmu. Lagi pula aunty tidak punya kerjaan disini Mark"

"Tapi itu tidak mudah. Sahamku tidak cukup untuk melakukan itu. Daddy masih memegang setengah saham. Setidaknya Jeno harus ada dipihakku untuk melawan daddy"

"Bukankah adikmu bukan garis waris lagi?"

"Benar. Tapi saat ini kita masih memerlukan persetujuannya. Setidaknya sampai rapat saham dilaksanakan"

Entah bagaimana rencana mereka, sepertinya tawaran itu cukup mengangkat beban pikirannya. Benar, jika Mark hanya memegang satu properti laki laki itu pasti tidak akan seketeteran ini. Mark hanya perlu mendapatkan dukungan suara dari adiknya sebagai seperempat pemegang saham perusahaan. Dengan begitu dia bisa lebih fokus dengan keluarga kecilnya. Haechanniee, tunggu sebentar lagi. Aku akan menepati janjiku.




💰💰💰




Hari ini adalah hari penting bagi sosok Na Jaemin, karena hari pengumuman lotre itu telah tiba. Laki laki itu begitu gugup menanti pengumuman yang akan dipasang dipapan kantor penyelenggara.

"Bisa tolong keklinik? Ini darurat" Jaemin tiba tiba menerima telefon dari klinik bahwa dirinya sedang dibutuhkan. Jaemin menatap bingung laki laki didepannya yang sudah siap menggunakan mantel hitamnya. Jeno melihat perubahan ekspresi istrinya.

"Kalau tidak beruntung bagaimana?" ucapnya sedih.

"Kita berdoa saja. Aku akan mengabarimu apapun hasilnya. Aku janji. Cepat, sepertinya mereka membutuhkanmu" Jeno melepas seat belt laki laki disebelahnya. Dirinya mengantarkan Jaemin ke kliniknya setelah menerima panggilan itu. Tampak belasan hewan yang tergeletak hingga luar klinik, sepertinya sangat genting. Jaemin hanya mengangguk dan segera keluar dari mobil. Membiarkan Jeno melihat hasil lotre itu sendirian.

Memasuki ruang klinik, pikirannya langsung teralihkan seluruhnya pada hewan hewan disana. Diduga binatang itu mengalami keracunan masal akibat salah makan. Pemilik penitipan hewan itu hanya menangis panik disudut klinik melihat anjing anjing peliharaannya terkulai lemas. Belum juga teratasi kini datang satu kucing yang terluka dengan kakinya yang tak bisa digerakkan. Jaemin dan beberapa dokter disana cukup kewalahan hingga sebagian dirujuk ke salah satu rumah sakit hewan terdekat. Bajunya bahkan sudah tak berbentuk. Dirinya menghela nafas panjang. Dokter Sam benar benar berterimakasih padanya.

Jaemin keluar dari klinik, merenggangkan ototnya dan menyadari bahwa hari sudah mulai gelap. Langitnya bahkan tampak indah semi orange pink disisi barat. Netranya berbenti pada sosok laki laki yang tengah bersandar didepan kap mobil, menunduk memainkan kakinya dengan kedua tangannya didalam saku mantel. Jaemin melihat ekspresi Jeno yang tampak murung.

"JENO!!"

Happ

Jaemin berlari mendekat, merangkulkan kedua tangannya ditubuh laki laki itu. Telapak tangannya bergerak menemuk nepuk punggung itu pelan.

Lottare Married | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang