always you

29| The Downfall

Di tengah malam Kota Barcelona yang tidak pernah kehilangan hiruk-pikuknya, Gavi diam di dalam mobil sambil memegang sebatang rokok yang sudah terpantik. Hatinya risau, kepalanya dipenuhi puluhan "bagaimana?" dan badannya terasa tidak enak. Sungguh, tidak pernah Gavi bayangkan dia akan segelisah ini ketika akhirnya akan meninggalkan sepakbola. FC Barcelona, Spain National Team, teman-temannya, rutinitas yang selalu dia lakukan sejak dia kecil... sepakbola adalah "hidupnya" sebelum dia bertemu dengan Leonor. Seperti yang tadi dibilang, Gavi dan Sepakbola sudah bersama sejak kecil, melepaskan sepakbola sama seperti memberikan separuh dunianya.

Jauh dari yang telah dipikirkan Gavi, dirinya terasa bukan siapa-siapa tanpa sepakbola. Gavi lebih dari tau dirinya hanyalah orang yang secara non-definisi kecil terasa menjadi semakin kecil begitu "sepakbolanya" diambil. Apa yang bisa dia lakukan kedepannya? kenyataan bahwa Alessandro telah membahasnya dengan seluruh dewan FCB dan Spain National Team membuat Gavi kembali ingin muntah membayangkan dia akan sepenuhnya menjadi bagian dari anggota kerajaan tanpa kebiasannya yang dulu, tanpa bertemu teman-temannya setiap hari seperti sekarang, tanpa pendukung yang biasanya seminggu sekali dia lihat secara langsung, tanpa apartmentnya, tanpa semuanya. Terasa seperti tidak ada "Gavi lama" yang tersisa.

Membuka handphone adalah pilihan yang buruk. Melihat banyak orang mengiriminya pesan lewat DM dengan berbagai reaksi membuat Gavi kembali sedih begitu mengingat dia juga akan menghapus instagramnya. Dia akan menghilang dari dunia dan muncul 3 tahun setelah dia selesai sekolah militer. Dia melupakan itu... sekolah militer. Bagaimana dia bisa melewati semua ini untuk menikah dengan Leonor?

Tidak ada yang pernah memberitahu Gavi tahap paling berat dalam proses menjadi keluarga kerajaan, which is yang sekarang dia alami, akan datang dengan sangat amat memukul. Keadaan Gavi jauh dari baik, penyakit pikiran bermunculan. Seperti gatal gatal pada kulit yang berlebihan, rambut rontok, sampai nyeri persendian yang luar biasa. Semua penyakit itu muncul dalam sebulan terakhir ini. Sebegitu kepikirannya Gavi akan semua ini.

Bagaimana dengan Leonor? dengan sangat tidak enak hati Gavi meminta Leonor untuk tidak menghubunginya sampai dia kembali stabil secara emosional, jadi kira-kira sudah sebulan kurang dia tidak bertemu atau menghubungi Leonor. Itu juga salah satu pikirannya... Gavi ingin Leonor ada di sampingnya seperti biasa tapi Gavi merasa sekarang adalah saat-saat terakhir dia bisa berpikir sebelum benar-benar menyelesaikan karier sepakbolanya di usia muda.

Sebelumnya Gavi bukan seseorang peminum, apalagi perokok. Tapi beban di kepala Gavi membuat nya melakukan sesuatu yang jelas-jelas tidak akan dia lakukan ketika sedang stabil. Rokok menenangkan Gavi di tengah kekalutan.

Satu-satu nya yang datang ke apartment adalah Pedri, pertama kali Gavi diminta Felipe secara resmi menghentikan semua kegiatan sepakbolanya, Gavi menangis sepanjang jalan menuju apartment sambil menelepon Pedri. Gavi telah "hancur" ketika Pedri sampai di Barcelona sehabis melakukan babymoon dengan Lauren, tempat sampah penuh, kasur berantakan, baju dimana-mana, botol minuman berserakan, kamarnya lembab karena asap rokok. Bisa disimpulkan Gavi sedikit depresi karena dipaksa melepaskan karier sepakbolanya.

Saat itu Pedri hanya bilang "—mengakhiri karier bukan akhir dari segalanya. Lu masih bisa sesekali liat pertandingan atau bahkan ngasih piala, gue dan yang lain bersedia kok buat datang ke Palecio, yaa mungkin gak kita semua, tapi beberapa pasti seneng lu undang ke sana". Pedri juga berkata, "Leonor lebih liberal daripada sistem kerajaannya, lu pasti bisa ngelakuin apa yang lu pengen. Udah lah.. jangan jadi se-depresi ini saat lu akan menjadi Prince of Spain, main bola emang bagus tapi Pangeran Spanyol???? You rule the world!! gue ngerti itu buka passion lu tapi artinya lu berhasil mengikat Leonor. Bukannya itu yang lu pengen semejak pacaran? 'gue mau cepat-cepat keluar lapangan sialan ini dan nikah sama Leonor' itu kan yang sering lu omongin?"