five

1.8K 177 12
                                    

"Aku setuju." Kata Seungwan ketika Joohyun sudah duduk di hadapannya. Seungwan bisa mencium bau alkohol dari tubuh Joohyun.

Seungwan kemudian mengambil dokumen yang sudah dia siapkan tadi. "Kamu bisa baca term & conditions aku. Kalau kamu punya juga silahkan."

Seungwan melihat Joohyun tertawa kecil. "Lo siap banget ya. Sayangnya gue gak mikirin hal ginian."

Joohyun terus membaca dokumen dari Seungwan. "Lo gak usah khawatir soal kerjaan. Lo tetap bisa kerja kecuali kita ada acara yang harus didatangi berdua. Selebihnya kita hidup sendiri-sendiri saja seperti biasa."

"Gak boleh bawa pasangan masing-masing ke rumah? Hmm." Ucap Joohyun terlihat berpikir sambil menatap Seungwan. "Gue setuju."

"Oh iya, karena kita nanti akan tinggal bareng dan tempat tinggal kita sepertinya gak bakal dekat sama cafe lo, ntar gue siapin sopir pribadi." Lanjut Joohyun.

"Gak perlu. Aku punya kendaraan pribadi."

"Lo biar gak capek kalau pulang telat. Kerja seharian dan rumah jauh bakal bikin capek di jalan."

Joohyun kembali tersenyum ketika melanjutkan bacaannya dari dokumen Seungwan. "Pisah kamar? Lo takut sama gue?" Tanya Joohyun sambil menatap Seungwan.

"A-aku... bukan gitu. Kita tidak sedekat itu untuk tidur dalam satu kamar."

Joohyun mendekatkan tubuhnya pada Seungwan. "Oke. Kalau gitu sepertinya term & conditions gue kalau bisa kita tiap sarapan atau makan malam itu bareng. Kita bakal jadi pasangan minimal satu tahun, waktu yang cukup lama kalau kita tidak mengenal satu sama lain."

Seungwan mengangguk dan menatap Joohyun yang terlihat sangat santai. "Orang tua kita gak perlu tau hal ini."

"Oh tentu saja. Rumah kita sudah siap untuk kita tinggali mulai minggu depan. Masih ada 6 bulan lagi sebelum pernikahan kita."

Seungwan mengangguk dan menunjuk kembali lembaran dokumen di depannya. "Kamu belum baca poin terakhir."

Joohyun kembali fokus dengan dokumen dari Seungwan. "Tidak boleh ada berita berkencan sampai akhir masa pernikahan?"

"Aku tau reputasi kamu."

Joohyun tertawa mendengar itu. "Oke, bisa gue lakuin."

Joohyun kembali memperhatikan dokumen di tangannya. "Perpanjangan kontrak akan dibicarakan kembali setelah satu tahun terhitung sejak acara pernikahan."

"Tenang saja, Seungwan. Kita tidak akan lanjut kalau salah satu dari kita merasa keberatan."

💙

"LO MAU NIKAH?!" Seru Sooyoung ketika datang di apartment Seungwan. Seungwan tadi meneleponnya dan Yeri untuk membantu membereskan barang-barang pindahannya.

"Lo ketemu dimana deh sama calon suami lo? Atau istri?" Tanya Yeri.

"Dia perempuan."

"Oh wow. Siapa? Kayaknya lo gak pernah dekat sama siapapun kecuali pegawai cafe dan Sua."

"Bae Joohyun."

Gerakan Sooyoung dan Yeri terhenti dan mereka kini fokus memperhatikan Seungwan.

"Bae Joohyun? THE Bae Joohyun??!"

Jarang orang yang bernama Bae Joohyun di negara ini.

"Iya. Gue juga gak tau Papa kenal sama keluarga Bae."

"Lo serius mau nikah sama Bae Joohyun?!" Tanya Sooyoung yang kini menghampiri Seungwan. "Lo kan tau reputasi dia bagaimana."

"Lo gak mikirin dulu? Ini kayaknya mendadak banget?" Sambung Yeri.

"Pernikahannya masih 6 bulan lagi. Tenang aja gue udah perhitungin kok."

"Tentu saja kalau soal finansial lo bakal beruntung banget. Lo udah mikirin hal diluar itu?"

"Apa lagi hal diluar itu?"

"Perasaan mungkin? Lo udah perhitungin perasaan kalian yang akan terlibat?"

Seungwan tertawa mendengar ucapan Sooyoung. "Gak mungkin lah."

"Apa sih yang gak mungkin?" Lanjut Yeri sambil melanjutkan memasukkan baju Seungwan ke koper. "Lo ingat kata-kata gue gak pas di cafe itu? Gue bilang gue percaya cinta itu ada karena terbiasa."

"Gak usah khawatir. Gue bakal nganggap dia seperti dorm-mate gue aja."

Seungwan bisa mendengar Sooyoung menghembuskan napasnya dengan kasar. "Seungwan, kita sudah memperingatkan lo ya. Kita cuma gak mau lo kenapa-napa. Hidup lo bakal terekspos media setelah mereka mengumumkan Bae Joohyun menikah."

Seungwan hanya mengangguk sambil terus membereskan barang-barangnya.

💖

Rumah yang disiapkan untuk mereka tidak terlihat begitu besar dari luar tapi semua fasilitas disini sangat lengkap. Bahkan di rumah ini ada tempat gym dan kolam renang.

Rumahnya memiliki 2 kamar tidur utama dilengkapi kamar mandi dalam, satu ruangan serbaguna yang bisa digunakan untuk ruang kerja dan belajar, peralatan dapurnya sangat lengkap dan hal itu membuat Seungwan tersenyum. Seungwan suka melihat dapur seperti ini, dia senang membuat kue atau sekadar memasak. Dirinya tau rumah ini memiliki harga yang fantastis melihat semua fasilitas yang dimiliki.

"Lo mau kamar yang mana?" Tanya Joohyun.

"Aku mau kamar warna biru yang menghadap kolam renang."

"Oke. Lo beres-beres barang lo aja di kamar, habis itu istirahat. Gue ntar mau keluar ya."

Seungwan menghembuskan napasnya panjang. Seharusnya hal ini tidak sulit untuk kurang lebih satu tahun kedepan.

💙

RestartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang