23| Romantic Dramas

1.1K 62 9
                                    

(Part ini menceritakan kilas hubungan Gavi dan Leonor selama enam tahun)


2028

"Kak, can you stop muter-muter like that? i can't focus on my book?" Sofia jengah melihat Leonor yang terus berputar-putar mengelilingi ruangan, tidak hanya itu, Leonor juga akan dengan heboh menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur lalu bangun kembali, berulang-ulang. Kericuhan yang dibuat Leonor membuat Sofia gagal paham dengan buku yang tengah dia baca.

Leonor cemberut, "Sofia, this is MY room. If you get distrubed here, back to your room then. If you decided to stay here, keep your protest and let's mind our own business." dia membalas protes Sofia, adiknya ini mengapa suka menyebalkan sih? tidak mau diganggu tapi suka sekali berada di kamarnya. Semuanya terbukti ketika Sofia sama sekali tidak bergerak dari tempatnya dan kembali membaca.

Jadi sekarang Leonor sedang risau, Gavi jadi sangat menyebalkan dan tidak mau menghubunginya. Ini semua hanya karena Leonor meninggalkannya saat facetime karena sesuatu yang urgent. Gavi marah. Leonor berfikir apakah itu masuk akal? Gavi adalah orang yang selalu pengertian kepada kondisinya. Namun sekarang berbeda, Gavi jadi lebih sensitif dan terasa seperti mencari kesalahan Leonor untuk meninggalkannya.

"Sofi, aku gak bisa selalu ke Camp Nou setiap ada masalah kan? tapi maksud Gavi apa coba marah, terus gak nelepon gak ngechat tapi aktif instagram. Aku bingung kalo kayak gini, salah aku apa? sampe dia segitunya. Gak pernah dia kayak gini." Leonor mengadu kepada Sofia, biarkan adiknya tau masalahnya dengan Gavi, Leonor ingin menyampaikan semua unek-uneknya.

Sofia memutarkan matanya, drama lagi drama lagi, batinnya.

"Kak aku bersyukur kamu berpacaran dengan seorang pemain bola, kehidupanmu jadi tidak membosankan." ujar Sofia, at least she really mean it. Sejak berpacaran dengan Gavi alur hidup kakaknya jadi lebih naik turun dan "hidup" ketimbang sebelumnya.

Tatapan kesal Leonor menghujami Sofia, "Go to hell! i'm serious.". Leonor tambah kesel. Pmsnya pertama, kondisi itu sangat mempengaruhi emosi. Kedua, Gavi, kekasihnya yang sedikit bajingan, oh maaf dia memang jadi sering berkata kasar ketika keram di perutnya tak kunjung reda.

"Ah sudahlah, aku mau mencari udara segar." Leonor bergegas megambil coatnya dan meninggalkan Sofia. Dia mau pergi ke suatu tempat, yang kali ini bukan Camp Nou, persetan Gavi, perutnya tidak enak, perasaannya tidak nyaman, kasurnya terasa keras, dan Gavi sama sekali tidak ada di masa-masa sulitnya itu.

Pintu kamar Leonor tertutup menyisakan Sofia dan buku-bukunya. Sofia menghela nafas dalam, "she's getting emotional day by day,"

...

Leonor pergi ke pacuan kuda, tujuannya bukan untuk menonton, dia ingin melihat Atlas, kuda kesayangannya. Leonor sangat suka berkuda, dia mengenal aktifitas berkuda lebih lama dibandingkan olahraga favouritenya yaitu ski. Rasanya sudah sangat lama sejak Leonor menunggangi Atlas. Dia diberi tahu Alessandro bahwa kudanya itu akan mengikuti pertandingan seminggu lagi, maka dari itu Atlas ada di sini. Leonor menghampiri Jeri, penanggung jawab dan pelatih Atlas. "Selamat siang Jeri," sapa Leonor untuk Jeri yang sedang menyisir ekornya Atlas.

"Selamat siang Tuan Putri— oh kamu tidak perlu menjabat tanganku, mereka sangat kotor." ucap Jeri, Leonor menyukai energi Jeri, dia selalu semangat dan beraura positif. Usia telah memakan hitam rambutnya tapi semangat muda itu masih ada di sana, mengurusi hewan terlihat menyenangkan dibanding berurusan dengan manusia.

always youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang