Gavi terbangun dengan senyum merekah di kedua sisi bibirnya, hatinya berbunga karena tadi malam Leonor stay di apartment Gavi dan menemaninya hingga berganti hari. Mereka berdua melakukan hal yang simple seperti memesan pasta untuk mengisi perut mereka yang keroncongan, menonton series kesukaan Gavi, dan bertukar cerita tentang mereka sambil berpelukan di sofa. Gavi tidak menyesal meninggalkan party ulang tahunnya, rasanya sangat sempurna menghabiskan sisa hari ulang tahunmu dengan orang yang special. Apalagi Gavi dan Leonor belum lama berpacaran, mereka sedang sangat menikmati perasaan sayang terhadap satu sama lain.
Itulah mengapa di pagi hari suasana hati Gavi menjadi sangat baik. Dia beranjak dari tempat tidur dan ternyata di luar sudah ada Pedri. Gavi lantas melihat ke arah jam dinding, pantas saja Pedri sudah duduk di sofa apartmentnya, dia bangun pukul 11. Pedri sendiri tidak menyadari keberadaan Gavi karena terlalu fokus dengan handphone di genggamannya.
"Pagi-pagi udah disini, kayak gapunya rumah." celetuk Gavi sambil membuka kulkasnya, dia mencari salad buatan Mamanya untuk dimakan sebagai sarapan.
Pedri sempat terkejut dengan kehadiran Gavi yang tiba-tiba, namun dia kembali berekspresi datar. Tidak biasanya Pedri menjadi seserius ini. "Lo liat deh apa yang lo lakuin semalem," ucap Pedri.
Gavi memasukan lettuce ke dalam mulutnya, logikanya masih belum berjalan mendengar ucapan Pedri. "Emang kenapa?" tanya Gavi, dia merasa bersama Leonor hingga larut malam bukanlah sebuah kejutan atau topik baru, he means she's his girlfriend.
"Buka aja handphone lo," saran Pedri dengan tatapan jengkel seolah mengatakan dasar orang ini dunia sudah setengah hancur dan dia tidak tahu apa-apa.
Mendengarkan Pedri, Gavi buru-buru mengambil handphonenya di kamar, pantas saja gak ada yang mengganggunya, ternyata dia men-airplane mode handphonenya. Begitu mematikan airplane mode, ribuan notif berlomba-lomba masuk.
You are living your best life man!
Congratulation Gavi!!!!
You are blessed
Jantung Gavi turun ke lambung waktu matanya melihat tagline berita bertuliskan dia dan Leonor tertangkap kamera tengah keluar dari club bersama-sama. Seluruh dunia jelas terguncang oleh berita ini, Gavi mengecheck twitter, instagram, dan semua media bola, penuh dengan fotonya dan Leonor. Gavi sadar dia dalam masalah besar. Tidak hanya sampai disitu, ternyata Leonor sudah puluhan kali meneleponnya.
Bingung adalah kata yang bisa menggambarkan situasi Gavi sekarang, dia bingung melebihi takut ketika ada 10.2 juta orang dari seluruh dunia menulis twit tentang dia dan Leonor. Semuanya berputar di kepala laki-laki itu. Sangking blanknya Gavi, dia nyamperin Pedri. "Ped, gue harus ngapain ya?" tanya Gavi yang gatau harus ngapain, tubuhnya otomatis bergetar mendapat perhatian sebanyak ini. Ditambah dia tidak tau bagaimana tanggapan keluarga kerajaan, apa habis ini dia dan Leonor akan dipisahkan? itu ketakutan terbesar Gavi.
"Sekarang lo tenangin diri lo dulu, mandi, terus kita ke Palecio sekarang juga. Ini harus diomongin bareng pihak Leonor." Pedri kalo lagi ke pepet ada bijaknya juga ya.
Bagai adik yang nurut, Gavi mencoba memakan saladnya walaupun perasaannya tengah kacau. Setelah memasukan lima suap kedalam mulutnya Gavi bergegas ke kamar mandi, dan bersiap-siap. Ketika Gavi sudah siap, beserta dengan pedri mereka keluar dari apartmen. Di luar ternyata sudah ada ratusan orang yang menunggu Gavi, benar-benar kacau situasinya. Namun Pedri sudah meminta semua security apartmen untuk memberikan jalan kepada mereka, jadi walaupun padat dengan skill mengemudi Pedri mereka dapat pergi dari sana.
Gavi sendiri sudah pucat pasi melihat banyaknya paparazi yang memotret mereka, flash kamera ada dimana-mana dan orang di luar mendesak mobil yang mereka gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
always you
FanfictionNyatanya setelah ditimpa rumor, Gavi dan Leonor tetap tidak memiliki hubungan seperti yang diharapkan orang-orang. Lambat laun semua rumor itu mereda dan akhirnya hilang termakan waktu, begitupun euphoria orang-orang yang mendukung mereka. Namun sia...