09| Heart Beating

1.3K 90 3
                                    

Krauk

Sofia sibuk memakan apelnya saat Leonor sedang membaca berkas-berkas kerajaan. Karena bosan menghampiri Sofia, dia memilih bermain di kamar kakaknya. Seakan tidak melihat apa yang sedang Leonor lakukan, Sofia terus mengajaknya mengobrol. Leonor menjawab semua pertanyaan Sofia sambil tetap membaca tanpa merasa terganggu.

"Apa yang membuatnya beda dari yang lain?" mereka sedang membicarakan Gavi. Sofia bertanya karena Leonor bercerita tiga hari yang lalu habis mengunjungi Camp Nou. Pertanyaan Sofia menarik perhatian Leonor dari kertas-kertas berantakan di hadapannya.

Leonor terdiam sejenak untuk mencari kata yang tepat sebagai jawaban dari pertanyaan Sofia. "Aku tidak tahu. Aku rasa dia tulus." jawabnya sambil mengangkat kedua bahu. Jika ditanya mengenai perlakuan yang Gavi berikan Leonor tidak bisa menjelaskannya, simply Gavi hanya membuatnya nyaman dengan memperlakukannya sama seperti manusia biasa .

"Semuanya juga terlihat seperti itu diawal.." Sofia tidak puas dengan jawaban Sang Kakak, menurutnya semua laki-laki yang mendekati Leonor juga begitu awalnya tapi di akhir semuanya sama, menyebalkan dan semena-mena.

"Setidaknya dia tidak mengikutiku kemana-mana seperti Ben. Itu mengganggu." bela Leonor. Jelas menurutnya Gavi jauh lebih baik dari Ben, mantan brengseknya.

"Dia kan memiliki pekerjaan, jika dia tidak pasti dia juga akan mengikutimu." Sofia berusaha memberikan fakta untuk menyangkal perkataan Leonor. Kakaknya yang satu ini biasanya suka buta ketika tertarik dengan seseorang, mungkin itu satu-satunya kekurangan Leonor.

Leonor berdecak kesal karena Sofia masih mencoba menggeser kepercayaannya. "Tapi dia setuju kita hanya menjadi teman??? bukan kah itu sudah cukup membuktikan?" ujarnya.

Sofia berdiri dari sofa sangking kagetnya, dia mengira kakaknya sudah terjebak oleh pemain bola itu. Kita semua tidak cukup bodoh untuk tau kalau atlet yang tengah mendunia biasanya memiliki pacar dan pacar lainnya. Kalian semua tau itu kan? mereka mudah memiliki hubungan dengan perempuan manapun yang mereka mau. Mendengar Gavi 'hanya' berteman dengan kakaknya otomatis menyangkal skeptisnya kepada pemain bola. "What?! kalian tidak berpacaran??????" dijawab dengan anggukan oleh Leonor.

"Apa dia tidak meminta apapun padamu sebagai teman?" tanya Sofia, dia masih berpikir kakaknya dijanjikan komitmen omong kosong sebagi teman atau apalah. Bukan berarti Sofia tidak menyukai Gavi secara personal, dia penggemar bola tapi dia juga mengikuti berita-berita kurang mengenakan dari dunia persepakbolaan. Sofia merasa perlu menjaga kakaknya dari sisi gelap itu.

"Tidak, most of the time malah aku yang harus menghubunginya." jawab Leonor, mengingat Gavi selama ini baik kepadanya.

"Kak... bukannya aku berprasangka buruk tapi dia pemain bola, kita semua tau mereka seperti apaa... apa kamu yakin dia tidak memiliki pacar lain jika setuju hanya ingin berteman denganmu? atau dia sengaja hanya mau berteman agar tidak perlu membuat komitmen?" tanya Sofia, dia khawatir setengah mati kepada kakaknya.

"Dia tidak punya pacar.. aku cukup senang memiliki teman baru tanpa menuntut lebih. Lagian tidak semua laki-laki yang dekat denganku harus menjadi pacarku kan? aku sedang tidak mencari pacar saat ini. Ya memang ada sedikit perasaan berbeda saat bersama Gavi, tapi aku yakin itu karena aku mengidolakannya sebagai pemain bola yang hebat dan dia adalah teman yang baik," Leonor memutari meja untuk duduk di sebelah Sofia.

"Baiklah, tapi mengapa kamu harus yang menghubunginya terus seperti itu?" namanya Sofia, dia akan selalu percaya dan berusaha mengerti keadaan kakaknya.

Leonor memainkan handphonenya untuk mengecheck apakah ada pesan dari teman-temannya yang masuk. Ingat ya guys! teman-teman, "tidak aku— dia menelepon," Leonor menunjukan layar handphonenya kepada Sofia. Di sana tertera nama Pablo Gavi.

always youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang