"I don't believe you, Joohyun."
Joohyun menatap pemandangan kota dari ruangan kantor miliknya. Pikirannya kembali mengingat bagaimana mantannya meninggalkannya waktu itu. Entah kenapa Seungwan membuatnya mengingat kembali kejadian itu sampai Joohyun pernah menangis di pelukan Seungwan saat sedang liburan.
Apa orang-orang tidak percaya dengan Joohyun?Joohyun menghela napasnya lalu mencoba kembali fokus pada sisa pekerjaan miliknya.
💙
Joohyun terbangun mendengar suara dari ruangan kantor miliknya. Joohyun tidak sengaja tertidur di kursi kantor.
"Udah bangun?" Tanya Seungwan sambil menata makanan yang dia bawa di meja depan sofa.
Seungwan? Seungwan ada di kantornya?
"Aku kesini soalnya tadi Sana bilang kamu lagi sakit." Kata Seungwan lalu mendekat ke arah Joohyun. Seungwan menyentuh dahi Joohyun dengan punggung tangannya dan membandingkannya dengan miliknya.
"Kamu lagi gak datang bulan kan?" Tanya Seungwan sambil meraih tangan Joohyun.
Joohyun menggeleng sambil mencoba mencerna kejadian ini. Ini pertama kalinya Seungwan ke kantor miliknya sejak-
"Aku bawain makanan. Ayo makan. Sana bilang kamu males makan."
Joohyun menatap tangan mereka dan mengikuti langkah Seungwan menuju sofa. "Aku gak gitu lapar."
"Kamu harus makan. Tadi pagi juga makan kamu dikit." Kata Seungwan sambil mengambil piring. "Sini aku suapin kalau gitu. Kamu sambil main game aja."
Joohyun membuka game di handphonenya lalu memperhatikan Seungwan yang sangat telaten menyiapkan makanan. "Lagi gak sibuk di cafe?" Tanya Joohyun lalu mengecup bibir Seungwan.
"Lagi rame banget. Mana ramenya karena mau foto aku." Kata Seungwan dengan kesal.
Joohyun tertawa. "Disini aja sampe aku pulang."
Seungwan menyuapinya makanan. "Lama dong. Aku mau ke apartku dulu ambil barang."
"Aku antar aja nanti."
💖
Sore ini pertama kalinya Joohyun berkunjung ke unit apartment milik Seungwan. Sangat kecil dibanding miliknya tapi terasa sangat nyaman.
"Sorry berantakan." Kata Seungwan sambil menyiapkan minum untuk Joohyun.
"Gak usah repot-repot." Joohyun lalu berbaring di sofa ruang TV milik Seungwan. Hari ini Joohyun memang lagi tidak begitu fit. Ditambah lagi dirinya banyak pikiran membuatnya pusing.
Seungwan menghampirinya lalu kembali mengecek suhu badannya. "Mau nginap disini aja? Biar langsung istirahat? Jarak dari sini ke rumah kita gak dekat."
Rumah kita.
Joohyun tersenyum mendengar itu."Boleh deh."
💙
Seungwan terus mengusap kepalanya membantunya untuk tidur. Berada di kamar Seungwan membuatnya tersenyum. Bahkan sekarang Joohyun menggunakan piyama Seungwan. Di rumah mereka, Joohyun tidak pernah tidur di kamar Seungwan.
Hal ini memberikan efek yang Joohyun sangat sadar itu apa. Dia belum ingin mengakuinya sama siapapun khususnya pada Seungwan. Joohyun cuma tidak mau kecewa.
Joohyun mencintai Seungwan.
It's crazy isn't it? Bagaimana bisa wanita yang dijodohkan oleh keluarganya membuatnya merasakan hal ini setelah sekian lama?
Joohyun sudah bilang ke Seungwan kalau dirinya sayang dengan wanita itu. Tapi cinta? Cinta adalah kata yang sangat besar. Perasaan yang sangat besar untuk seseorang.
"Mikirin apa sih?" Tanya Seungwan menyadarkan Joohyun dari lamunannya.
Joohyun hanya menggelengkan kepala dan mengeratkan pelukannya. Dia tau Seungwan tidak merasakan hal yang sama.
Entah sejak kapan Joohyun menjadi pengecut seperti ini tapi Joohyun memutuskan untuk menyembunyikan perasaan itu pada dirinya sendiri saja.
Joohyun tidak mau Seungwan menjauh darinya.
💖
