"Kalau gitu sepertinya term & conditions gue kalau bisa kita tiap sarapan atau makan malam itu bareng."
Seungwan mengingat kembali kata-kata Joohyun waktu dia datang ke unit apartmentnya. Sudah satu bulan lebih tinggal di rumah yang sama, mereka tidak pernah melakukan itu. Joohyun selalu buru-buru berangkat ke kantor. Joohyun juga suka pulang sangat larut. Entah apa yang dia lakukan sepulang dari kantor.
Hal itu membuat Seungwan terkejut ketika melihat Joohyun duduk di kursi makan menunggunya untuk sarapan juga. Joohyun kemudian mengambil masakan Seungwan yang sudah Seungwan siapkan di meja makan.
"Masakan lo enak juga." Kata Joohyun ketika mencicipi sarapan yang dibuat oleh Seungwan.
Seungwan memperhatikan Joohyun yang menyantap sarapannya dengan lahap. Seungwan selalu senang kalau orang lain menyantap masakan atau pun kue buatannya dengan lahap.
"Mau dibawa ke kantor? Buat makan siang?"
Joohyun menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa dia artikan. "Tidak usah."
Seungwan hanya mengangguk dan melanjutkan sarapannya. Joohyun menanyakan kegiatannya hari ini sekadar basa-basi. Seungwan tidak menanyakan kegiatan Joohyun, dirinya merasa tidak perlu tau akan hal itu.
Tinggal bersama Joohyun membuatnya sedikit memperhatikan kebiasaan wanita itu. Dia tidak pernah mau membawa kerjaan ke rumah. Setiap mau datang bulan pasti moodnya berubah. Selalu dilayani oleh pelayan membuatnya selalu menanyakan letak barang pada Seungwan. Joohyun juga seseorang yang sangat berterus terang. Dia seperti tidak ada malunya ke Seungwan.
💙
Seungwan tersenyum ketika Sua datang ke cafenya.
"Seungwannie!" Seru Sua. "Udah mau pulang kan?"
"Iya, bentar lagi!"
"Ke tempat gue yuk buat makan malam? Mama gue bawain banyak makanan tadi."
"Gue bersih-bersih dulu!" Seru Seungwan.
Tempat tinggal Sua tidak besar tapi cukup nyaman untuk ditinggali sendiri. Mama Sua benar-benar mengirim banyak masakan rumahan untuk Sua.
"Gue tadi ngajak anak-anak toko buku tapi pada udah janjian sama pasangannya."
"Jadi gue pilihan terakhir nih?"
Seungwan tertawa ketika melihat raut wajah Sua yang berubah panik. "Bukan gitu! Gue emang pengen ngajak lo dari awal kok!"
Seungwan mengambil makanan yang diambilkan oleh Sua.
"Lo sekarang pindah ya? Gak di apart lo lagi?"
"Iya, orang tua gue yang minta." Seungwan tidak perlu memberi tahu Sua soal rencana perjodohan keluarganya.
"Gue rencananya mau buka usaha toko buku yang lebih besar dari sekarang."
Seungwan suka lupa kalau Sua juga merupakan pemilik toko buku langganannya itu.
"Ntar lo datang ya. Tapi beberapa bulan lagi sih pasti."
"Tenang aja. Lo tinggal ngirim gue undangannya gue pasti datang."
Malam itu mereka habiskan dengan obrolan santai sambil menikmati masakan dari Mama Sua.
💖
"Lo darimana?"
Pertanyaan dari Joohyun membuatnya terkejut. Seungwan tidak berpikir Joohyun sudah di rumah sekarang.
"Aku dari makan malam sama temen."
"Gue nungguin lo buat makan malam bareng."
"Hah?" Seungwan memperhatikan Joohyun yang tidak bergerak dari tempat duduknya. "S-Sorry! Aku gak tau kamu nungguin aku. Aku bahkan gak tau kamu udah pulang. Biasanya jam segini kamu jarang udah di rumah." Jelas Seungwan panjang. Dia merasa harus menjelaskan ini.
Joohyun memperhatikannya. "Yaudah lo istirahat aja." Joohyun kemudian melewatinya dan langsung masuk ke kamar.
Seungwan mengerutkan keningnya bingung. Apa Joohyun marah? Kenapa dia langsung masuk kamar begitu saja?
Seungwan berpikir apakah ini sudah waktunya Joohyun akan datang bulan? Moodnya suka berubah.
Seungwan menghembuskan napasnya panjang dan masuk ke kamarnya juga untuk membersihkan diri dan istirahat.
💙
Seungwan tidak bisa tidur. Dirinya terus mengingat bagaimana Joohyun menatapnya tadi.
Apa Joohyun benar-benar menunggunya untuk makan malam bersama? Apa dia sudah makan malam?
Akhirnya Seungwan keluar kamar. Mungkin bersantai di ruang tengah sambil menonton TV bisa membuatnya tertidur.
Seungwan membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju ruang tengah. Suara percikan air dari arah kolam renang mengalihkan perhatiannya. Seungwan melihat Joohyun yang sedang bersantai diatas pool float berbentuk flamingo sambil memainkan game di handphonenya. Kakinya terus dia mainkan dengan air kolam renang.
"Joohyun?"
"Oh. Hi."
"Kamu ngapain disini? Gak kedinginan?"
"Lagi pengen aja."
Seungwan mengangguk dan mendekat ke arah Joohyun dengan ragu. "Hmm..Kamu udah makan malam? Mau aku masakin?"
Joohyun kemudian memperhatikannya. "Gak usah. Gue tadi manasin makanan."
Seungwan bisa mendengar suara perut Joohyun diantara suara air dari kolam renang. Seungwan tersenyum ketika melihat pipi Joohyun berubah menjadi agak pink. Bisa malu juga ternyata.
"T-tapi iya gue masih laper! Boleh deh."
💖
"Lain kali kalau mau makan bareng, hubungi aku aja. Aku gak tau kamu nungguin aku." Kata Seungwan sambil menaruh masakan buatannya ke depan Joohyun. Seungwan cuma memasak nasi goreng, masakan yang mudah untuk dibuat dalam waktu cepat. "Kamu jarang di rumah soalnya." Lanjut Seungwan dengan pelan.
Joohyun menatapnya sebentar lalu memakan masakan Seungwan. Seungwan cukup senang melihat reaksi Joohyun yang langsung memakan nasi gorengnya dengan lahap.
"Siapapun yang bakal jadi pasangan lo di masa depan enak banget ya. Masakan lo enak-enak. Gue suka."
Seungwan hanya tertawa. "Dari kecil aku suka ikut-ikutan kalau Mama aku masak di rumah."
Joohyun terus mengajaknya mengobrol sampai makanannya habis. Tidak ada kata makasih disana. Tapi Seungwan menyadari Joohyun merupakan seseorang yang seru untuk diajak mengobrol.
Mungkin, perjodohan ini tidak begitu buruk.
💙
