31| After Everything

1.1K 57 13
                                    


Katedral Almudena, yang terletak di pusat Kota Madrid, menjadi saksi indahnya momen pemberkatan pernikahan Gavi dan Leonor. Melewati kaca katedral yang besar, cahaya matahari menyinari balai yang dihiasi dengan ratusan bunga segar. Tamu datang berbalut gaun dan jas, mereka berjalan dengan anggun menelusuri lorong-lorong katedral bertabur lampu kristal dan marmer yang menjulang tinggi, mencerminkan kemegahan yang tidak pernah luntur bagi Kerajaan Spanyol. Suasana penuh keagungan, diiringi musik klasik yang memainkan melodi indah, Ratu dan ribuan tokoh terkemuka duduk di tempat yang telah diatur sedemikian rupa, mereka tersenyum bahagia karena akan menyambut pasangan kerajaan baru di hadapan mereka.

C. de Ballen dipenuhi puluhan ribu rakyat yang ikut memeriahkan pernikahan. Orang-orang berkumpul, mengenakan pakaian terbaik mereka, sambil menunggu kereta kuda Princess Leonor dan Gavi memasuki pekarangan Katedral Almudena. Suasana di tengah Kota Madrid saat itu memberikan sentuhan kehangatan dan kegembiraan pada pernikahan Gavi dan Leonor. Kenyatannya rakyat mencintai Gavi dan Leonor, tidak hanya rakyat yang mengikuti "kerajaan" itu sendiri, tetapi para fans sepakbola juga ikut berkumpul di sepanjang jalan Kota Madrid. Bendera Spanyol berkibar di balcony cafe, di balcony apartment, di dahan pohon, hingga kota ini penuh dengan bendera.

Tiba waktunya pemberkatan dimulai, lonceng katedral bergemuruh, bersamaan dengan itu pintu utama katedral ditutup. Tamu undangan berdiri dan orchestra sudah di posisi siap memainkan lagu utama mereka, seiring prajurit memberikan aba-aba, Gavi masuk dengan tuxedo hitam beserta lencananya. Dengan gagah Gavi membelah ratusan mata yang menatap padanya menuju altar. Dari sudut kanan matanya dia dapat melihat Mama tak kuasa membendung air mata. Pemandangan itu membuat Gavi tambah nervous dari sebelumnya, tangisan Mama menampar Gavi dengan fakta dia akan benar-benar menjadi suami dari seorang putri kerajaan. Tanggung jawab yang sangat besar sebentar lagi akan dilimpahkan secara penuh kepadanya. Perasaan yang Gavi rasakan merupakan perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya, bahagia sudah pasti menyambut hari ini tetapi ada lebih banyak rasa yang membuat tubuh Gavi gemetar dibuatnya.

Genderang perang bisa bersanding dengan jantung Gavi di momen ini, degupnya mengisi hening sebelum Leonor dipersilahkan keluar untuk bersatu dengannya. Detik berikutnya, Leonor, yang diantar oleh King Felipe, berjalan dengan langkah yang lembut keluar dari antero katedral. Dibalut dengan gaun putih yang dipenuhi berlian, riasan wajah dan tataan rambut yang indah, serta buket bunga segar yang dia genggang, Leonor memukau semua orang di katedral tersebut. Bahkan Gavi bisa mendengar sorakan rakyat yang berada di luar katedral, selain itu dengan sedikit mengintip Gavi bisa melihat para tamu yang tampak kagum begitu Leonor melintas di depan mereka.

Begitu Leonor sampai di sebelah Gavi, King Felipe memberikan tangan Leonor kepada Gavi. Alur wajah Felipe menggambarkan berbagai perasaan yang campur aduk, ujung matanya membendung air mata haru, dan suara bergetar ketika mengatakan, "Take care of my precious daughter, she is the love of my life". Gavi mengerti bahwa tentunya tidak mudah bagi seorang Ayah melepaskan anak perempuan pertamanya kepada laki-laki lain, cemas pasti dirasakan begitu anaknya akan tinggal bersama suami dan mengurus rumah tangganya sendiri, bahagia melihat putrinya bahagia menikahi orang yang sangat dia sayangi, sedih yang mendalam karena tidak bisa setiap hari bertemu dengan anaknya lagi, dan berbagai perasaan lain pasti menghantui Felipe.

Pendeta mengambil alih acaranya dan meminta Gavi terlebih dahulu diikuti Leonor mengikuti kata-katanya dalam mengucapkan sumpah pernikahan.

Dalam genggaman tangan pasangan tersebut, Gavi tak henti mengelus tangan Leonor dengan lembut, cara itu membuat hatinya lebih tenang untuk mulutnya mengucapkan sumpah. Ketika Pendeta meminta mereka saling berhadapan, mata mereka bertemu. Tepat setelah Pendeta membacakan sumpah, Gavi memberikan senyum kepada Leonor. Dari situ Leonor seolah mendapatkan kepastian atas kegelisahan yang dia rasakan sebelumnya, senyuman Gavi memberikan arti kepada Leonor seperti 'Kamu dengar baik-baik janji ini, aku tidak hanya berjanji dengan mulutku. Setelah aku mengucapkannya kamu bisa pegang dan percaya itu sampai kapanpun.'

"In the name of God, I, Pablo Martin Paez Gavira, take you, Leonor de Todos los Santos de Borbón y Ortiz, to be my wife, to have and to hold from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish, until parted by death. This is my solemn vow."

Selanjutnya Leonor, Pendeta membacakan sumpah diikuti Leonor.

"In the name of God,

I, Leonor de Todos los Santos de Borbón y Ortiz,

take you, Pablo Martin Paez Gavira,

to be my husband,

to have and to hold from this day forward,

for better, for worse,

for richer, for poorer,

in sickness and in health,

to love and to cherish,

until parted by death.

This is my solemn vow."

Pendeta memberkati cincin yang akan disematkan kedua pengantin di jari pasangannya. Gavi memasangkan cincin pernikahan pada jari Leonor, Leonor juga melakukan hal yang sama. Setelahnya Pendeta meminta mereka berpegangan tangan dan dia membalut genggaman tangan Gavi dan Leonor dengan seutas tali sambil berdoa. Upacara pernikahan dianggap telah selesai ketika Pendeta mempersilahkan Gavi mencium Leonor, "You may now kiss The Bride,". Seluruh hadirin bertepuk tangan dan bersorak ketika melihat kedua mempelai berciuman.

Prajurit mengarahkan Gavi dan Leonor untuk berjalan menuju pelataran katedral, mereka menyapa masyarakat yang turut meluangkan waktu untuk hadir dan turun berbahagia atas pernikahan mereka. Begitu kereta kuda datang, mereka menaiki kereta untuk kembali ke Palecio sambil menyapa masyarakat.

"Leonor," panggil Gavi saat Leonor sedang asik melihat ribuan orang yang hadir pada pernikahannya, Gavi justru lebih memilih untuk memandangi Leonor. Istrinya sangat cantik hari ini, hati kecil Gavi sebenarnya bersumpah serapah sejak tadi karena LEONOR SANGAT CANTIK HARI INI dan sialnya tidak ada yang bisa Gavi lakukan untuk menyampaikannya kegelisahannya. Begitu Leonor memalingkan wajahnya dari orang-orang tersebut, jari-jari Gavi menyapu milik Leonor yang sejak tadi tidak mau dia lepas. Mereka berdua melemparkan senyuman pada satu sama lain.

Sampailah mereka di Palecio. Sambil menunggu keluarga besar datang secara lengkap, Gavi dan Leonor diantar oleh Alessandro menuju ruangan tempat mereka bisa duduk dan beristirahat sejenak sebelum makan siang. "Silahkan.." ucap Alessandro. Gavi mengucapkan terima kasih setelahnya.

Ketika Alessandro sudah pergi, Gavi mencium Leonor dengan tergesa-gesa. Kedua tangannya dia letakan di kedua sisi wajah Leonor, hampir menutupi muka istrinya tersebut. Leonor menyambut antusiasme Gavi dengan meletakan kedua tangannya pada dada Gavi. Keduanya mencari ruang untuk bisa menyeimbangi satu sama lain. Decapan yang mereka buat memenuhi ruangan tersebut. Kegiatan mereka berhasil membuat Gavi maupun Leonor merasakan panas menggairahkan menjalar di seluruh tubuh mereka. "Daritadi aku gabisa berhenti mikir buat cium kamu," ungkap Gavi diikuti tawa kering karena merasa malu dengan apa yang barusan dia katakan. Laki-laki itu juga meletakan melingkarkan tangannya membalut pinggal ramping Leonor.

"Thank you sayang? atas pujiannya???? lihat ini berantakan." Leonor mengelap bekas lipstick di bibir Gavi. Dia tidak bisa berhenti tersenyum mengingat laki-laki di depannya sekarang (akhirnya) menjadi suaminya.

Gavi mengambil tangan Leonor, sambil menatap mata indah miliknya. Mata yang tidak pernah bosan untuk dipandang dan tidak pernah cukup menerima pujian atas keindahannya.  Selama beberapa detik tidak ada yang ingin berbicara, Gavi maupun Leonor merasa sangat nyaman hanya dengan memandang pasangan mereka. Sesekali Gavi mencuri ciuman di kepala, dahi, pipi, dan kedua tangan Leonor. "Thank you for being here, you are my guiding light when life threw me into the darkest. There are tons of why i choose you to be my wife. You've come into my life like a blessing, then my whole world revolves around you. I'm happy we made it."









Updated!
I've realized, i am that kind of perfectionist author,
who is not easy to feel sattisfied with my own.
Well, this part must be the most important yet
awaited for all the reader. I apolagized if this part
is not worth enough to wait.
Aku sengaja paksain untuk upload hari inii karena
hari ini ulang tahun akuu so i decided to share
piece of my happiness to yoou. Semoga kalian
enjoy dan ikut senang bacanya!!

always youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang