"Seungwan? Ngapain lo duduk disitu?" Seru Sana ketika melihat Seungwan duduk di lobby.
"Nunggu Joohyun."
"Ke ruangannya aja kali. Kayak siapa aja." Sana menghampirinya sambil tersenyum. "Ayo gue anter! Pasti Joohyun seneng nih ada lo."
Seungwan tidak berencana ke kantor Joohyun. Dia juga tidak mengabari Joohyun apapun. Kebetulan dia habis bertemu dengan Sooyoung dan lokasinya dekat dari sini. Seungwan berpikir lebih baik mereka pergi bersama ke acara Sua.
Baru pertama kali Seungwan ke kantor Joohyun. Sangat besar. Orang-orang disini menggunakan pakaian yang sangat formal.
"Maaf bu, miss Bae bilang tidak boleh ada yang masuk ke ruangannya." Kata staf yang tempat kerjanya berada di luar ruangan Joohyun.
"Haduh sekretaris Kim, sekarang udah mau pulang. Lagian kenapa sih? Gue ini."
Staf atau sekretaris di depannya ini melirik ke arah Seungwan.
"Oh ya, sekretaris Kim harus hafal wajah cewek ini. Dia calonnya miss Bae." Kata Sana sambil tersenyum lalu mengajak Seungwan untuk mengikuti langkahnya ke ruangan Joohyun.
Raut wajah sekretaris Kim semakin panik. "Oh- tapi Bu- miss Bae tidak memperbolehkan-" ucapannya terputus ketika Sana sudah membuka pintu ruangan Joohyun.
"Joohyun! Ada istri-" ucapan Sana terhenti ketika melihat apa yang Joohyun lakukan. Gerakan Seungwan pun ikut terhenti ketika melihat apa yang Joohyun lakukan bersama wanita itu.
Joohyun kemudian menoleh ke arah pintu dan mata mereka bertemu.
"S-seungwan."
"Uh.." Ucap Sana sambil memperhatikan Seungwan dengan khawatir.
Tubuh Seungwan gemetar. Ini tidak seharusnya mempengaruhi dirinya. Bukannya memang Joohyun senang melakukan itu sama siapa saja?
"Aku...aku tunggu di lobby." Kata Seungwan dengan sisa suaranya lalu membungkukkan badannya sebelum dia pergi dari depan ruangan Joohyun.
Ini tidak seharusnya mempengaruhi Seungwan. Tapi kenapa sesakit ini?
💙
"Satu hal yang lo perlu tau, gue terus mikirin bagaimana waktu kita berciuman."
"Ciuman lo terus ada di pikiran gue. Entah kenapa. Padahal itu seharusnya cuma kecupan biasa. Gue selalu kebayang sama itu. Tiap lo deket gue juga gue gak bisa gak mikirin soal bibir lo. Gue mau ngelakuin hal itu lagi dengan benar."
Seungwan tertawa pada dirinya sendiri. Mungkin hal itu yang Joohyun katakan pada semua pasangannya. Kenapa dia percaya begitu saja dengan perkataan Joohyun?
"Seungwan, aku bisa jelasin." Kata Joohyun menyadarkan Seungwan dari lamunannya. Joohyun seperti habis berlari karena dia terlihat seperti mengatur napasnya.
Seungwan menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan pelan. "Gak ada yang perlu dijelasin. Ayo, takut telat." Kata Seungwan tersenyum lalu berjalan di depan Joohyun.
Tidak ada yang perlu Joohyun jelaskan. Pernikahan mereka nantinya memang cuma pernikahan di atas kertas kan?
💖
Selama di acara pembukaan toko buku Sua, Joohyun masih saja beracting. Joohyun masih menggenggam tangannya atau pun menyentuh pinggangnya. Entah kenapa Seungwan ingin sekali menangis sekarang.
"Seungwannie! Makasih ya udah dateng!" Seru Sua sambil memeluknya. "Gue gak ngira lo datang bareng Bae Joohyun." Ucap Sua menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa dia artikan. "Kalian terlihat sangat serasi."
Seungwan tertawa. Lagi-lagi menertawakan dirinya sendiri. "Oh ya?"
Sua mengangguk pelan. "Kita nyediain minuman dan pastry. Kesukaan lo kan? Enjoy ya."
💙
"Makan malam di luar dulu yuk?" Tanya Joohyun ketika mereka sudah di mobil. Joohyun memakaikan seatbelt pada Seungwan. Sudah menjadi kebiasaan setiap Seungwan duduk di samping Joohyun.
"Aku mau pulang." Kata Seungwan sambil melihat ke arah jendela mobil. Seungwan benar-benar tidak mau menatap Joohyun. Dia merasa sangat capek hari ini.
"Seungwan, apa ini karena masalah tadi? Itu semua gak kayak-"
"Aku bilang gak ada yang perlu dijelasin, Joohyun." Potong Seungwan.
Selama di perjalanan juga Seungwan sangat diam. Ketika Joohyun mau menggenggam tangannya itu, Seungwan langsung menyibukkan diri membuka handphone. Padahal selama ini Seungwan sangat jarang membuka handphone di mobil.
Seharusnya Seungwan bersikap biasa saja. Tapi bayangan bagaimana Joohyun berciuman dengan wanita itu menghantuinya. Kenapa juga dia harus merasa seperti ini? Pernikahan mereka nantinya hanya sebatas di atas kertas.
Beberapa kali Seungwan mengatur napasnya dia mencoba mengatur emosinya.
Seungwan memalingkan wajahnya ketika Joohyun ingin mengecup bibirnya.
"Kamu bisa berhenti acting kayak gini ke aku." Kata Seungwan akhirnya.
"Acting?" Tanya Joohyun menatap Seungwan dengan heran. Seungwan kini berjalan menuju dapur rumah mereka untuk mengambil air.
Joohyun mendekat ke arah Seungwan dan langsung menggenggam tangannya. "Maksud kamu apa soal acting?" Tanya Joohyun lalu menyingkirkan poni Seungwan yang menutupi matanya itu. Joohyun menangkup pipi Seungwan memaksanya untuk menatap matanya.
"Ya kayak gini. Kamu gak perlu ngelakuin ini kan kalau gak ada orang?" Tanya Seungwan lalu melepaskan genggaman Joohyun dan meminum airnya.
Joohyun mengernyitkan keningnya. "Kamu pikir aku selama ini acting kalau sama kamu? Aku ini bukan aktris, Seungwan."
Seungwan hanya diam lalu menaruh gelasnya ke wastafel dapur.
"Aku.." kata Seungwan sambil menatap Joohyun sekilas. "Aku mau istirahat."
Seungwan sangat lelah hari ini.
Mungkin Sooyoung benar. Seungwan tidak memikirkan perasaannya yang akan terlibat.
💖
Kalau kalian jadi Seungwan masih mau sama orang kayak Bae Joohyun?🤔
