twenty one

1.7K 145 7
                                    

Satu hal yang Seungwan sadari, Joohyun sangat suka physical touch. Seungwan menutup matanya rapat-rapat malu ketika dirinya mengingat kejadian tadi malam dimana Seungwan menawarkan dirinya memeluk Joohyun.

Dia tidak mau Joohyun memikirkan sesuatu yang tidak seharusnya. Apa dia terlalu keras dengan Joohyun sampai Joohyun selalu merasa dia membuat Seungwan tidak nyaman?

Joohyun juga selalu meminta izin untuk menyentuh Seungwan walaupun hanya bergandengan tangan. Semenjak kejadian Seungwan menghindar dari Joohyun, Joohyun selalu melakukan hal itu. Tapi sekarang bukannya Seungwan sudah tidak menjaga jarak?

Sejak kapan Seungwan memikirkan perasaan Joohyun? Mungkin bawaan dirinya sendiri yang selalu tidak tega dengan orang lain. Tapi dia tau, dia peduli dengan Joohyun.

Seungwan menghela napas panjang lalu berjalan menuju balkon hotel. Menara Eiffel sangat terlihat jelas dari balkon kamar hotel mereka. Tidak pernah ada di bayangan Seungwan dia akan ke Paris. Biasanya dia hanya melihat foto-foto kota Paris dari internet atau pun membaca deskripsi kota itu dari novel yang dia baca.

"Mau jalan-jalan ke Eiffel Tower? Banyak jajanan di sekitar sana." Kata Joohyun tiba-tiba yang sepertinya baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ayo. Kayaknya rame banget ya?"

"Ntar hati-hati kalau bawa barang. Disini banyak pencopet."

Tangan Seungwan langsung digenggam oleh Joohyun. Seungwan memperhatikan tangan mereka lalu menoleh pada Joohyun yang sedang menikmati pemandangan sekitar. Pipi Seungwan bersemu merah. Seungwan mengerti kenapa Paris dijuluki kota romantis. Suasana disini memang sangat mendukung dan berjalan bersama Joohyun membuat mereka terlihat seperti sepasang kekasih sesungguhnya.

"Kayaknya kerjaan kita dari kemarin jajan mulu ya." Kata Joohyun sambil tertawa.

Cantik.

Seungwan selalu suka melihat Joohyun tertawa.

Seungwan tersenyum sambil mengambil churros pesanan mereka. Mereka hanya membeli satu karena mau jajan yang lain. Seungwan menyodorkan churros yang ada di tangannya ke depan mulut Joohyun, menunggu Joohyun memakan churros itu.

Joohyun sempat menatapnya untuk beberapa detik kemudian memakan churros penuh cokelat yang ada di tangannya.

"Enak banget." Kata Joohyun sambil mengunyah. Seungwan tertawa melihat pipi Joohyun terlihat gembul karena makanan di mulutnya itu.

"Kamu makan belepotan banget." Kata Seungwan lalu mengusap sisa cokelat di sudut bibir Joohyun. Seungwan tersenyum melihat Joohyun yang terlihat seperti anak kecil kalau seperti ini. Tangannya kemudian di tahan Joohyun.

Seungwan mengernyit melihat Joohyun yang kini menatapnya. "Kenapa?"

"G-gakpapa!" Seru Joohyun lalu lanjut membersihkan sisa cokelat di sudut bibirnya sendiri.

💙

Mereka akhirnya mengikuti kelas masak di salah satu restoran terkenal di kota. Tentu saja Seungwan sangat antusias tidak seperti Joohyun yang sangat kesusahan mengikuti kelas masak ini. Seungwan harus beberapa kali membantu Joohyun.

"Aku nyerah." Kata Joohyun sambil menghembuskan napasnya dengan kasar. Hal itu membuat Seungwan tertawa.

"Kamu cuma harus sabar. Itu udah benar kok."

"Aku nunggu kamu aja lah." Kata Joohyun sambil mendekat ke tempat Seungwan. "Atau kita berdua aja. Jangan sendiri-sendiri." Lanjut Joohyun.

Seungwan mengiyakan usulan Joohyun, daripada Joohyun cuma menunggu lebih baik Joohyun tetap ikut memasak bersama Seungwan.

Seungwan tertawa menyadari Joohyun benar-benar tidak bisa memasak. Bahkan Seungwan harus mengajari Joohyun bagaimana memotong bahan makanan dengan benar.

Seungwan tersenyum melihat Joohyun yang tersenyum puas ketika masakan mereka sudah jadi. Entah kenapa Seungwan merasa lebih senang melihat Joohyun tersenyum seperti itu daripada hasil masakannya.

💖

Mendekati matahari terbenam, Joohyun mengajak Seungwan untuk menyusuri sungai Seine menggunakan kapal.

Kapal ini sangat besar dan cukup untuk memuat puluhan orang. Tapi hanya kurang 10 orang yang naik ke kapal ini, membuat kapal terasa sangat besar.

Tangan Seungwan kembali Joohyun genggam. Seungwan langsung menyatukan jari-jemari mereka sesuatu yang tidak dia sadari mulai menjadi kebiasaan.

Mereka membawa beberapa jajanan untuk mereka nikmati sambil melihat pemandangan.

"Cantik." Kata Joohyun tiba-tiba.

"Iya. Pemandangannya cantik banget." Kata Seungwan lalu menatap Joohyun yang entah sejak kapan sedang memperhatikannya.

"Bukan pemandangannya maksud aku." Joohyun berdeham lalu mengalihkan pandangannya pada bangunan sekitar.

Seungwan menatap Joohyun dengan bingung tidak mengerti maksud Joohyun.

"Seungwan."

"Hmm?"

"Let's start by being friends with each other."

"Huh?" Seungwan semakin bingung dengan maksud Joohyun.  Bukannya mereka sudah dekat dan bisa dibilang berteman?

"Can we start this all over again? Kita awalnya dekat karena terpaksa." Joohyun melepas genggaman tangannya lalu mengulurkan tangannya di depan Seungwan.

"Hi. Nama aku Bae Joohyun. Kamu bisa panggil aku Joohyun. It's nice to meet you."

Seungwan tertawa melihat apa yang dilakukan Joohyun. Sangat konyol pikirnya. Bahkan mereka bisa dibilang sudah menikah secara resmi sekarang.

Namun, Seungwan tetap membalas uluran tangan Joohyun. "Aku Son Seungwan. Senang bertemu denganmu, Joohyun."

💙

RestartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang