Wise Man Says : Pedri

858 37 6
                                    

Special part buat yang udah nunggu dua minggu.
Warning 3000+ words! enjoy🥂

Dia selalu mengatakan, "wanita adalah barometer kedewasaan diri." Entah Pedri mengatakannya saat sedang mabuk atau apa.

Laki-laki ini dipenuhi dengan banyak rasa penasaran, sedikit empati kepada perempuan, dan kepercayaan diri yang berlebihan akan "semua perempuan bisa dia miliki". Di balik Pedri yang terlihat perhatian dengan teman setimnya, tidak sedikit hati perempuan yang telah dia sakiti. Bahkan Pedri memutuskan untuk tidak pernah kembali ke salah satu club yang biasa dia kunjungi, karena dia jelas akan dibakar hidup-hidup oleh semua perempuan di sana. Tanpa disadari Pedri telah berhubungan panas dengan hampir semua perempuan disana, keadaannya jadi memuakan karena ruang geraknya menjadi terbatas. Namun memang Pedri pantas mendapat ruang gerak terbatasnya, dia sudah melebihi brengsek, mengencani mereka lalu meninggalkan dengan alasan "bosan".

"Oh dude! bahkan gue gak bawa-bawa pacaran, hubungan romantis, menjadi seorang kekasih— blablabla. Mereka menuntut," Pedri mengungkapkan kepelikannya kepada Ferran.

Ferran pun tidak bisa untuk tidak memutarkan kedua bola matanya, dia jengah menanggapi sahabat problematic-nya ini. Kepala Pedri jelas bermasalah, begitupun hati nuraninya. Sering Ferran berusaha menasehati Pedri tapi ketika itu dia lakukan, Pedri berbicara serasa lebih pintar soal wanita daripada dirinya. "Gak semua orang punya pemikiran bebas kayak lo, Ped. Masih banyak perempuan yang menganggap status dan kepastian itu penting." ucap Ferran.

"Tapi mereka gak seharusnya mengharapkan 'status dan kepastian' dari orang yang mereka temui di club kan? mereka tau dong presentase penjahat wanita di tempat itu jauh lebih banyak daripada mereka yang baik. Atau mereka gak tau?" lihat, Pedri lebih pintar soal ini.

"Phft jadi lo ngelabelin diri lo sebagai 'penjahat wanita' nih sekarang? hahaha," Ferran putus asa dengan kelakuan Pedri.

Obrolan mereka berlanjut seperti biasa, Pedri sibuk membela diri dan Ferran terus menyerang dari segala sisi. Perdebatan kecil mereka terhenti karena handphone Pedri berbunyi. Ferran tebak, ini pasti salah satu mainannya. Lagi dan lagi Ferran hanya bisa menggaruk rambutnya yang tidak gatal, oh sumpah kepalanya pusing memikirkan bagaimana caranya dia bisa melindungi anak perempuannya dari laki-laki berjenis seperti Pedri di masa yang akan datang.

"Hai—" Kebiasaan. Tidak mengingat nama perempuan yang sedang dia kencani.

"AH-YA Viona!"

Sisanya hanya Pedri yang banyak memuji perempuan itu dan berbicara seolah perempuan yang ada di telepon menarik perhatiannya. Viona menagih janji Pedri, dia berjanji akan mengajak Viona pergi waktu itu. Mau tidak mau yaa Pedri mengiyakan, dia tidak mau terlihat seperti pecundang yang tak memegang janji, padahal dia sepenuhnya lupa siapa Viona.

"C'mon bro! kita mau main ps." ucap Ferran saat sambungan telepon ditutup oleh Pedri, jelas-jelas Ferran datang jauh-jauh untuk bermain. Yang diprotes cuma nyengir tanpa rasa bersalah.

"Ngertiin kondisi laki-laki sendiri ini Ferran, dia lapuk, kering, tidak bergairah." balas Pedri dramatis, Ferran menanggapi ucapan Pedri dengan muka jengah—seriusan dia bilang kering?

...

Pedri terlambat— dia selalu begitu, membuat perempuan menunggu adalah salah satu taktiknya dan dia merasa menang ketika dinantikan seperti itu. Saat dia mau masuk ke dalam cafe tempat dia dan Viona akan bertemu, handphone laki-laki itu berdering. Kali ini Pedri tau siapa yang meneleponnya, Regina. Pedri bertemu dengan Regina tepat di cafe seberang Pompeu Fabra, universitas terbaik di Kota Barcelona. Pertama kali bertemu Regina persis analisis Pedri, typical "genius", dia mengambil jurusan Biomedical Engineering International Barchelor dan dia semacam yang terbaik disana. Setau Pedri medical student biasanya terlihat lusuh, memiliki mata panda tebal, tidak menyisir rambut, dan itu semua membuat mereka tidak terlihat menarik secara fisik, namun berbeda dengan Regina, itulah yang membuat Pedri tertarik padanya.

always youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang