22| Sunset, You, and Me

1K 64 10
                                    


Pasca pertandingan selesai, Gavi menemui Leonor dan membawanya masuk ke mobil laki-laki itu. Camp Nou sedang dipenuhi penonton jadi Gavi merasa tidak aman jika mereka berbicara di dalam.

"Aku kabur dari Palecio.." Leonor lekas membuka suara begitu mereka sudah duduk di dalam mobil. Leonor tampak tergesa-gesa mengatakannya kepada Gavi, dia ingin Gavi tau bahwa dia telah berjuang untuk bisa datang ke sini. Leonor sudah kalah banyak sekarang, dia pasti dimarahi, Alessandro hampir membunuhnya, intinya Leonor sudah melanggar banyak peraturan kerajaan demi bisa bertemu Gavi. Leonor mengakui, dia sangat irasional, tidak bertanggung jawab, kekanakan, menggampangkan, dan semua itu tidak mencerminkan dia adalah k calon ratu. Namun kita sedang membicarakan perasaan, tidak ada yang masuk akal di sana, begitupun Leonor yang dengan gilanya datang ke Camp Nou.

Gavi tersenyum melihat kepanikan Leonor, sangat menggemaskan menurutnya. "Wow wow wow santai babe, untuk apa kamu sampai kabur dari Palecio?" pertanyaan retoris, Gavi hanya ingin Leonor mendramatisir keadaan ini, dia serasa di atas awan ketika Leonor melakukannya.

"Aku gak bisa membiarkan hubungan kita kayak gini," jelas Leonor. Dia sadar Gavi sudah tidak marah kepadanya, tujuannya tercapai.

Si Laki-laki mengangkat kedua alisnya, dia puas dengan jawaban Leonor. "Jadi, kamu ke Camp Nou gak bilang orang tua kamu?" Gavi kembali bertanya.

Yang ditanya hanya mengangguk, di mata Gavi Leonor terlihat seperti anak kecil.

"Nakal." tukas Gavi.

Leonor membalas Gavi dengan senyum terbaiknya, baru kali ini Leonor merasa sangat bangga karena dia melanggar peraturan.

Selanjutnya tidak ada omongan dari Gavi maupun Leonor. Hati mereka berbunga-bunga karena bertemu dengan satu sama lain. Gavi merutuki dirinya sendiri karena Leonor terlihat sangat cantik mengenakan jersey miliknya, kekasihnya selalu bertambah cantik setiap kali mereka bertemu, hal itu membuat Gavi tidak bisa menyangkal perasaannya.

"Princess," panggil Gavi.

Leonor yang tengah memainkan tangannya karena gugup beralih ke Gavi. Ada beberapa detik mereka menyelam ke dalam mata indah pasangan mereka. "Kamu cantik hari ini." terasa berbeda ketika Gavi yang mengatakannya, hatinya mau meledak sangking tidak bisa menahan perasaan ini.

"Y-you kidding me? hubungan kita di ujung tanduk and all you think about is how pretty i am?" Leonor protes (untuk menyembunyikan kegugupannya).

Kedua bahu Gavi menegang, dia tidak menggoda, serius, siapa yang bisa tahan jika Leonor benar-benar cantik dan perempuan dengan paras secantik itu duduk di depannya. "Itu spontan, okay? mataku sangat menyukai apa yang dia lihat. Apa itu salah?" dasar budak cinta yang nol logika.

"Menyebalkan, but thanks.." Leonor sengaja mengecilkan suaranya saat berterima kasih.

"Setelah dua hari... kita break, bagaimana keadaan kamu sekarang?" Leonor sudah tidak tahan dengan basa-basi mereka dari tadi. Leonor mengerti Gavi mungkin tidak nyaman dengan pertanyaannya tapi dia masih mau mengetahui kelanjutan dari mereka.

"Lebih tenang, masih mencoba menerima, tapi overall sudah membaik karena kamu menonton match hari ini." Gavi selalu kalah jika menyangkut Leonor. Semua jadi tidak berarti ketika Leonor datang menontonnya bermain, sepak bola merupakan hidupnya dan Leonor duduk di kursi penonton, memperhatikannya bermain, ikut berselebrasi pada kemenangan timnya, apakah ada yang lebih baik dari itu?

"At the end kamu setuju tindakan kaburku ini kan." ujar Leonor.

"Setuju, tapi lain kali aku akan memarahimu jika melakukan itu lagi." Gavi memperingati Leonor, dia tidak suka ketika Leonor bertingkah karena dirinya. Bukan karena dia tidak mau namanya terseret, tapi Leonor sangat berharga untuk keluarganya. Gavi juga ingin mereka memiliki hubungan yang berdampak positif untuk keduanya.

always youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang